Jasad pencari galam ditemukan tidak utuh diduga dimangsa buaya

id Jasad pencari galam ditemukan tidak utuh diduga dimangsa buaya, kalteng, pulang pisau

Jasad pencari galam ditemukan tidak utuh diduga dimangsa buaya

Pemerintah desa dan aparat menunjukkan imbauan dan peringatan kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman serangan buaya. ANTARA/ HO-Kades Paduran Sebangau

Pulang Pisau (ANTARA) - Seorang pencari kayu galam bernama Ahmadi (43) warga Desa Kanamit RT 003 Kecamatan Maliku ditemukan meninggal dunia dengan jasad yang sudah tidak utuh, diduga menjadi korban serangan buaya di Desa Paduran Sebangau Kecamatan Sebangau Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. 

“Jasad korban sudah ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB, satu kilometer dari lokasi hilang, setelah dilakukan pencarian dengan menyisir Daerah Aliran Sungai (DAS) Sebangau oleh personel dari Polsek bersama masyarakat setempat,” kata Kepala Desa Paduran Sebangau Bahtiar di Pulang Pisau, Selasa. 

Dikatakan Bahtiar, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan anggota tubuh tidak utuh lagi. Tangan dan kaki putus sampai bagian pinggang dan diduga telah dimangsa oleh buaya Sebangau.

Dugaan korban meninggal dimangsa buaya lantaran dan di sekitar lokasi terlihat masih ada beberapa ekor buaya. 

Dijelaskan Bahtiar, dari keterangan adik korban, serangan buaya diduga terjadi pada Senin (28/2) sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu korban sedang mencari kayu galam di sungai yang berjarak empat kilometer dari Desa Paduran Sebangau. 

Sebelumnya sekitar pukul 16.00 WIB, adik korban pergi ke darat untuk mencari sesuatu. Saat itu sang kakak tersebut usai bekerja membalik kayu galam. 

Sebelum pergi, sang adik berpesan kepada korban agar jangan turun ke sungai karena hari sudah mulai gelap untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. 

Sekitar satu jam, sang adik kembali ke lokasi mereka bekerja kayu galam. Namun, sesampai di lokasi adiknya terkejut, korban sudah tidak terlihat di lokasi. Bahkan posisi tumpukan kayu galam yang sebelumnya disusun sudah dalam posisi berantakan.

“Pencarian keberadaan kakaknya tidak berhasil, dan melaporkan kejadian yang dialami kepada kepala desa setempat bahwa kakaknya bernama Ahmadi telah (43) hilang yang diduga dimangsa oleh buaya. Kami baru mendapatkan laporan sekitar pukul 22.00 WIB,” terang Bahtiar. 

Baca juga: Operasi pasar Disperindagkop Pulang Pisau salurkan 5.000 liter minyak goreng

Berdasarkan laporan tersebut, Bahtiar langsung berkoordinasi dengan Polsek setempat untuk mencari korban. Akhirnya korban berhasil ditemukan meski dalam kondisi tidak bernyawa. 

Korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas setempat untuk diperiksa di Puskesmas setempat. Korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman. 

Bahtiar menambahkan, untuk antisipasi serangan buaya ini, pemerintah desa setempat bersama Polsek Sebangau Kuala sudah sering memberikan himbauan kepada warga. 

Bahkan, pihaknya melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas dalam bentuk apapun di tepian sungai sesudah pukul 17.00 WIB. Larangan tersebut untuk mencegah terjadinya serangan hewan buas, salah satunya serangan buaya yang belum lama ini sering terjadi di Desa Paduran Sebangau. 

Dia juga mengingatkan warga bahwa DAS Sebangau memang menjadi habitat buaya yang ganas. Populasi satwa tersebut bisa mengancam masyarakat yang beraktivitas di tepian sungai 

Baca juga: Kalteng kembangkan Kampung Budi Daya Ikan

Baca juga: Tingkatkan kemampuan petani food estate tentang produksi dan sertifikasi benih padi

Baca juga: Pengembangan hortikultura kawasan food estate tingkatkan perekonomian masyarakat