Jakarta (ANTARA) - Instagram menghapus ratusan akun yang diretas dan dijual dengan nilai tinggi, demikian pula dengan Twitter dan TikTok yang mengambil tindakan tegas terkait praktik serupa.
Juru bicara Facebook, dikutip dari Reuters, Jumat, mengatakan mereka yang terlibat dalam praktik melanggar aturan ini berada dalam komunitas dengan nama OGUsers, yang memperdagangkan nama pengguna.
Nama pengguna, yang dijual seharga puluhan ribu dolar, itu seringkali merupakan kata-kata pendek karena langka, seperti @food atau huruf seperti @B. Perusahaan media sosial termasuk Instagram milik Facebook memiliki aturan yang melarang penjualan akun.
Baca juga: Instagram buat pembaruan antarmuka Stories untuk desktop
Baca juga: Instagram Live bisa untuk empat orang, Indonesia yang pertama
Orang-orang yang dituduh berpartisipasi dalam peretasan Twitter tahun lalu, saat banyak akun VIP dibajak, juga diduga memiliki hubungan dengan praktik ini dan forum OGUsers online.
Ini adalah pertama kalinya Facebook mengungkap tindakan tegas untuk aktivitas ini, meskipun mengatakan telah menghapus akun untuk praktik ini secara berkelanjutan.
Twitter dan aplikasi video pendek TikTok juga mengatakan mereka baru-baru ini mengambil tindakan terhadap OGUsers karena melanggar aturan mereka.
OGUsers sebelumnya telah mengatakan situs tersebut melarang akun yang diperoleh melalui peretasan untuk diperdagangkan.
Juru bicara Facebook mengatakan phishing dan SIM swap -- di mana peretas mendapatkan akses ke telepon untuk masuk ke akun yang terkait dengannya -- adalah cara populer untuk mencuri nama pengguna Instagram.
Tidak hanya itu, juru bicara mengatakan Facebook juga melihat peningkatan tindakan seperti laporan tidak benar tentang pelecehan dan pemerasan yang membutuhkan tanggapan polisi untuk merespons suatu alamat.
Facebook, yang bekerja sama dengan penegak hukum, mengatakan kebanyakan mereka yang terlibat dalam praktik ini adalah anak di bawah umur.
Facebook mengatakan telah mengirim surat penghentian akun kepada sekitar selusin orang di balik peretasan dan penjualan sekitar 400 akun.
Akun yang dinonaktifkan termasuk akun swappers, yang memindahkan nama pengguna ke akun Instagram baru, dan perantara, yang mengawasi transaksi antara pembeli dan penjual dan mengambil potongan uang, biasanya dalam bitcoin.
Twitter juga secara permanen menangguhkan sejumlah akun dari jaringan OGUsers, mengacu pada aturan kebijakan tentang manipulasi platform dan spam.
Juru bicara Twitter menambahkan penyelidikan tersebut dilakukan bersama-sama dengan Facebook.
Sementara itu, juru bicara TikTok mengatakan baru-baru ini membatalkan sejumlah nama pengguna yang didaftarkan oleh UGUsers dengan tujuan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
Berita Terkait
Benarkah Presiden Prabowo akan blokir TikTok Shop? Ini faktanya
Selasa, 26 November 2024 13:16 Wib
Diduga penistaan agama, tiga akun TikTok dilaporkan ke Polda Sumut
Rabu, 23 Oktober 2024 19:06 Wib
Sebanyak 60 orang keracunan makanan di kantor Tik Tok
Rabu, 31 Juli 2024 14:32 Wib
Erick Thohir siap pertemukan CEO TikTok dan YouTube dengan Presiden
Rabu, 31 Juli 2024 8:41 Wib
Menteri BUMN minta TikTok tingkatkan investasi di Indonesia
Rabu, 10 Juli 2024 17:52 Wib
TikTok berusaha atasi masalah pada akun-akun terkenal
Rabu, 5 Juni 2024 14:37 Wib
TikTok lakukan uji coba fitur unggahan konten video berdurasi 60 menit
Minggu, 26 Mei 2024 18:30 Wib
TikTok gugat pemerintah AS
Rabu, 8 Mei 2024 16:58 Wib