Wakil Ketua DPRD Kotim dorong SMPN 1 MHS segera direlokasi
Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Rudianur mendorong pemerintah daerah segera merelokasi SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan (MHS) karena dinilai sulit dikembangkan karena lahannya sempit.
"Akibatnya saat ini proses belajar mengajar tidak optimal karena tidak bisa dibangun fasilitas pendukung seperti ruang laboratorium, sarana olahraga, ruang guru dan lainnya. Ini tentu berdampak terhadap kualitas pendidikan peserta didik setempat," kata Rudianur di Sampit, Senin.
Rudianur menjelaskan, SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan berdiri di atas lahan dengan luas hanya sekitar 700 meter persegi. Sekolah yang berdiri sejak 1965 itu berupa bangunan kayu dan dinilai tidak bisa dikembangkan optimal karena sempitnya lahan tersedia.
Hal itulah yang menjadi alasan masyarakat mengusulkan agar sekolah itu segera direlokasi, apalagi jumlah peserta didik yang terus bertambah. Rudianur menilai relokasi ini bisa cepat direalisasikan karena lahan di lokasi baru sudah tersedia.
Seorang alumni SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan bernama Rusdi Akbar siap menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare di Jalan Bani Ibrahim. Putra asli Samuda yang kini berprofesi sebagai dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu ingin menghibahkan tanah untuk kegiatan sosial sesuai wasiat orangtuanya.
Selain lahan untuk sekolah, Rusdi Akbar juga menghibahkan tanah sepanjang 10x250 meter untuk dijadikan jalan menuju sekolah tersebut nantinya. Ini juga bisa dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat setempat.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pemkab tekan kenaikan harga bahan pokok
Keseriusan untuk menghibahkan tanah itu disampaikan Rusdi Akbar melalui video konferensi saat rapat dengan pihak sekolah, pemerintah kecamatan dan Dinas Pendidikan pada Sabtu (19/3/2022). Rudianur juga hadir dalam rapat tersebut dan memberi masukan terkait rencana relokasi itu.
Menurut Rudianur, lahan yang dihibahkan Rusdi Akbar untuk relokasi SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan itu letaknya strategis lantaran kawasan itu menjadi arah pengembangan pusat kecamatan tersebut. Lokasinya juga cukup dekat dengan permukiman masyarakat.
"Kami di DPRD mendorong ini segera ditindaklanjuti. Jangan sampai kebaikan keluarga pak Rusdi Akbar dengan menghibahkan tanah itu terbengkalai. Dinas Pendidikan harus segera memproses ini supaya relokasi dan pembangunan gedung SMPN 1 Samuda Mentaya Hilir Selatan di lokasi baru segera terlaksana," harap Rudianur.
Dinas Pendidikan diminta segera menindaklanjutinya dengan melakukan kajian, kemudian mengusulkan relokasi tersebut. Jenjang pendidikan SMP menjadi kewenangan pemerintah kabupaten sehingga relokasi SMPN 2 Mentaya Hilir Selatan itu dinilai bisa segera direalisasikan.
Rudianur yang merupakan legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut itu berjanji pihaknya akan memperjuangkan anggaran untuk mendukung relokasi SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan ke lokasi baru.
Baca juga: Pemkab Kotim didorong bantu pengurusan izin galian C
Baca juga: Pasar tradisional di Kotim disarankan lengkapi perizinan
Baca juga: Pertamina tegaskan komitmen salurkan energi kepada masyarakat meski situasi sulit
"Akibatnya saat ini proses belajar mengajar tidak optimal karena tidak bisa dibangun fasilitas pendukung seperti ruang laboratorium, sarana olahraga, ruang guru dan lainnya. Ini tentu berdampak terhadap kualitas pendidikan peserta didik setempat," kata Rudianur di Sampit, Senin.
Rudianur menjelaskan, SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan berdiri di atas lahan dengan luas hanya sekitar 700 meter persegi. Sekolah yang berdiri sejak 1965 itu berupa bangunan kayu dan dinilai tidak bisa dikembangkan optimal karena sempitnya lahan tersedia.
Hal itulah yang menjadi alasan masyarakat mengusulkan agar sekolah itu segera direlokasi, apalagi jumlah peserta didik yang terus bertambah. Rudianur menilai relokasi ini bisa cepat direalisasikan karena lahan di lokasi baru sudah tersedia.
Seorang alumni SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan bernama Rusdi Akbar siap menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare di Jalan Bani Ibrahim. Putra asli Samuda yang kini berprofesi sebagai dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu ingin menghibahkan tanah untuk kegiatan sosial sesuai wasiat orangtuanya.
Selain lahan untuk sekolah, Rusdi Akbar juga menghibahkan tanah sepanjang 10x250 meter untuk dijadikan jalan menuju sekolah tersebut nantinya. Ini juga bisa dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat setempat.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pemkab tekan kenaikan harga bahan pokok
Keseriusan untuk menghibahkan tanah itu disampaikan Rusdi Akbar melalui video konferensi saat rapat dengan pihak sekolah, pemerintah kecamatan dan Dinas Pendidikan pada Sabtu (19/3/2022). Rudianur juga hadir dalam rapat tersebut dan memberi masukan terkait rencana relokasi itu.
Menurut Rudianur, lahan yang dihibahkan Rusdi Akbar untuk relokasi SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan itu letaknya strategis lantaran kawasan itu menjadi arah pengembangan pusat kecamatan tersebut. Lokasinya juga cukup dekat dengan permukiman masyarakat.
"Kami di DPRD mendorong ini segera ditindaklanjuti. Jangan sampai kebaikan keluarga pak Rusdi Akbar dengan menghibahkan tanah itu terbengkalai. Dinas Pendidikan harus segera memproses ini supaya relokasi dan pembangunan gedung SMPN 1 Samuda Mentaya Hilir Selatan di lokasi baru segera terlaksana," harap Rudianur.
Dinas Pendidikan diminta segera menindaklanjutinya dengan melakukan kajian, kemudian mengusulkan relokasi tersebut. Jenjang pendidikan SMP menjadi kewenangan pemerintah kabupaten sehingga relokasi SMPN 2 Mentaya Hilir Selatan itu dinilai bisa segera direalisasikan.
Rudianur yang merupakan legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut itu berjanji pihaknya akan memperjuangkan anggaran untuk mendukung relokasi SMPN 1 Mentaya Hilir Selatan ke lokasi baru.
Baca juga: Pemkab Kotim didorong bantu pengurusan izin galian C
Baca juga: Pasar tradisional di Kotim disarankan lengkapi perizinan
Baca juga: Pertamina tegaskan komitmen salurkan energi kepada masyarakat meski situasi sulit