Chicago (ANTARA) - Emas menguat sehingga kembali bertengger di atas level psikologis 1.800 dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dan mencatat kenaikan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir karena kekhawatiran atas lonjakan Omicron dan inflasi yang panas mendorong investor beralih ke aset-aset safe-haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.804,90 dolar AS per ounce. Emas spot juga menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.802,12 dolar AS per ounce pada pukul 18.56 GMT. Emas naik sekitar 1,1 persen untuk minggu ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (16/12), emas berjangka melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS setelah tergelincir 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.764,50 dolar AS pada Rabu (15/12), dan jatuh 16 dolar AS atau 0,89 persen menjadi 1.772,30 dolar AS pada Selasa (14/12).
Ekuitas jatuh secara keseluruhan, tertekan oleh pergerseran ke sikap lebih hawkish oleh bank-bank sentral global yang ingin menjinakkan kenaikan tekanan harga dan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh meningkatnya kasus COVID-19.
"Pertumbuhan akan melambat di kuartal berikutnya, dan ekuitas AS terkoreksi dari level tertingginya, sehingga tampaknya ada kepanikan dari ekuitas beralih ke aset safe-haven seperti emas dan perak," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Namun, keuntungan emas lebih lanjut dibatasi karena indeks dolar AS naik tajam pada Jumat (17/12).
Hasil pertemuan Federal Reserve AS telah menjadi "awan besar ketidakpastian" atas logam mulia dan sekarang fokusnya adalah pada data tenaga kerja, kata Streible.
The Fed pada Rabu (15/12) mengisyaratkan tiga kenaikan suku bunga hingga akhir 2022, sebuah langkah yang biasanya akan membebani emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Tetapi logam bergerak lebih tinggi karena prospek kenaikan suku bunga telah diperkirakan pasar sebelum pengumuman, kata para analis.
Keuntungan emas datang meskipun terjadi arus masuk ke dolar, yang juga dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian geopolitik.
Tetapi prospeknya untuk tahun 2022 "tetap dikaburkan dengan sebagian besar perkiraan emas bearish didorong oleh ekspektasi untuk imbal hasil riil yang lebih tinggi secara tajam," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 4,8 sen atau 0,21 persen, menjadi ditutup pada 22,533 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 5,6 dolar AS atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 934,50 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
KSOP Sampit catat 30 persen pemudik belum kembali
Jumat, 26 April 2024 16:00 Wib
Harga emas Antam kembali turun Rp5.000 per gram
Rabu, 24 April 2024 11:32 Wib
Arsenal kembali ke posisi pertama usai tundukan Wolves
Minggu, 21 April 2024 10:22 Wib
Disarpustaka dan Pramuka Kapuas kembali salurkan bantuan kebakaran
Jumat, 19 April 2024 23:11 Wib
Densus 88 kembali tangkap tersangka kelompok Jamaah Islamiyah
Jumat, 19 April 2024 18:46 Wib
KPU Pulang Pisau kembali rekrut PPK dan PPS
Jumat, 19 April 2024 9:59 Wib
Harga emas Antam kembali naik Rp10,000 per gram
Jumat, 19 April 2024 9:19 Wib
Yook Sungjae BTOB akan kembali dengan album baru
Kamis, 18 April 2024 9:09 Wib