Pemkab Kotim akan membeli alat tes swab

id Pemkab Kotim akan membeli alat tes swab, Pemkab Kotim, bupati Kotim, bupati sampit, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

Pemkab Kotim akan membeli alat tes swab

Bupati H Supian Hadi dan Wakil Bupati HM Taufiq Mukri saat menghadiri pelantikan tujuh kepala desa yang dipusatkan di Kecamatan Cempaga Hulu, Rabu (17/6/2020).  ANTARA/HO-Prokom KP Setda Kotim

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah berencana membeli alat tes swab untuk memudahkan pemeriksaan spesimen warga yang dinilai berisiko terjangkit COVID-19.

"Empat hari lalu sudah dibicarakan. Sedang sedang dikoordinasikan di luar daerah yang terdapat alat tes swab portabel. Ini sudah dibahas secara aturan, alhamdulillah ternyata bisa," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Rabu.

Supian tidak merinci jenis dan berapa perkiraan harga alat tes swab yang akan dibeli. Namun menurutnya, alat ini sangat penting untuk mendapatkan hasil pemeriksaan swab dalam waktu singkat.

Dia menyebutkan, saat ini sudah ada alat tes swab portabel atau mudah dipindahkan sehingga bisa dibawa saat pemeriksaan hingga ke kecamatan. Dalam waktu sekitar 30 menit, hasil tes swab sudah bisa diketahui apakah spesimen yang diperiksa tersebut positif terpapar COVID-19 atau tidak.

Sejauh ini, pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur melakukan deteksi dini dengan cara melakukan tes cepat atau "rapid test". Namun diketahui, hasil tes cepat belum final karena untuk memastikannya harus diuji melalui pemeriksaan dengan sistem swab.

Baca juga: Pemerintah desa di Kotim didorong optimalkan penyerapan anggaran pembangunan

Selama ini Gugus Tugas harus mengirim spesimen untuk diuji swab ke laboratorium di sejumlah daerah seperti Surabaya, Banjarbaru Kalimantan Selatan maupun Palangka Raya. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan swab, harus menunggu beberapa hari karena banyaknya antrean pemeriksaan spesimen.

Kondisi ini diakui cukup rawan jika orang yang diperiksa spesimennya ternyata positif COVID-19, sementara dia belum dikarantina atau dirawat di ruang isolasi sehingga berisiko terjadi penularan kepada orang lain.

"Mudah-mudahan ini bisa kita realisasikan sehingga bisa meningkatkan upaya dalam penanganan dan memutus mata rantai COVID-19. Pemerintah terus berupaya keras menangani COVID-19," harap Supian Hadi.

Disinggung terkait ketersediaan alat tes cepat "rapid test", Supian menyebut persediaan tersisa sekitar 600 buah. Saat ini pihaknya sedang memesan alat tersebut karena masih sangat dibutuhkan.

Baca juga: Bayi tiga bulan di Kotim terjangkit COVID-19 dari sang ibu

Baca juga: Wisata kuliner kembali menggeliat di tengah pandemi COVID-19