Jenewa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengatakan belum memastikan perlunya suntikan penguat anti COVID-19 untuk mempertahankan perlindungan sampai data lebih lanjut dikumpulkan.
Produsen Pfizer berencana meminta regulator Amerika Serikat agar merestui suntikan vaksin penguat anti COVID-19 buatannya pada Agustus, kata ilmuwan utama perusahaan itu, Kamis (8/7).
Rencana itu berdasarkan pada bukti risiko infeksi ulang yang lebih besar enam bulan pascavaksinasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.
"Kami belum tahu apakah vaksin penguat akan diperlukan untuk memperkuat pertahanan melawan COVID-19 sampai data tambahan dikumpulkan, namun pertanyaan itu sedang dipertimbangkan oleh para peneliti," kata WHO melalui pernyataan dalam menanggapi pertanyaan Reuters.
"Ada keterbatasan data mengenai berapa lama perlindungan dari dosis vaksin COVID-19 saat ini berlangsung dan apakah dosis penguat akan memberikan manfaat dan diperuntukkan bagi siapa," katanya.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Berita Terkait
Dunia perlu kurangi asupan garam meja sebesar 30 persen
Kamis, 9 Maret 2023 21:55 Wib
Dunia bakal kekurangan 1-2 miliar alat suntik vaksin COVID di 2022
Selasa, 9 November 2021 23:11 Wib
Negara-negara Muslim minta PBB menyelidiki konflik Israel dan Palestina
Rabu, 26 Mei 2021 9:05 Wib
Vaksin COVID-19 Sinopharm disetujui WHO untuk penggunaan darurat
Sabtu, 8 Mei 2021 12:22 Wib
WHO: Negara miskin terima vaksin pertama COVID kuartal I
Sabtu, 16 Januari 2021 19:29 Wib
WHO: Tetap waspada bahkan jika kasus COVID-19 menurun
Sabtu, 28 November 2020 12:54 Wib
WHO: Eropa-Amerika Utara harus belajar dari Asia soal COVID-19
Selasa, 20 Oktober 2020 16:39 Wib
China dan AS absen, 156 gabung dalam skema global distribusi vaksin
Selasa, 22 September 2020 13:55 Wib