Keberanian sekuriti gereja hadang pelaku bom diapresiasi Kapolri
Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi keberanian sekuriti (petugas keamanan) Gereja Katedral Kota Makassar yang menghalangi pelaku bom bunuh diri agar tidak masuk ke dalam gereja.
"Kami merasa prihatin, sekarang (sekuriti-red) sedang dirawat di rumah sakit Polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," kata Kapolri dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu malam.
Kapolri bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, Kapolri dan Panglima menyempatkan diri mengunjungi korban ledakan bom yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Makassar.
Ia menyebutkan, bahwa ada dua orang korban terluka sudah selesai menjalani operasi.
Baca juga: Kapolri: Pelaku bom Gereja Katedral jaringan JAD
"Kondisi korban sudah sadar dan bisa diajak bicara," kata mantan Kabareskrim Polri itu.
Jenderal bintang empat itu juga mengungkapkan, bahwa pelaku bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan berasal dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," kata Sigit.
Menurut dia, pelaku bom bunuh diri yang tewas berjumlah dua orang terdiri atas laki-laki dan perempuan.
"Pelaku yang meninggal dunia ada 2 orang, laki-laki dan perempuan," katanya.
Mantan Kapolda Banten itu menyebutkan, inisial pelaku berjenis kelamin laki-laki yakni L. Sementara untuk pelaku perempuan masih diidentifikasi.
Kapolri pun meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik terkait aksi bom bunuh diri. Masyarakat diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.
Baca juga: Suami istri ceritakan saat nyaris terkena ledakan bom bunuh diri
"Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," kata Sigit.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan dua pelaku bom bunuh diri datang menggunakan sepeda motor metik dengan nomor polisi DD 5984 MD berboncengan hendak masuk ke dalam gereja.
Petugas sekuriti gereja yang mencurigai kedua pelaku lalu menghalanginya masuk ke dalam gereja, tak lama setelah itu terjadi ledakan.
Ledakan dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.20 WITA, data awal menyebutkan 2 korban meninggal diduga pelaku bom bunuh diri, dan 20 orang dari masyarakat umum serta sekuriti mengalami luka-luka.
Laporan dari Makassar menyebutkan ada sejumlah petugas keamanan (sekuriti) gereja yang terluka, salah satunya mencoba menghadang pelaku masuk dalam gereja.
Korban petugas keamanan (Satpam), diketahui bernama Cosman, mengalami luka bakar serius pada bagian wajahnya.
Petugas keamanan lainnya bernama Daeng Tampo (60), saat kejadian berada jauh dari lokasi ledakan, tapi juga terluka mengalami gagal pendengaran dampak dari ledakan bom tersebut.
Baca juga: Kapolda: Bom Gereja Katedral masuk kategori 'high explosive'
Baca juga: Polda Kalteng perketat penjagaan pasca ledakan di Makassar
Baca juga: Saksi mata bom bunuh diri duga pelaku seorang perempuan
"Kami merasa prihatin, sekarang (sekuriti-red) sedang dirawat di rumah sakit Polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," kata Kapolri dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu malam.
Kapolri bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam kunjungan tersebut, Kapolri dan Panglima menyempatkan diri mengunjungi korban ledakan bom yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Makassar.
Ia menyebutkan, bahwa ada dua orang korban terluka sudah selesai menjalani operasi.
Baca juga: Kapolri: Pelaku bom Gereja Katedral jaringan JAD
"Kondisi korban sudah sadar dan bisa diajak bicara," kata mantan Kabareskrim Polri itu.
Jenderal bintang empat itu juga mengungkapkan, bahwa pelaku bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan berasal dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," kata Sigit.
Menurut dia, pelaku bom bunuh diri yang tewas berjumlah dua orang terdiri atas laki-laki dan perempuan.
"Pelaku yang meninggal dunia ada 2 orang, laki-laki dan perempuan," katanya.
Mantan Kapolda Banten itu menyebutkan, inisial pelaku berjenis kelamin laki-laki yakni L. Sementara untuk pelaku perempuan masih diidentifikasi.
Kapolri pun meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik terkait aksi bom bunuh diri. Masyarakat diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.
Baca juga: Suami istri ceritakan saat nyaris terkena ledakan bom bunuh diri
"Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," kata Sigit.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan dua pelaku bom bunuh diri datang menggunakan sepeda motor metik dengan nomor polisi DD 5984 MD berboncengan hendak masuk ke dalam gereja.
Petugas sekuriti gereja yang mencurigai kedua pelaku lalu menghalanginya masuk ke dalam gereja, tak lama setelah itu terjadi ledakan.
Ledakan dilaporkan terjadi sekitar pukul 10.20 WITA, data awal menyebutkan 2 korban meninggal diduga pelaku bom bunuh diri, dan 20 orang dari masyarakat umum serta sekuriti mengalami luka-luka.
Laporan dari Makassar menyebutkan ada sejumlah petugas keamanan (sekuriti) gereja yang terluka, salah satunya mencoba menghadang pelaku masuk dalam gereja.
Korban petugas keamanan (Satpam), diketahui bernama Cosman, mengalami luka bakar serius pada bagian wajahnya.
Petugas keamanan lainnya bernama Daeng Tampo (60), saat kejadian berada jauh dari lokasi ledakan, tapi juga terluka mengalami gagal pendengaran dampak dari ledakan bom tersebut.
Baca juga: Kapolda: Bom Gereja Katedral masuk kategori 'high explosive'
Baca juga: Polda Kalteng perketat penjagaan pasca ledakan di Makassar
Baca juga: Saksi mata bom bunuh diri duga pelaku seorang perempuan