Seorang pelajar SMP hilang di Sungai Mentaya
Sampit (ANTARA) - Seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah hilang diduga tenggelam di Sungai Mentaya usai bermain di sebuah dermaga di Jalan Iskandar 30 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pada Rabu (16/9) sore.
"Sampai pagi ini belum ada tanda-tanda. Pencarian masih dilakukan," kata Kepala Badan SAR Nasional Pos Sampit, Suprapto di Sampit, Kamis.
Bocah berusia sekitar 13 tahun yang masih duduk di bangku SMP itu awalnya mandi di sungai bersama teman-temannya. Menjelang magrib, satu per satu dari mereka selesai mandi dan pulang.
Mereka tidak menyadari ada satu teman mereka yang tidak terlihat. Menurut informasi, korban belum terlalu mahir berenang namun sudah sering mandi di sungai.
Hingga Magrib, korban belum juga pulang ke rumah. Hal itu membuat keluarga khawatir dan mencari keberadaan korban. Mereka menanyakan kepada teman-teman korban namun tidak ada yang mengetahui.
Keluarga bersama warga kemudian memutuskan mencari ke sungai, tempat di mana korban mandi. Pencarian dilakukan di sekitar dermaga sebuah pabrik karet karena terakhir kali korban terlihat mandi di tempat itu.
Belum dipastikan apakah korban memang tenggelam atau hilang. Pencarian di sungai dilakukan karena tidak ada yang melihat apakah korban sudah naik ke darat atau tidak, setelah mandi berenang.
Pencarian dilakukan sejak malam hari oleh warga bersama tim gabungan dengan menyisir sungai sekitar lokasi korban terakhir kali diketahui mandi berenang bersama rekan-rekannya.
Baca juga: Fraksi Golkar DPRD Kotim soroti lambannya penanganan korban banjir
Pencarian dilanjutkan pagi Kamis pagi oleh warga bersama tim gabungan. Area pencarian pun diperluas. Ramainya lalu lintas kapal di sekitar lokasi, turut mempengaruhi pergerakan petugas dalam melakukan pencarian.
"Warga tahunya anak itu mandi berenang, makanya disimpulkan bahwa pencarian dilakukan di sungai. Mudah-mudahan saja segera ditemukan," kata Jono, warga setempat.
Sementara itu, tepat sepekan lalu kecelakaan air juga terjadi di Sungai Mentaya. Seorang nakhoda bernama Saipul Bahri (60) meninggal dunia setelah tugboat penarik tongkang bermuatan kayu gelondongan yang dikemudikannya, karam akibat tabrakan beruntun dari belakang oleh KM Surya Pertiwi.
Peristiwa itu terjadi Rabu (9/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Kapal yang terlibat tabrakan adalah KM Surya Pertiwi dengan tongkang dan tugboat AIK GADIS/TK. GS5. Jenazah nakhoda itu baru ditemukan Jumat (11/9) pagi, tidak jauh dari lokasi dia tenggelam bersama kapalnya.
Baca juga: Fraksi-fraksi DPRD Kotim setujui RAPBD Perubahan 2020
Baca juga: Pekerja sawit di Kotim ditemukan meninggal di kebun yang kebanjiran
"Sampai pagi ini belum ada tanda-tanda. Pencarian masih dilakukan," kata Kepala Badan SAR Nasional Pos Sampit, Suprapto di Sampit, Kamis.
Bocah berusia sekitar 13 tahun yang masih duduk di bangku SMP itu awalnya mandi di sungai bersama teman-temannya. Menjelang magrib, satu per satu dari mereka selesai mandi dan pulang.
Mereka tidak menyadari ada satu teman mereka yang tidak terlihat. Menurut informasi, korban belum terlalu mahir berenang namun sudah sering mandi di sungai.
Hingga Magrib, korban belum juga pulang ke rumah. Hal itu membuat keluarga khawatir dan mencari keberadaan korban. Mereka menanyakan kepada teman-teman korban namun tidak ada yang mengetahui.
Keluarga bersama warga kemudian memutuskan mencari ke sungai, tempat di mana korban mandi. Pencarian dilakukan di sekitar dermaga sebuah pabrik karet karena terakhir kali korban terlihat mandi di tempat itu.
Belum dipastikan apakah korban memang tenggelam atau hilang. Pencarian di sungai dilakukan karena tidak ada yang melihat apakah korban sudah naik ke darat atau tidak, setelah mandi berenang.
Pencarian dilakukan sejak malam hari oleh warga bersama tim gabungan dengan menyisir sungai sekitar lokasi korban terakhir kali diketahui mandi berenang bersama rekan-rekannya.
Baca juga: Fraksi Golkar DPRD Kotim soroti lambannya penanganan korban banjir
Pencarian dilanjutkan pagi Kamis pagi oleh warga bersama tim gabungan. Area pencarian pun diperluas. Ramainya lalu lintas kapal di sekitar lokasi, turut mempengaruhi pergerakan petugas dalam melakukan pencarian.
"Warga tahunya anak itu mandi berenang, makanya disimpulkan bahwa pencarian dilakukan di sungai. Mudah-mudahan saja segera ditemukan," kata Jono, warga setempat.
Sementara itu, tepat sepekan lalu kecelakaan air juga terjadi di Sungai Mentaya. Seorang nakhoda bernama Saipul Bahri (60) meninggal dunia setelah tugboat penarik tongkang bermuatan kayu gelondongan yang dikemudikannya, karam akibat tabrakan beruntun dari belakang oleh KM Surya Pertiwi.
Peristiwa itu terjadi Rabu (9/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Kapal yang terlibat tabrakan adalah KM Surya Pertiwi dengan tongkang dan tugboat AIK GADIS/TK. GS5. Jenazah nakhoda itu baru ditemukan Jumat (11/9) pagi, tidak jauh dari lokasi dia tenggelam bersama kapalnya.
Baca juga: Fraksi-fraksi DPRD Kotim setujui RAPBD Perubahan 2020
Baca juga: Pekerja sawit di Kotim ditemukan meninggal di kebun yang kebanjiran