Pendapatan PDAM Palangka Raya turun 10-15 persen

id Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Budi Harjono, Direktur PDAM Kota Palangka Raya, Perusahaan Daerah Air Minu

Pendapatan PDAM Palangka Raya turun 10-15 persen

Direktur PDAM Kota Palangka RayaBudi Harjono. ANTARA/Adi Wibowo

Palangka Raya (ANTARA) - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Budi Harjono membenarkan bahwa pendapatan pihaknya mengalami penurunan dari 10 sampai 15 persen per bulan sejak adanya pandemi COVID-19. 

Penurunan itu lantaran banyaknya usaha masyarakat yang terganggu akibat pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kata Budi di Palangka Raya, Rabu.

"Dalam setahun PDAM mengalami kerugian mencapai Rp1,5 miliar. Itu merupakan total dari kerugian per bulan yang berkisar Rp100 sampai 150 juta," beber dia.

Dikatakan, penurunan pendapatan PDAM tersebut selain situasi kondisi perekonomian rakyat juga banyak usaha masyarakat seperti yang memiliki toko, rumah makan serta warung yang mengalami penurunan pemakaian produksi air PDAM.

Budi mengatakan selain kurangnya pemakaian, juga ada pelanggan dari ribuan pelanggan yang terpaksa berhenti untuk menjadi pelanggan, lantaran berbagai hal.

"Salah satunya tempat usaha yang tutup akibat pandemi dan adanya PPKM. bahkan ada pelanggan memutuskan tak berlangganan karena tidak sanggup membayar tiap bulan," tambahnya.

Dengan adanya kondisi seperti itu pula, manajemen PDAM Kota Palangka Raya melakukan efisiensi secara internal agar semua urusan serta eksistensi PDAM tetap berjalan normal meski pendapatan mengalami penurunan.

Untuk pelayanan pihaknya juga tetap memberikan layanan yang terbaik untuk para pelanggan setianya. Hanya saja disisi lain pemasaran terkait mengajak masyarakat untuk berlangganan PDAM tentunya tidak maksimal.

"Kami saat ini menyediakan 2.000-3.000 sambungan jaringan baru untuk masyarakat Kota Palangka Raya, namun minat dari masyarakat saat ini sangat lah kurang," ungkap Budi.

Baca juga: Wali Kota Palangka Raya: Waspadai DBD di tengah pandemi COVID-19

Sebelum menutup perbincangannya dengan ANTARA, Budi juga menambahkan, bahwa situasi seperti ini tidak hanya dialami PDAM Kota Palangka Raya dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah Saja.

Hal tersebut juga dialami PDAM se-Indonesia yang faktor utamanya adalah akibat adanya pandemi COVID-19 dan juga adanya pembatasan kegiatan masyarakat.

"Ya kita berharap kondisi seperti ini segera berakhir, sehingga pendapatan PDAM Kota Palangka Raya bisa normal kembali seperti keadaan sebelum dilandanya wabah ini," tandasnya.

Baca juga: Fairid Naparin: Pasien sembuh COVID bertambah 39 orang

Baca juga: Pemkot Palangka Raya libatkan swasta percepat vaksinasi COVID-19