DPRD soroti perencanaan pembangunan di Seruyan

id Dprd seruyan, seruyan, kuala pembuang, pembangunan wakil ketua dprd seruyan, bambang yantoko, golongan karya, partai golkar

DPRD soroti perencanaan pembangunan di Seruyan

Wakil Ketua I DPRD Seruyan, Bambang Yantoko saat mengikuti rapat paripurna melalui konferensi video di ruang kerjanya baru-baru ini. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Kuala Pembuang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah Bambang Yantoko menilai, jika perencanaan pembangunan yang dirancang oleh pemerintah kabupaten setempat belum efisien.

”Ada beberapa hal yang melatarbelakangi dan juga dapat terlihat dari situasi yang saat ini terjadi,” kata Bambang Yantoko di Kuala Pembuang, Senin.

Menurutnya, berdasarkan dengan apa yang dirinya pelajari terhadap anggaran saat ini, pada 2020 terjadi perombakan anggaran secara besar-besaran dan ia menilai, jika hal tersebut terjadi bukan hanya karena pandemi COVID-19 saja.

"Dari pagu anggaran yang kami ketok untuk tahun anggaran 2020 ini, sekitar Rp1,4 triliun lebih. Jika ada rasionalisasi anggaran untuk penanganan COVID-19, anggap saja sekitar Rp50 miliar, saya rasa itu tidak ada apa-apanya, hanya rasionalisasi seperti biasa," ungkapnya.

Akan tetapi, dalam perencanaan yang dilakukan oleh pemkab tersebut tidak mengacu pada efisiensi, dengan perencanaan program yang terlalu berlebihan.

Ditambah dengan pemasangan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terlalu tinggi, yang mana hal tersebut tidak mengacu pada kondisi dan kesulitan di lapangan.

Politisi Partai Golongan Karya ini menambahkan, pihaknya secara kelembagaan, tentunya terus mendorong apa yang menjadi kebijakan dari pemkab, khususnya yang bertujuan untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Hanya saja itu sudah beberapa kali saya khawatirkan, target PAD itu sudah tidak realistis menurut saya. Setelah tiga bulan berjalan pemkab merasa tidak mampu memenuhi hal tersebut, kalau saya tidak salah, pada Maret kemarin itu baru terealisasi sekitar delapan miliar," ungkapnya.

Maka dari itu, ia menambahkan, tidak heran jika akan terjadi rasionalisasi anggaran dan tidak hanya diakibatkan karena adanya COVID-19, namun juga beberapa program yang tidak terealisasi karena banyak target yang tidak tercapai.