Jakarta (ANTARA) - Linkin Park memberi pernyataan tak pernah mendukung Donald Trump terkait dengan penggunaan lagu milik mereka dalam sebuah iklan kampanye tanpa izin.
Pada hari Sabtu (18/7), Twitter menghapus video kampanye yang menampilkan cover lagu Linkin Park 2002 "In the End" karena mendapat keluhan hak cipta. Iklan video tersebut, awalnya diunggah oleh direktur media sosial Gedung Putih, Dan Scavino, kemudian di-retweet oleh Trump,
"Linkin Park tidak dan tidak akan mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya untuk menggunakan musik kami. Pemberitahuan soal penghapusan telah dikeluarkan," kata Linkin Park melalui Twitter, dilansir The Hollywood Reporter, Senin.
Baca juga: Tur Asia, Mike Shinoda Linkin Park singgah di Indonesia
Baca juga: Tiket konser Mike Shinoda dijual mulai Rp350.000
Baca juga: Mike Shinoda ungkap kemungkinan Linkin Park cari vokalis baru
Twitter langsung menghapus video kampanye setelah menerima pemberitahuan Akta Hak Cipta Milinium Digital dari Machine Shop Entertainment atau perusahaan tata kelola yang dimiliki Linkin Park. Video ini menggunakan lagu yang di-cover oleh Tommee Profitt dan menampilkan Jung Youth serta Fleurie.
Sementara itu, Youth yang vokalnya muncul dalam video kampanye tersebut mengaku sangat tidak setuju karena Trump telah menggunakan lagu tanpa izin.
"Sebelumnya hari ini saya mengetahui bahwa Trump secara ilegal menggunakan lagu penutup yang saya ada di dalamnya pada sebuah video propaganda yang ia tweet," ujar Youth.
"Siapa pun yang mengenal saya tahu saya menentang keras kefanatikan dan rasisme. Banyak cinta untuk semua orang di komunitas Twitter yang membantu menurunkan videonya," kata Youth melanjutkan.
Vokalis Linkin Park, Chester Bennington yang meninggal pada 2017, juga sangat kesal terhadap Trump. Sekitar enam bulan sebelum kematiannya, ia mengatakan bahwa Trump merupakan ancaman terbesar rakyat Amerika.
"Saya ulangi; Trump adalah ancaman yang lebih besar ke AS daripada terorisme!! Kita harus mengambil kembali suara kita dan membela apa yang kita yakini," kata Chester melalui Twitter.
Ini bukan pertama kalinya Trump diancam dengan tindakan hukum karena menggunakan musik artis tanpa persetujuan. Selama bertahun-tahun, puluhan tindakan lainnya telah dikeluarkan atas penggunaan musik yang tidak sah, termasuk dari Tom Petty, Neil Young, R.E.M., Rihanna, Pharrell, Guns N 'Roses, dan Steven Tyler.
Berita Terkait
Park Seo-joon bicara tentang kesehatan mental pria dan manfaat olahraga
Kamis, 31 Oktober 2024 9:40 Wib
Emi Martinez mengaku telinganya sakit karena bisingnya Villa Park
Kamis, 3 Oktober 2024 14:45 Wib
Linkin Park umumkan dua anggota baru serta tur dunia 'From Zero'
Jumat, 6 September 2024 15:59 Wib
Park Bo-gum alami cedera saat syuting serial drama 'Good Boy'
Kamis, 29 Agustus 2024 11:00 Wib
Jokowi disambut ribuan warga saat kunjungi Mall The Park Kendari
Senin, 13 Mei 2024 12:34 Wib
Film 'Wonderland' dibintangi oleh Park Bo Gum dan Suzy
Kamis, 9 Mei 2024 20:09 Wib
Newcastle United naik peringkat usai hajar Tottenham
Sabtu, 13 April 2024 22:17 Wib
Puluhan personel Polresta Palangka Raya amankan sejumlah wisata
Kamis, 11 April 2024 17:50 Wib