Personel Ditlantas datangi toko penjual knalpot brong

id Ditlantas polda kalteng, knalpot brong, knlapot racing, motor, palangka raya, razia knlapot, kalteng

Personel Ditlantas datangi toko penjual knalpot brong

Personel Ditlantas Polda Kalteng melakukan sosialisasi terkait larangan penggunaan knalpot brong, Palangka Raya, Sabtu, (29/1/2022). (ANTARA/Humas Polda Kalteng)

Palangka Raya (ANTARA) - Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Tengah gencar melakukan sosialisasi sekaligus imbauan terkait larangan penggunaan knalpot brong kepada toko atau bengkel yang menjual knalpot tersebut.

Direktur Lalu Lintas Polda Kalteng Kombes Pol Heru Sutopo melalui Pejabat Sementara (Ps) Kasubdit Kamsel AKP Hermanto mengatakan, imbauan larangan penggunaan knalpot bising yang diberikan tersebut berkaitan dengan norma-norma sosial dan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

"Untuk suara knalpot bising yang dihasilkan motor pun juga telah diatur dalam Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) Pasal 285," katanya di Palangka Raya, Sabtu.

Dia menuturkan, selain itu aturan tentang penggunaan knalpot juga tertulis dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 7 tahun 2009.

"Disebutkan, motor berkubikasi 80-175 CC, tingkat maksimal kebisingan 80 dB dan untuk motor diatas 175 CC maksimal bising 83 dB," urainya.

Perwira Polri berpangkat balok tiga itu menegaskan, dasar dari imbauan penertiban tersebut sudah sangat jelas, yakni knalpot yang layak pakai sesuai ketentuan merupakan salah satu syarat utama agar dapat dikemudikan di jalan.

Kemudian di lokasi berbeda Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Kismanto Eko Saputro membenarkan kegiatan penertiban knalpot brong tersebut dilakukan sebagai bentuk responsif dari Kepolisian menindaklanjuti laporan dari masyarakat melalui media sosial, akibat gangguan dari suara bising knalpot brong di lingkungan mereka.

Anggota Ditlantas Polda Kalteng dalam satu hari ini saja sudah memberikan imbauan dan pengetahuan terkait larangan penggunaan knalpot brong kepada banyak toko penjual knlapot tersebut.

"Diharapkan adanya sosialisasi ini dapat menumbuhkan kesadaran para pemilik toko, bengkel, dan komunitas otomotif terhadap keresahan masyarakat yang selama ini terjadi, untuk tidak menjual serta memakai knalpot brong lagi," ungkap Eko.