Vaksin jadi harapan pulihkan kondisi Kotim
Sampit (ANTARA) - Rencana pemberian vaksin COVID-19 secara massal menjadi harapan besar pemerintah daerah dan masyarakat dalam memulihkan kondisi Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah di tengah pandemi virus mematikan tersebut.
"Informasinya Kalteng akan dibantu 1,8 juta vaksin. Untuk tahap awal akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan karena mereka garda terdepan dan paling berisiko. Tapi nanti semua juga diberikan," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Kamis.
Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020, menimbulkan dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Selain banyak warga yang menjadi korban, pandemi ini juga telah berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat karena hampir semua sektor itu terganggu.
Vaksin menjadi harapan semua pihak untuk mengatasi pandemi COVID-19. Terlebih bagi Kotawaringin Timur, diharapkan ada perubahan besar yang positif di tengah meningkatnya kasus baru COVID-19 dan pasien COVID-19 yang meninggal dunia.
Namun berdasarkan hasil survei, kata Multazam, rencana pemberian vaksin tersebut disambut beragam oleh masyarakat. Ada yang menerima, setengah menerima dan ada pula yang tidak menerima.
Untuk itulah sebelum pemberian vaksin dimulai, pemerintah pusat dan daerah, termasuk melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, gencar melakukan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin tersebut.
Sosialisasi itu juga disampaikan Multazam saat menjadi narasumber dalam webinar bertema 'Vaksin aman masyarakat sehat' pada Rabu (2/12). Turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini yaitu Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto.
Multazam berharap masyarakat dapat menerima program vaksinasi COVID-19 nantinya. Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Selama ini Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur banyak dibantu PMI, khususnya untuk skrining warga yang reaktif COVID-19. Selama November ada 12 pasien meninggal dunia. Ekonomi mikro ikut terganggu. Penegakan disiplin mematuhi protokol kesehatan akan lebih baik jika dengan kesadaran sendiri," kata Multazam.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto menjelaskan berdasarkan gambaran klinis, WHO menyatakan penderita COVID-19 ternyata sekitar 18 persen tanpa gejala, 62 persen gejala ringan, 15 persen gejala berat dan 5 persen kondisi kritis.
Baca juga: Bea Cukai Sampit dan Ditpolairud Polda Kalteng intensifkan patroli bersama
Gejala awal biasanya muncul dalam 3 sampai 8 hari. Namun hasil survei juga menunjukkan bahwa penderita COVID-19 berusia 20 sampai 29 tahun cenderung tanpa gejala.
Vaksin menghasilkan antibodi yang bisa melawan atau menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Vaksinasi nantinya diharapkan membuat interaksi antar manusia bisa berjalan normal kembali seperti semula.
Vaksin akan meningkatkan kekebalan tubuh yang bertahan sampai waktu tertentu. Namun, kekebalan dampak vaksin ada batasnya karena semakin lama akan semakin turun.
Pemberian vaksin rata-rata akan diberikan dua kali dalam rentang waktu 14 sampai 21 hari. Kejadian ikutan pasca pemberian vaksin juga akan diawasi.
"Dengan divaksin diharapkan muncul kekebalan pada sekelompok orang di dalam populasi sehingga berkurang potensi individu yang terpapar menularkan kepada mereka yang rentan. Kalau semakin banyak yang kebal maka virus akan hilang dengan sendirinya," demikian Yuendri.
Baca juga: Kotim siap dilibatkan dukung program 'Food Estate'
"Informasinya Kalteng akan dibantu 1,8 juta vaksin. Untuk tahap awal akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan karena mereka garda terdepan dan paling berisiko. Tapi nanti semua juga diberikan," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Kamis.
Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020, menimbulkan dampak yang luar biasa bagi masyarakat. Selain banyak warga yang menjadi korban, pandemi ini juga telah berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat karena hampir semua sektor itu terganggu.
Vaksin menjadi harapan semua pihak untuk mengatasi pandemi COVID-19. Terlebih bagi Kotawaringin Timur, diharapkan ada perubahan besar yang positif di tengah meningkatnya kasus baru COVID-19 dan pasien COVID-19 yang meninggal dunia.
Namun berdasarkan hasil survei, kata Multazam, rencana pemberian vaksin tersebut disambut beragam oleh masyarakat. Ada yang menerima, setengah menerima dan ada pula yang tidak menerima.
Untuk itulah sebelum pemberian vaksin dimulai, pemerintah pusat dan daerah, termasuk melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, gencar melakukan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin tersebut.
Sosialisasi itu juga disampaikan Multazam saat menjadi narasumber dalam webinar bertema 'Vaksin aman masyarakat sehat' pada Rabu (2/12). Turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini yaitu Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto.
Multazam berharap masyarakat dapat menerima program vaksinasi COVID-19 nantinya. Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Selama ini Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur banyak dibantu PMI, khususnya untuk skrining warga yang reaktif COVID-19. Selama November ada 12 pasien meninggal dunia. Ekonomi mikro ikut terganggu. Penegakan disiplin mematuhi protokol kesehatan akan lebih baik jika dengan kesadaran sendiri," kata Multazam.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto menjelaskan berdasarkan gambaran klinis, WHO menyatakan penderita COVID-19 ternyata sekitar 18 persen tanpa gejala, 62 persen gejala ringan, 15 persen gejala berat dan 5 persen kondisi kritis.
Baca juga: Bea Cukai Sampit dan Ditpolairud Polda Kalteng intensifkan patroli bersama
Gejala awal biasanya muncul dalam 3 sampai 8 hari. Namun hasil survei juga menunjukkan bahwa penderita COVID-19 berusia 20 sampai 29 tahun cenderung tanpa gejala.
Vaksin menghasilkan antibodi yang bisa melawan atau menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Vaksinasi nantinya diharapkan membuat interaksi antar manusia bisa berjalan normal kembali seperti semula.
Vaksin akan meningkatkan kekebalan tubuh yang bertahan sampai waktu tertentu. Namun, kekebalan dampak vaksin ada batasnya karena semakin lama akan semakin turun.
Pemberian vaksin rata-rata akan diberikan dua kali dalam rentang waktu 14 sampai 21 hari. Kejadian ikutan pasca pemberian vaksin juga akan diawasi.
"Dengan divaksin diharapkan muncul kekebalan pada sekelompok orang di dalam populasi sehingga berkurang potensi individu yang terpapar menularkan kepada mereka yang rentan. Kalau semakin banyak yang kebal maka virus akan hilang dengan sendirinya," demikian Yuendri.
Baca juga: Kotim siap dilibatkan dukung program 'Food Estate'