Pemkab Kotim gunakan 58 ton beras cadangan untuk bantu masyarakat
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menggunakan 58 ton beras cadangan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya warga yang saat ini menjadi korban banjir.
"Dari 100 ton yang dimiliki, kita sudah mengeluarkan 58 ton. Selain untuk korban banjir, beras tersebut juga diberikan kepada warga terdampak COVID-19. Mudah-mudahan ini bisa membantu meringankan beban masyarakat kita," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Saat ini banjir melanda tujuh kecamatan yakni enam kecamatan di wilayah utara atau hulu yang meliputi Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, serta satu kecamatan di wilayah hilir yaitu Kota Besi.
Sudah berlangsung tiga minggu, banjir di sejumlah desa di wilayah hulu berangsur surut. Namun di wilayah hilir khususnya Kecamatan Kota Besi yakni Desa Hanjalipan dan sekitarnya, banjir justru semakin dalam karena tempat ini menjadi sasaran turunnya air dari wilayah hulu.
Halikinnor mengatakan, Desa Hanjalipan paling parah dilanda banjir karena desa ini terdapat pertemuan dua sungai yakni Sungai Tualan dan Sungai Mentaya sehingga sungai sangat mudah meluap dan merendam seluruh rumah warga di desa itu.
"Saya sudah perintahkan Dinas Sosial segera merealisasikan bantuan dari beras cadangan ini. Insya Allah kita masih ada beras untuk menjaga cadangan pangan kita. Bantuan yang diserahkan gubernur juga sudah disalurkan oleh pemerintah kecamatan kepada korban banjir," tambah Halikinnor.
Dia mengajak perusahaan besar untuk peduli membantu masyarakat yang tertimpa musibah banjir karena masih ada perusahaan yang belum tergerak untuk membantu. Halikinnor mengingatkan perusahaan jangan hanya mengeruk keuntungan di Kotawaringin Timur namun tidak peduli terhadap daerah dan masyarakat.
Perusahaan dinilai mempunyai kemampuan untuk membantu, apalagi memang diwajibkan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan atau "corporate social responsibility" (CSR).
Baca juga: Ketua DPRD Kotim dorong perempuan kembangkan potensi diri
Saat kondisi normal saja perusahaan diwajibkan membantu masyarakat, apalagi saat ini kondisinya darurat. Korban banjir membutuhkan bantuan agar mereka bisa bertahan hingga musibah ini berlalu.
Sementara itu di sisi lain Halikinnor mengaku sangat bersyukur atas kepedulian masyarakat dan banyak pihak dalam membantu korban banjir, bahkan ada yang berasal dari luar daerah.
Komunitas-komunitas sosial banyak bermunculan membantu padahal saat ini ekonomi sedang sulit akibat pandemi COVID-19, tetapi kepedulian itu tumbuh, bahkan ada yang langsung menyalurkan ke lokasi banjir parah.
Sesuai motto daerah yakni Habaring Hurung atau bergotong royong, masyarakat berusaha membantu apapun yang mereka bisa lakukan. Bahkan saat banjir di Jalan Jenderal Sudirman Sampit, ada komunitas yang membuka bengkel gratis untuk membantu masyarakat.
"Saya atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya warga korban banjir mengucapkan terima kasih atas kepedulian semua pihak. Semua komunitas bergerak. Kita pelihara kebersamaan ini. Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing agar semua bisa kita lewati," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin memberangkatkan armada dan tim yang mengangkut 450 paket sembako dan perlengkapan sehari-hari untuk diberikan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir.
Iring-iringan armada pengangkut bantuan sembako itu diberangkatkan dari Taman Kota Sampit menuju lokasi banjir di Kecamatan Kota Besi, khususnya Desa Palangan, Simpur dan Soren. Bantuan tersebut hasil kumpulan dari Polres, Bhayangkari dan sejumlah komunitas di masyarakat.
Baca juga: Pemkab Kotim akui peningkatan peran organisasi wanita
"Dari 100 ton yang dimiliki, kita sudah mengeluarkan 58 ton. Selain untuk korban banjir, beras tersebut juga diberikan kepada warga terdampak COVID-19. Mudah-mudahan ini bisa membantu meringankan beban masyarakat kita," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Saat ini banjir melanda tujuh kecamatan yakni enam kecamatan di wilayah utara atau hulu yang meliputi Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, serta satu kecamatan di wilayah hilir yaitu Kota Besi.
Sudah berlangsung tiga minggu, banjir di sejumlah desa di wilayah hulu berangsur surut. Namun di wilayah hilir khususnya Kecamatan Kota Besi yakni Desa Hanjalipan dan sekitarnya, banjir justru semakin dalam karena tempat ini menjadi sasaran turunnya air dari wilayah hulu.
Halikinnor mengatakan, Desa Hanjalipan paling parah dilanda banjir karena desa ini terdapat pertemuan dua sungai yakni Sungai Tualan dan Sungai Mentaya sehingga sungai sangat mudah meluap dan merendam seluruh rumah warga di desa itu.
"Saya sudah perintahkan Dinas Sosial segera merealisasikan bantuan dari beras cadangan ini. Insya Allah kita masih ada beras untuk menjaga cadangan pangan kita. Bantuan yang diserahkan gubernur juga sudah disalurkan oleh pemerintah kecamatan kepada korban banjir," tambah Halikinnor.
Dia mengajak perusahaan besar untuk peduli membantu masyarakat yang tertimpa musibah banjir karena masih ada perusahaan yang belum tergerak untuk membantu. Halikinnor mengingatkan perusahaan jangan hanya mengeruk keuntungan di Kotawaringin Timur namun tidak peduli terhadap daerah dan masyarakat.
Perusahaan dinilai mempunyai kemampuan untuk membantu, apalagi memang diwajibkan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan atau "corporate social responsibility" (CSR).
Baca juga: Ketua DPRD Kotim dorong perempuan kembangkan potensi diri
Saat kondisi normal saja perusahaan diwajibkan membantu masyarakat, apalagi saat ini kondisinya darurat. Korban banjir membutuhkan bantuan agar mereka bisa bertahan hingga musibah ini berlalu.
Sementara itu di sisi lain Halikinnor mengaku sangat bersyukur atas kepedulian masyarakat dan banyak pihak dalam membantu korban banjir, bahkan ada yang berasal dari luar daerah.
Komunitas-komunitas sosial banyak bermunculan membantu padahal saat ini ekonomi sedang sulit akibat pandemi COVID-19, tetapi kepedulian itu tumbuh, bahkan ada yang langsung menyalurkan ke lokasi banjir parah.
Sesuai motto daerah yakni Habaring Hurung atau bergotong royong, masyarakat berusaha membantu apapun yang mereka bisa lakukan. Bahkan saat banjir di Jalan Jenderal Sudirman Sampit, ada komunitas yang membuka bengkel gratis untuk membantu masyarakat.
"Saya atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya warga korban banjir mengucapkan terima kasih atas kepedulian semua pihak. Semua komunitas bergerak. Kita pelihara kebersamaan ini. Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing agar semua bisa kita lewati," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Abdoel Harris Jakin memberangkatkan armada dan tim yang mengangkut 450 paket sembako dan perlengkapan sehari-hari untuk diberikan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir.
Iring-iringan armada pengangkut bantuan sembako itu diberangkatkan dari Taman Kota Sampit menuju lokasi banjir di Kecamatan Kota Besi, khususnya Desa Palangan, Simpur dan Soren. Bantuan tersebut hasil kumpulan dari Polres, Bhayangkari dan sejumlah komunitas di masyarakat.
Baca juga: Pemkab Kotim akui peningkatan peran organisasi wanita