Kepala BRGM panen perdana padi di Desa Talio

id Kepala BRGM panen perdana padi di Desa Talio, pulang pisau, panen

Kepala BRGM panen perdana padi di Desa Talio

Kepala BRGM (tiga dari kanan) Hartono Prawiraatmadja melihat langsung penggilingan padi usai panen perdana di Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, Kamis (28/1/2021). ANTARA/Adi Wibowo

Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia (BRGM-RI) Hartono Prawiraatmadja bersama pejabat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melakukan panen perdana padi yang ditanam petani Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau

"Panen padi perdana ini seluas 40 hektare dari lahan seluas 121 hektare dengan masa tanam dari Oktober 2020 sampai Januari 2021, yang selama ini digarap di areal gambut," kata Hartono di Desa Talio Hulu, Kamis.

Dia mengatakan, kualitas padi yang ditanam di areal gambut seluas 121 hektare dan dipanen hanya 40 hektare, hasilnya lumayan bagus.

Dua mengakui, tidak semua varietas padi yang dihasilkan bagus, akibat curah hujan yang cukup ekstrem serta genangan air yang cukup tinggi di kawasan lahan persawahan, sedikit mengganggu kualitas padi tersebut.

"Ya intinya panen padi dari lahan 40 hektare ini belum sempurna, karena adanya gangguan dan serangan penyakit sehingga tidak sempurna hasilnya," ucap Hartono.

Ia juga mengakui, bahwa dimulainya penanaman padi Desa Talio Hulu yang tujuannya untuk meningkatkan perekonomian warga setempat serta menjadikan kawasan setempat lumbung pangan terlambat atau telat waktu penanamannya.

Menurutnya, keterlambatan waktu tersebutlah membuat hasil padi yang ditanam bersumber dari DIPA Anggaran Pendapatan Belanja Pusat (APBN) itu, kurang bagus.

"Namun meskipun demikian dalam panen padi perdana ini kalau dikalkulasikan mencapai lima sampai enam ton. Itu sudah termasuk sudah mantap. Biasanya kalau panen perdana sulit mencapai angka seperti itu," ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, Hartono dan rombongan juga akan mengevaluasi mengenai penyebab terganggunya pertumbuhan padi yang ditanam di lahan gambut tersebut. Terutama, masalah saluran pengairan yang selama ini harus diatur benar-benar, agar air di lokasi sawah tidak berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan padi.

"Persoalan pengairan di lokasi sawah tentunya akan jadi perhatian kami, sehingga pertumbuhan padi sesuai dengan harapan yang kita inginkan," demikian Hartono.

Baca juga: Sebagian kawasan food estate Pulpis-Kapuas belum bisa ditanami