Pulang Pisau (ANTARA) - Perwakilan Nelayan Tambak Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Haidir mengungkapkan bahwa hampir 90 persen dari 2.100 hektare areal tambak nelayan di pesisir tersapu banjir pasang air laut.
"Rabu (10/11) malam, ketinggian air di areal tambak milik nelayan mencapai ketinggian 1 meter di atas tanggul dan merupakan banjir pasang air laut yang terparah," kata Haidir di Pulang Pisau, Kamis.
Dikatakan, naiknya air laut pasang ini sudah terjadi sejak Selasa malam dan diprediksi masih bisa terjadi kembali. Banyak nelayan tambak hanya bisa pasrah dengan kondisi alam ini, karena air pasang membuat para nelayan tambak kehilangan seluruh hasil ikan yang selama ini menjadi sumber pendapatan bagi ekonomi keluarga.
Haidir menyebut, areal tambak seluas 2.100 hektare dimiliki oleh sebanyak lebih 400 nelayan daerah setempat. Akibat banjir air laut pasang ini banyak ikan-ikan yang keluar dari dalam tambak, hanya sedikit yang tersisa.
"Khususnya jenis ikan Bandeng yang ditabur nelayan, sudah bisa dipastikan tersapu oleh banjir pasang air laut yang cukup besar," terang dia.
Haidir menjelaskan para nelayan tambak sudah pasti merugi akibat bencana yang terjadi di penghujung tahun ini. Apabila di kalkulasi kerugian keseluruhan yang diderita para nelayan tambak mencapai miliaran rupiah. Selain itu juga, banyak tanggul-tanggul yang jebol tergerus banjir pasang air laut.
Kepada pemerintah setempat, terang Haidir, para nelayan tambak berharap agar nanti pasca banjir air pasang ini bisa memfasilitasi merehabilitasi dengan meninggikan tanggul-tanggul yang rusak.
"Mudah-mudahan pasca bencana nantinya ada perhatian dari pemerintah setempat kepada nelayan tambak untuk meringankan dan memotivasi kembali para nelayan yang hampir semuanya mengalami kerugian," kata Haidir.
Baca juga: Bupati Pulang Pisau dorong ASN konsumsi beras lokal
Camat Kahayan Kuala Daulay membenarkan bahwa banjir pasang air laut tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang membuat banyak areal tambak yang tersapu banjir.
"Ini kemungkinan terjadi karena debit air yang datang dari hulu yang cukup besar bersamaan dengan pasangnya air laut sehingga luapan air menjadi besar juga," terang Daulay.
Akibat luapan ini, papar Daulay, tercatat lebih dari 1.500 rumah penduduk terendam air pasang. Namun, dari kejadian ini belum ada laporan korban jiwa. Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat di kecamatan setempat untuk selalu tetap waspada, karena air pasang ini terjadi antara bulan November dan Desember. Air pasang terjadi dalam dua hari terakhir ini, mulai Pukul 21.00-24.00.
"Kita juga terus memantau bersama BPBD dan Dinas Sosial kabupaten setempat, dan kondisinya saat ini sudah surut dan tidak ada kerusakan terhadap infrastruktur publik," demikian Daulay.
Baca juga: DLH-BNF dorong percepatan pengakuan Masyarakat Hukum Adat di Kalteng
Berita Terkait
Polisi tangkap nelayan diduga timbun minyak tanah subsidi
Senin, 16 September 2024 14:55 Wib
Dinas Perikanan Palangka Raya sosialisasikan pembentukan KUB nelayan tangkap
Kamis, 5 September 2024 17:13 Wib
Pemkab Sukamara ingin pelaku usaha perikanan semakin kreatif
Selasa, 3 September 2024 8:55 Wib
Nelayan yang hilang ditemukan di Pantai Lombok Tengah
Jumat, 16 Agustus 2024 19:43 Wib
Oknum panitia Hari Nelayan ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerkosaan
Rabu, 31 Juli 2024 8:38 Wib
Bupati Kotim salurkan sembako bagi nelayan tak bisa melaut
Minggu, 28 Juli 2024 6:58 Wib
Nelayan di selatan Kalteng diminta waspada gelombang tinggi
Sabtu, 13 Juli 2024 17:51 Wib
Pemulangan 16 nelayan Indonesia di perbatasan laut RI-Malaysia
Kamis, 11 Juli 2024 13:59 Wib