Sampit (ANTARA) - Tingginya harga daging sapi dan ayam di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, tidak terlalu berdampak terhadap minat masyarakat untuk membelinya.
"Harganya memang lebih tinggi dari biasanya, tapi karena saya memang perlu untuk persiapan hari raya Idul Fitri nanti makanya saya tetap membeli," kata Nisa, warga Sampit, Kamis.
Pantauan di pasar subuh di Jalan MT Haryono pada Kamis malam, pembeli cukup ramai. Penjualan daging sapi dan ayam terlihat cukup banyak pembeli antre.
Daging sapi dijual dengan harga Rp150.000 /kg, iga sapi Rp130.000 /kg dan tulangan Rp90.0000 /kg, sedangkan ayam potong Rp40.000 /kg. Harga ini lebih tinggi dibanding kondisi normal yaitu daging sapi biasanya dijual Rp130.000 /kg dan ayam potong Rp25.000 /kg.
Meningkatnya pembeli karena masyarakat mempersiapkan hidangan saat Lebaran nanti. Meski kondisi daerah yang masih sangat rawan akibat pandemi COVID-19, namun pasar tradisional dipadati warga yang ingin berbelanja sembako maupun pakaian untuk menyambut Lebaran.
Hanya, dengan tingginya harga daging sapi dan ayam saat ini, warga mengurangi jumlah pembelian sesuai kemampuan. Masyarakat harus bisa menerima fakta bahwa saat ini harga kebutuhan umumnya naik.
"Saya membeli daging untuk dibuat pentol bakso yang nantinya disuguhkan saat hari Lebaran nanti. Tapi harganya saat ini sudah mahal. Daging sapi dan ayam sama-sama sedang naik harganya," jelas Maria, warga lainnya.
Pedagang beralasan kenaikan harga sudah terjadi di tingkat distributor. Otomatis, pedagang di Sampit juga harus menyesuaikan harga agar bisa tetap mendapatkan keuntungan meski tidak banyak.
Baca juga: Pemkab Kotim belum putuskan soal shalat Idul Fitri
Seperti diketahui, hingga saat ini pemenuhan sebagian kebutuhan konsumsi masyarakat Kotawaringin Timur, masih didatangkan dari luar daerah. Seperti halnya pemenuhan daging sapi, setiap tahun diperkirakan ada 5000 ekor dari luar daerah.
"Hari ini harganya seperti itu (Rp40.000 /kg. Kalau besok, harganya mungkin naik lagi karena memang barangnya terbatas," kata salah seorang pedagang ayam.
Bupati H Supian Hadi mengimbau masyarakat, khususnya pedagang untuk tidak memanfaatkan pandemi COVID-19 untuk mendapatkan keuntungan secara tidak wajar karena akan merugikan masyarakat.
"Dalam situasi seperti sekarang, mari kita saling membantu. Saya juga meminta kepada seluruh pedagang untuk mengedukasi masyarakat supaya turut peduli dalam mencegah penularan COVID-19," demikian Supian Hadi.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi pencapaian WTP keenam kali
Baca juga: 58 desa di Kotim belum penuhi syarat pencairan BLT-DD