Insentif tenaga kesehatan Kotim segera dibayar
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Halikinnor mengakui ada keterlambatan insentif tenaga kesehatan di daerah itu namun dia menjanjikan segera dibayarkan.
"Itu karea administrasi dari puskesmas dan RSUD yang belum klir untuk pencairan makanya kita desak supaha segera diselesaikan. Sudah dikumpulkan semua kepala puskesmas dan RSUD se-Kotim. Insya Allah akhir bulan sudah dibayarkan," kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Penegasan itu disampaikan Halikinnor menanggapi keterlambatan pembayaran insentif tenaga kesehatan. Penjelasan ini juga disampaikan agar semua pihak mengetahui apa yang menjadi penyebab keterlambatan tersebut.
Masalah ini memang menjadi sorotan. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan sejumlah daerah terkait masih rendahnya realisasi penanganan COVID-19 dan insentif tenaga kesehatan.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Tengah meminta kepada pemerintah provinsi untuk mengingatkan pemerintah daerah agar segera menyalurkan dana penanganan COVID-19.
Ada empat daerah di Kalimantan Tengah yang saat itu disebutkan belum merealisasikan pembayaran insentif tenaga kesehatan yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Utara dan Barito Selatan.
Halikinnor mengatakan, tidak ada niat pemerintah daerah menunda-nunda pencairan insentif tenaga kesehatan. Keterlambatan ini karena masalah administrasi dari instansi masing-masing.
Selama ini pemerintah daerah berusaha semaksimal mungkin memperhatikan tenaga kesehatan. Pemerintah menyadari bahwa peran tenaga kesehatan sangat penting dan menjadi garda terdepan menangani pasien COVID-19.
Pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kerja keras tenaga kesehatan yang rela berkorban menghadapi risiko terpapar COVID-19 serta tanpa kenal lelah dan waktu.
Baca juga: Perusahaan di Kotim diminta bantu pekerja lokal tingkatkan kemampuan
Dia berharap tidak ada lagi kendala sehingga insentif tenaga kesehatan bisa segera dicairkan. Kabar rencana pencairan insentif itu juga sempat disampaikan Halikinnor kepada tenaga kesehatan yang sedang melayani vaksinasi COVID-19 secara massal di atrium Citimall Sampit pada Kamis (22/7) lalu.
"Anggaran kita ada untuk penanganan COVID-19. Kalau pun kurang, pasti kita upayakan semaksimal mungkin. Kami tidak ingin penanganan COVID-19 tidak maksimal karena terkendala anggaran. Semua kita upayakan semaksimal mungkin," demikian Halikinnor.
Sementara itu berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Minggu siang, terdapat 63 orang pasien sembuh, namun ada 30 pasien baru dan ada empat orang meninggal dunia.
Secara keseluruhan kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 4.123 kasus, terdiri dari 3.653 kasus sembuh, 338 orang masih ditangani dan 132 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pelamar CASN Pemkab Kotim sudah 3.318 orang
"Itu karea administrasi dari puskesmas dan RSUD yang belum klir untuk pencairan makanya kita desak supaha segera diselesaikan. Sudah dikumpulkan semua kepala puskesmas dan RSUD se-Kotim. Insya Allah akhir bulan sudah dibayarkan," kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Penegasan itu disampaikan Halikinnor menanggapi keterlambatan pembayaran insentif tenaga kesehatan. Penjelasan ini juga disampaikan agar semua pihak mengetahui apa yang menjadi penyebab keterlambatan tersebut.
Masalah ini memang menjadi sorotan. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan sejumlah daerah terkait masih rendahnya realisasi penanganan COVID-19 dan insentif tenaga kesehatan.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Tengah meminta kepada pemerintah provinsi untuk mengingatkan pemerintah daerah agar segera menyalurkan dana penanganan COVID-19.
Ada empat daerah di Kalimantan Tengah yang saat itu disebutkan belum merealisasikan pembayaran insentif tenaga kesehatan yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Utara dan Barito Selatan.
Halikinnor mengatakan, tidak ada niat pemerintah daerah menunda-nunda pencairan insentif tenaga kesehatan. Keterlambatan ini karena masalah administrasi dari instansi masing-masing.
Selama ini pemerintah daerah berusaha semaksimal mungkin memperhatikan tenaga kesehatan. Pemerintah menyadari bahwa peran tenaga kesehatan sangat penting dan menjadi garda terdepan menangani pasien COVID-19.
Pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kerja keras tenaga kesehatan yang rela berkorban menghadapi risiko terpapar COVID-19 serta tanpa kenal lelah dan waktu.
Baca juga: Perusahaan di Kotim diminta bantu pekerja lokal tingkatkan kemampuan
Dia berharap tidak ada lagi kendala sehingga insentif tenaga kesehatan bisa segera dicairkan. Kabar rencana pencairan insentif itu juga sempat disampaikan Halikinnor kepada tenaga kesehatan yang sedang melayani vaksinasi COVID-19 secara massal di atrium Citimall Sampit pada Kamis (22/7) lalu.
"Anggaran kita ada untuk penanganan COVID-19. Kalau pun kurang, pasti kita upayakan semaksimal mungkin. Kami tidak ingin penanganan COVID-19 tidak maksimal karena terkendala anggaran. Semua kita upayakan semaksimal mungkin," demikian Halikinnor.
Sementara itu berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Minggu siang, terdapat 63 orang pasien sembuh, namun ada 30 pasien baru dan ada empat orang meninggal dunia.
Secara keseluruhan kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 4.123 kasus, terdiri dari 3.653 kasus sembuh, 338 orang masih ditangani dan 132 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pelamar CASN Pemkab Kotim sudah 3.318 orang