Tradisi bubur asyura meriahkan tahun baru Islam di Sampit

id Tradisi bubur asyura meriahkan tahun baru Islam di Sampit, pemkab Kotim, Rody Kamislam, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, Asyura, bubur asyura, tahun

Tradisi bubur asyura meriahkan tahun baru Islam di Sampit

Pelaksana Tugas Camat Baamang Rody Kamislam dan Lurah Baamang Hulu Kasmojoyo ikut mengaduk bubur asyura bersama warga Jalan Baamang I Kelurahan Baamang Hulu, Sabtu (22/8/2020). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Tradisi memeriahkan tibanya 1 Muharam atau tahun baru Islam masih dijalankan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, salah satunya di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang yang menggelar tradisi membuat bubur asyura.

"Kami menyambut positif kegiatan membuat bubur asyura. Ini merupakan murni inisiatif masyarakat dan dilaksanakan oleh masyarakat. Kami dari pemerintah kecamatan dan kelurahan tentu sangat mendukung ini," kata Pelaksana Tugas Camat Baamang, Rody Kamislam didampingi Lurah Baamang Hulu, Kasmojoyo di Sampit, Sabtu.

Warga bergotong-royong membuat bubur asyura. Para ibu-ibu bersama-sama membuat bubur asyura, sedangkan kaum laki-laki bergotong-royong mendirikan tenda dan menyiapkan proses acara yakni pembacaan doa bersama yang dilaksanakan di Jalan Baamang I.

Turut hadir Ketua Tim Penggerak PKK Kotawaringin Timur Khairiyah Halikinnor dan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Irawati. Para undangan berbaur bersama warga mengikuti proses pembuatan bubur asyura.

Rody Kamislam mengatakan, kegiatan rutin ini biasanya dilaksanakan secara besar-besaran dengan menutup sebagian jalan di lokasi itu. Namun karena pandemi COVID-19 masih terjadi, tradisi ini digelar terbatas hanya diikuti masyarakat sekitar.

"Kegiatan ini juga bermanfaat positif untuk mempererat tali silaturahmi antara warga. Ini juga sekaligus mendukung program pemerintah di bidang pariwisata," ujar Rody yang juga Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur.

Bubur asyura dibuat dari 40 jenis bahan seperti sayur, jagung, kacang-kacangan dan lainnya. Prosesnya tidak jauh dari cara membuat bubur pada umumnya, namun yang membedakan hanya pada banyaknya jumlah bahan yang digunakan, serta waktu pembuatannya yang biasanya dilaksanakan pada awal bulan Muharam.

"Hari ini kami membuat bubur dari 30 kilogram beras. Alhamdulillah warga sangat antusias membantu karena ini memang sudah menjadi tradisi kami di sini, hanya saja tahun ini tidak digelar besar-besaran karena sedang terjadi pandemi COVID-19," kata Rusmini.

Tradisi membuat bubur asyura ini biasanya dilaksanakan pada 10 Muharam nanti, namun sengaja dilaksanakan warga setempat pada hari ini dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam atau 1 Muharam 1442 Hijriah pada Kamis (20/8) lalu.

Baca juga: Penderita COVID-19 Kotim kembali melonjak, terbanyak di Parenggean

Selain itu, kegiatan ini digelar hari ini karena pada 10 Muharam nanti akan ada lagi kegiatan serupa di kelurahan yang sama namun di lokasi berbeda. Di hari yang sama nanti, tradisi membuat bubur asyura juga akan dilaksanakan di sejumlah tempat lainnya di Sampit.

"Ini bagian dari tradisi masyarakat yang terus kami laksanakan hingga saat ini. Kami berharap kegiatan ini bisa memeriahkan tahun baru Islam ini, meski digelar secara terbatas karena harus menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19," ujar Musthofa atau akrab disapa Topan, tokoh pemuda setempat.

Sementara itu usai bubur asyura matang, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama dipimpin tokoh agama setempat. Selanjutnya, warga bersama-sama menyantap bubur asyura tersebut.

Usai seremonial acara selesai, warga datang silih berganti datang ke lokasi acara untuk meminta bubur asyura. Panitia pun dengan senang hati menyiapkan dan membagikan ribuan porsi bubur asyura kepada masyarakat.

Baca juga: Bupati Kotim minta maaf banyak pembangunan ditunda

Baca juga: ASN Kotim diimbau fokus bekerja tanpa terlibat politik praktis