Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah didorong membuat terobosan dan solusi inovatif untuk memulihkan ekonomi masyarakat yang saat ini terpuruk akibat terdampak pandemi COVID-19.
"Untuk di Kotim, saya perkirakan kondisi ekonomi masyarakat kita tidak akan mampu bertahan lebih dari tiga bulan lagi. Kalau pandemi COVID-19 berlarut-larut, akan timbul dampak sosial signifikan yang membuat masyarakat menderita," kata anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah di Sampit, Jumat.
Politisi muda Partai Golkar yang berlatar belakang seorang pengusaha ini menyebutkan, pandemi COVID-19 menimbulkan dampak yang luas dan parah. Tidak hanya mengancam keselamatan, pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang cukup serius.
Indikatornya sangat mudah dilihat yakni banyaknya tempat usaha yang tutup, seperti rumah makan, kafe, tempat hiburan, pedagang pasar tradisional dan lainnya. Bahkan kini semakin banyak perusahaan yang tak mampu bertahan sehingga mereka memilih memberhentikan karyawan mereka.
Kondisi ini berdampak pula terhadap kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kini banyak warga yang tidak lagi mendapatkan penghasilan sehingga mereka sangat berharap pada bantuan pemerintah, setidaknya hingga kondisi kembali normal.
Bupati selaku kepala daerah diharapkan mencari solusi dan menjalankannya agar ekonomi kerakyatan kembali menggeliat. Perlu program-program pemberdayaan sangat diperlukan agar ekonomi kecil kembali bangkit.
Riskon mendukung pemerintah kabupaten mengizinkan masyarakat membuka kembali usaha mereka, namun tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan mencegah COVID-19. Harapannya, secara perlahan perekonomian masyarakat kembali bangkit dan terus membaik.
Baca juga: Ini isi rekomendasi DPRD Kotim mengkritisi capaian pembangunan
Politisi akrab disapa Eko yakin masyarakat Kotawaringin Timur akan mengikuti aturan jika tempat usaha mereka kembali buka secara normal. Dia yakin masyarakat sadar betul bahwa dampak COVID-19 sangat berbahaya sehingga virus mematikan itu memang harus dihindari.
Riskon menilai, kebijakan pemerintah pusat yang bersiap memberlakukan 'New Normal' bersama pemerintah daerah, salah satunya juga karena pertimbangan keprihatinan atas anjloknya perekonomian dan negara dianggap tak mampu bertahan lebih lama, melihat dampak ekonomi yang merosot tajam.
Untuk itu diambil kebijakan yang sebelumnya mungkin sangat dihindari. Penegasannya adalah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Ekonomi masyarakat harus kembali berdenyut dan bangkit. Pemerintah harus mendorong bangkitnya ekonomi kerakyatan. Namun tentu, protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, tidak bersentuhan, sering mencuci tangan dan anjuran lainnya, wajib dilaksanakan agar terhindar dari COVID-19," demikian Riskon.
Baca juga: Warga Kotim datangi bank berharap ikut dapat bantuan
Baca juga: Penumpang dan ABK jalani rapid test di Pelabuhan Sampit
Berita Terkait
Pemkab Kotim minta seluruh aparatur desa didaftarkan jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
Rabu, 18 Desember 2024 13:30 Wib
Komisi III sebut perlunya terobosan untuk atasi kekurangan dokter di Kotim
Selasa, 17 Desember 2024 21:26 Wib
Pemkab Kotim uji coba Swalayan UMKM Sampit
Selasa, 17 Desember 2024 21:08 Wib
Lapas Sampit laksanakan penandatanganan putusan pengadilan 30 warga binaan
Selasa, 17 Desember 2024 21:02 Wib
Bupati Kotim instruksikan evaluasi target pendapatan
Selasa, 17 Desember 2024 20:39 Wib
Lagi tren, sensasi menikmati durian langsung di kebun
Selasa, 17 Desember 2024 19:59 Wib
Pemkab Kotim pastikan inflasi terkendali jelang Natal dan Tahun Baru
Selasa, 17 Desember 2024 16:37 Wib
Pemkab Kotim normalisasi sungai tangani banjir di wilayah selatan
Selasa, 17 Desember 2024 10:00 Wib