Tri Rismaharini ingin balai disabillitas produksi kursi roda elektrik
"Alat-alat Itu akan dibuat di seluruh Indonesia,"
Palembang (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menginginkan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Budi Perkasa Palembang dikembangkan menjadi sentra produksi kursi roda elektrik yang bisa semakin memudahkan aktifitas penyandang kebutuhan khusus.
"Ke depan bisa dikembangkan supaya di sini bisa untuk perakitan kursi roda seperti di Solo," kata Risma saat kunjungan ke BRSPDF Budi Perkasa Palembang, Selasa.
Menurutnya balai-balai disabilitas di Indonesia mulai diarahkan untuk membantu lebih banyak kalangan seperti lansia terlantar dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta dikembangkan lagi agar penyandang disabilitas lebih banyak menghasilkan karya.
Selain kursi roda elektrik khusus, Kemensos juga mendorong balai disabilitas mengembangkan berbagai teknologi seperti alarm khusus bagi tuna rungu dalam mendeteksi jarak kendaraan dan tongkat khusus tunanetra yang mampu mengantisipasi kondisi berbahaya.
"Alat-alat Itu akan dibuat di seluruh Indonesia," kata Risma menambahkan.
Sementara Kepala Balai RSPDF Budi Perkasa Palembang Iwan Nurcandra Setiawan menyatakan siap menjadi pilot project produksi kursi roda elektrik dan tenologi peralatan disabilitas lainnya di Pulau Sumatera.
"Ruangan untuk produksi sudah kami siapkan," katanya.
Namun, ia mengakui memproduksi kursi roda elektrik tidak mudah, pihaknya lebih dulu akan ke Solo untuk mempelajari produksi tersebut serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan ikut dalam proses produksi.
Sub Koordinator Bidang Assesment dan Advokasi Sosial Kemensos RI Elmiana menambahkan anggota Balai RSPDF Palembang akan dilibatkan langsung dalam pilot project tersebut baik yang residensial maupun yang melekat dalam komunitas dan keluarga.
"Balai RSPDF Budi Perkasa Palembang ada 2.275 anggota, 50 orang diantaranya residensial (menetap) di balai dan sisanya melekat di komunitas maupun keluarga," ujarnya.*
"Ke depan bisa dikembangkan supaya di sini bisa untuk perakitan kursi roda seperti di Solo," kata Risma saat kunjungan ke BRSPDF Budi Perkasa Palembang, Selasa.
Menurutnya balai-balai disabilitas di Indonesia mulai diarahkan untuk membantu lebih banyak kalangan seperti lansia terlantar dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta dikembangkan lagi agar penyandang disabilitas lebih banyak menghasilkan karya.
Selain kursi roda elektrik khusus, Kemensos juga mendorong balai disabilitas mengembangkan berbagai teknologi seperti alarm khusus bagi tuna rungu dalam mendeteksi jarak kendaraan dan tongkat khusus tunanetra yang mampu mengantisipasi kondisi berbahaya.
"Alat-alat Itu akan dibuat di seluruh Indonesia," kata Risma menambahkan.
Sementara Kepala Balai RSPDF Budi Perkasa Palembang Iwan Nurcandra Setiawan menyatakan siap menjadi pilot project produksi kursi roda elektrik dan tenologi peralatan disabilitas lainnya di Pulau Sumatera.
"Ruangan untuk produksi sudah kami siapkan," katanya.
Namun, ia mengakui memproduksi kursi roda elektrik tidak mudah, pihaknya lebih dulu akan ke Solo untuk mempelajari produksi tersebut serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan ikut dalam proses produksi.
Sub Koordinator Bidang Assesment dan Advokasi Sosial Kemensos RI Elmiana menambahkan anggota Balai RSPDF Palembang akan dilibatkan langsung dalam pilot project tersebut baik yang residensial maupun yang melekat dalam komunitas dan keluarga.
"Balai RSPDF Budi Perkasa Palembang ada 2.275 anggota, 50 orang diantaranya residensial (menetap) di balai dan sisanya melekat di komunitas maupun keluarga," ujarnya.*