Wilayah selatan Kotim rawan angin kencang

id Wilayah selatan Kotim rawan angin kencang, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, BMKG Sampit

Wilayah selatan Kotim rawan angin kencang

Pantai Ujung Pandaran di selimuti mendung dan ombak pantai yang lebih kuat dari biasanya, Minggu (10/1/2021). Warga memadati objek wisata yang berjarak sekitar 85 kilometer di selatan pusat Kota Sampit tersebut. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, diimbau mewaspadai cuaca buruk di antaranya berupa angin kencang yang rawan terjadi, khususnya di wilayah selatan.

"Saat ini untuk daerah rawan munculnya angin kencang yakni Kotim bagian selatan," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, Suci Priatin Ningsih di Sampit, Senin.

BMKG mengimbau masyarakat dan semua pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini. Potensi angin kencang juga harus diwaspadai karena bisa membahayakan keselamatan.

Berdasarkan rilis BMKG, sejak Oktober 2020 lembaga ini telah memprediksikan bahwa saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 93 persen dari 342 zona musim telah memasuki musim hujan. Puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021.

Sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021

Perlu diwaspadai tujuh hari ke depan diprediksikan potensi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai terutama untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

"Kalimantan Tengah termasuk wilayah yang juga diimbau mewaspadai cuaca ekstrem tersebut," kata Suci.

Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG juga menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari kedepan. Ini diharapkan menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat, khususnya dampaknya yang menimbulkan potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang.

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir adalah Aceh Barat Daya, Tapanuli-Sumut, Indragiri-Riau, Pesisir Selatan dan Solok-Sumbar, Bungo dan Kerinci-Jambi, Bangka-Belitung, Lampung Barat, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian barat dan timur, Jawa Tengah bagian timur wilayah pesisir utara serta bagian tengah dan barat, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda.

Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, dan Papua bagian barat dan tengah juga diprediksikan berpotensi banjir.

Baca juga: Penataan ruang Kotim tetap memperhatikan dunia usaha

Selain itu, masyarakat dan pengelola pelayaran juga diminta untuk terus memonitor informasi BMKG, guna selalu mewaspadai peringatan dini gelombang tinggi khususnya pada tanggal 10 hingga 13 Januari 2021.

Diprediksi tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan NTB, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Sementara itu gelombang dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang. Sedangkan tinggi gelombang lebih dari 6,0 meter (extrem sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Bagi cuaca penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG yang disampaikan Desember lalu dan selalu diperbaharui, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.

Potensi pembentukan awan CB tersebut terutama di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua.

"BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," demikian Suci.

Baca juga: Hairis akan gantikan Rudini jabat Wakil Ketua DPRD Kotim