Hanya 44 koperasi di Barsel tercatat masih aktif

id Pemkab barsel, barito selatan, buntok, koperasi barsel, hary lelu, kalteng, kalimantan tengah

Hanya 44 koperasi di Barsel tercatat masih aktif

Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi pada Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Barito Selatan, Hary Lelu saat diwawancarai di Buntok, Rabu, (7/4/2021). (ANTARA/Bayu Ilmiawan)

Buntok (ANTARA) - Jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah hingga saat ini tercatat sebanyak 222 koperasi.

"Koperasi tersebut tersebar di enam kecamatan," kata Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi pada Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Barito Selatan, Hary Lelu di Buntok, Rabu.

Ia menjelaskan, dari jumlah tersebut hanya sebanyak 44 koperasi saja yang tercatat masih aktif, sedangkan 178 koperasi lainnya masih belum aktif.

Koperasi yang masih aktif bergerak dalam beberapa bidang, diantaranya pada usaha simpan pinjam, warung serba ada (waserba) dan lainnya.

Dari jumlah koperasi aktif itu lanjut dia, hanya sebanyak 10 koperasi saja yang sudah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada tahun buku 2020 lalu.

Penyebab hanya 10 koperasi yang baru melaksanakan RAT, karena adanya imbauan pemerintah pusat bahwa RAT dilaksanakan tidak melalui tatap muka secara langsung, tetapi virtual atau bisa juga dilakukan dengan mengundang perwakilan anggota koperasi dalam melaksanakan rapat tahunannya.

"Hasil RAT itu nantinya disampaikan kepada kita sebagai bahan untuk laporan yang akan disampaikan ke pemerintah pusat," tambahnya.

Ia menerangkan, adapun upaya-upaya yang dilakukan pihaknya agar koperasi bisa melakukan RAT sesuai imbauan dari pemerintah pusat, yaitu melakukan pembinaan dibantu empat orang petugas lapangan.

Sedangkan bagi koperasi yang tidak aktif, pihaknya tetap rutin turun langsung ke lapangan melaksanakan pembinaan, sekaligus ingin mengetahui apa yang menjadi permasalahan yang dihadapi saat ini.

"Pada kesempatan itu, kami juga memberikan solusi kepada koperasi tidak aktif supaya bisa mengaktifkan anggota-anggotanya lagi, sehingga bisa kembali melaksanakan kegiatan usahanya," terangnya.

Memang menurut Hary Lelu, di masa pandemi saat ini terutama koperasi simpan pinjam sangat kesulitan dalam memenuhi kewajiban pelunasan angsuran.