Legislator Palangka Raya minta PTM ditinjau ulang
Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sigit Widodo meminta kepada Dinas Pendidikan Kota setempat, untuk meninjau kembali kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di setiap sekolah yang sudah berjalan saat ini.
"Peninjauan yang saya maksud itu, kurangi jumlah siswanya saat PTM sembari melihat situasional daerah tinggi apa tidak penyebaran COVID-19," katanya saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat.
Dia menuturkan, para orang tua menjadi was-was melepas anaknya untuk ikut kegiatan di sekolah ketika kondisi sedang naik-naiknya. Hanya saja tidak ada salahnya kalau protokol kesehatan di sekolah diperketat.
Bahkan jumlah anak yang mengikuti PTM terbatas, juga menyesuaikan situasional perkembangan COVID-19 yang berkembang saat ini. Jangan sampai ada pihak sekolah yang menyuruh anak didiknya wajib turun sekolah, tapi tidak kondisi saat ini sangat membahayakan peserta didik.
"Semoga saja PTM terbatas bisa berjalan, meskipun kondisi saat ini perkembangan COVID-19 terus meningkat. Tapi protokol kesehatan di sekolah juga wajib diperketat, agar menghindari terpaparnya wabah tersebut," katanya.
Dengan adanya sejumlah siswa SMA di Palangka Raya yang terpapar COVID-19 saat melaksanakan PTM terbatas, dijadikan pelajaran bagi sekolah di daerah setempat. Hal tersebut, tentunya pihak sekolah wajib meningkatkan antisipasi terkait hal-hal yang sifatnya mengumpulkan orang banyak.
"Semoga saja hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di sekolah-sekolah lain dan cukup satu sekolah saja," ucap Sigit.
Baca juga: DPRD Kalteng: Jangan panik berlebihan sikapi siswa terpapar COVID-19
Politisi PDIP Kota Palangka Raya itu juga menghimbau kepada para orang tua, jangan panik dengan adanya hal tersebut. Adanya hal tersebut tentunya membuat masyarakat lebih hati-hati, sehingga perkembangan wabah tersebut tidak akan berkembang.
"Jangan panik, jalankan kehidupan kita seperti biasa saja namun tetap antisipasi terkait hal tersebut sehingga perkembangan wabah itu tidak akan berkembang di daerah kita. Kata kuncinya tingkatkan prokes saat berada di luar rumah," ungkapnya.
Baca juga: Siswa terpapar COVID-19, Kadisdik Kalteng bantah SMAN 1 di 'lockdown'
"Peninjauan yang saya maksud itu, kurangi jumlah siswanya saat PTM sembari melihat situasional daerah tinggi apa tidak penyebaran COVID-19," katanya saat dihubungi di Palangka Raya, Jumat.
Dia menuturkan, para orang tua menjadi was-was melepas anaknya untuk ikut kegiatan di sekolah ketika kondisi sedang naik-naiknya. Hanya saja tidak ada salahnya kalau protokol kesehatan di sekolah diperketat.
Bahkan jumlah anak yang mengikuti PTM terbatas, juga menyesuaikan situasional perkembangan COVID-19 yang berkembang saat ini. Jangan sampai ada pihak sekolah yang menyuruh anak didiknya wajib turun sekolah, tapi tidak kondisi saat ini sangat membahayakan peserta didik.
"Semoga saja PTM terbatas bisa berjalan, meskipun kondisi saat ini perkembangan COVID-19 terus meningkat. Tapi protokol kesehatan di sekolah juga wajib diperketat, agar menghindari terpaparnya wabah tersebut," katanya.
Dengan adanya sejumlah siswa SMA di Palangka Raya yang terpapar COVID-19 saat melaksanakan PTM terbatas, dijadikan pelajaran bagi sekolah di daerah setempat. Hal tersebut, tentunya pihak sekolah wajib meningkatkan antisipasi terkait hal-hal yang sifatnya mengumpulkan orang banyak.
"Semoga saja hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di sekolah-sekolah lain dan cukup satu sekolah saja," ucap Sigit.
Baca juga: DPRD Kalteng: Jangan panik berlebihan sikapi siswa terpapar COVID-19
Politisi PDIP Kota Palangka Raya itu juga menghimbau kepada para orang tua, jangan panik dengan adanya hal tersebut. Adanya hal tersebut tentunya membuat masyarakat lebih hati-hati, sehingga perkembangan wabah tersebut tidak akan berkembang.
"Jangan panik, jalankan kehidupan kita seperti biasa saja namun tetap antisipasi terkait hal tersebut sehingga perkembangan wabah itu tidak akan berkembang di daerah kita. Kata kuncinya tingkatkan prokes saat berada di luar rumah," ungkapnya.
Baca juga: Siswa terpapar COVID-19, Kadisdik Kalteng bantah SMAN 1 di 'lockdown'