Operasi khusus tangani transmisi lokal COVID-19 di Parenggean

id Operasi khusus tangani transmisi lokal COVID-19 di Parenggean, pemkab Kotim, Kotawaringin Timur, Sampit, Kotim, Multazam

Operasi khusus tangani transmisi lokal COVID-19 di Parenggean

Petugas memulai operasi khusus penanganan COVID-19 di Kecamatan Parenggean, Senin (3/8/2020). ANTARA/HO-Gugus TugasĀ 

Sampit (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melaksanakan operasi khusus untuk menangani tingginya transmisi lokal COVID-19 di Kecamatan Parenggean.

"Kami nyatakan sudah terjadi transmisi lokal. Kami berharap mata rantai penularan ini bisa diputus dengan dibantu peran serta masyarakat," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Senin.

Kasus positif COVID-19 di Kecamatan Parenggean melonjak tajam. Hingga saat ini sudah ada 12 warganya yang dirawat, bahkan Minggu (2/8) kemarin seorang staf Puskesmas Parenggean meninggal dunia di ruang isolasi penanganan COVID-19 RSUD dr Murjani Sampit.

Untuk itulah operasi khusus ini perlu dilakukan untuk menghentikan penularan virus mematikan tersebut. Operasi dimulai hari ini karena dinilai sudah memungkinkan, khususnya dari segi personel.

Sebanyak 16 personel dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur dikirim ke Parenggean. Seluruh personel yang diturunkan menggunakan alat pelindung diri lengkap. 

Langkah pertama yang dilakukan adalah desinfeksi massal dan pengetatan penggunaan masker berkoordinasi dengan TNI dan Polri. TNI menurunkan 10 personel didukung personel tambahan dari Polsek setempat. 

Tes cepat atau "rapid test" juga dilakukan secara bergerak ke lokasi-lokasi yang dinilai rawan penularan. Langkah yang bertujuan untuk pemetaan potensi sebaran penularan ini diharapkan bisa selesai dalam tiga hari ke depan.

Pergerakan orang dari zona merah juga menjadi perhatian, khususnya dalam hal transportasi. Penelusuran kasus sejauh ini, memang banyak pedagang karena mereka banyak melakukan perjalanan ke daerah zona merah.

"Kami lihat klusternya itu berada tidak jauh dari tempat keramaian. Berarti itu selain tidak disiplin menggunakan masker, juga tidak disiplin dalam menjaga jarak fisik. Bahkan kami mensinyalir ada satu desa yang akan kami atensi juga yang lokasinya sekitar delapan kilometer dari pusat Kecamatan Parenggean," jelas Multazam

Baca juga: DPRD Kotim sesalkan perbaikan jalan lingkar selatan belum tuntas

Multazam menambahkan, hasil pantauan menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat Parenggean untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, masih perlu lebih ditingkatkan.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk melindungi diri dan keluarga dari penularan COVID-19. Masyarakat jangan menganggap remeh karena kasus penularan COVID-19 di Parenggean terus meningkat.

Sementara itu, dikabarkan ada seorang pasien yang meninggal dunia di RSUD dr Murjani Sampit harus dimakamkan dengan protokol penanganan COVID-19. Pasien tersebut awalnya dirujuk ke rumah sakit karena kecelakaan lalu lintas, namun saat diperiksa menggunakan "rapid test" hasilnya reaktif sehingga langsung diisolasi.

Saat menjalani perawatan, pria itu meninggal dunia. Pemeriksaan swab masih menunggu hasilnya untuk mengetahui apakah positif COVID-19 atau tidak.

Sementara itu, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 sebanyak 69 orang, terdiri dari 50 orang sembuh, 14 orang masih dirawat dan lima orang meninggal dunia.

Baca juga: Ketua DPRD Kotim beri semangat masyarakat kembangkan pertanian

Baca juga: Ini tanggapan Legislator Kotim terkait wacana bantuan ponsel untuk pelajar

Baca juga: Belajar bersama di Museum Kayu Sampit disambut antusias