1.368 pemudik bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Pulau Jawa
Sampit (ANTARA) - Lonjakan arus mudik mulai terjadi di Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, seperti Kamis pagi tercatat sebanyak 1.368 penumpang diangkut dua kapal menuju Pulau Jawa yaitu Semarang dan Surabaya.
"Penumpang KM Lawit tujuan Semarang hari ini sebanyak 612 orang. Tiket terjual 617 tiket, tapi ada yang tidak jadi berangkat, mungkin dari perkebunan sawit," kata Kepala PT Pelni Cabang Sampit, Muhammad Jabir di Pelabuhan Sampit.
Ada dua kapal yang bertolak mengangkut pemudik dari Pelabuhan Sampit pada pagi ini, yakni KM Lawit tujuan Semarang dengan 612 penumpang pada pukul 06.00 WIB dan KM Kirana III milik PT Dharma Lautan Utama tujuan Surabaya yang mengangkut 756 pemudik dengan 28 sepeda motor dan 21 kendaraan keluarga dan 10 kendaraan logistik pada pukul 07.30 WIB.
Jabir menjelaskan, terhitung 13 April sampai 21 April, PT Pelni sudah memberangkatkan dua kali keberangkatan kapal yang mengangkut penumpang sekitar 1.300 orang. PT Pelni masih memiliki tiga kali keberangkatan pada musim mudik tahun ini yaitu tanggal 22, 26 dan 27 April.
"Tiket keberangkatan tanggal 26 dan 27 sudah full, namun saya masih berusaha karena kapasitasnya 920 orang. Saya sudah berkoordinasi dengan KSOP Sampit dan instansi terkait. Insya Allah ada penambahan sedikit dari kapasitas karena kita tetap ingin membantu masyarakat yang ingin mudik. Tidak mungkin kita tidak berangkatkan yang mau mudik," kata Jabir.
Baca juga: Tersisa 1.370 tiket kapal di Pelabuhan Sampit untuk pemudik
Jabir menjelaskan, kapal yang dimiliki PT Pelni yang dioperasikan di Pelabuhan Sampit umumnya berkapasitas 920 penumpang. Namun jika pemerintah memberikan dispensasi 25 persen seperti saat musim arus mudik pada 2019 lalu sebelum pandemi COVID-19 maka kapal PT Pelni bisa mengangkut 1.200 sampai 1.300 penumpang.
"Kami terus berkoordinasi di daerah sambil menunggu usulan dispensasi disetujui. Insya Allah. Saya kemarin ada koordinasi dan rapat. Insya Allah hari ini atau besok ada jawaban. Kalau ada dispensasi itu maka tiga call (keberangkatan) yang tersisa bisa mengangkut 4.000 lebih penumpang," harap Jabir.
Sementara itu Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto mengatakan, hingga H-12 ini pihaknya sudah memberangkatkan enam call. Jumlah penumpang yang sudah dilayani tujuan Semarang dan Surabaya sudah 4.120 penumpang, termasuk penumpang KM Kirana III tujuan Surabaya yang mengangkut 756 pemudik pagi ini.
Hendrik menyebut, keberangkatan mulai H-15 ini menjadi favorit pemudik karena pekerja mulai mendapat tunjangan hari raya (THR). Dia menilai yang perlu diantisipasi adalah keberangkatan mulai H-10 yang diperkirakan terjadi lonjakan lebih tinggi karena pemudik masih antusias.
"Untuk tiga call terakhir nanti, tiketnya sudah terjual semua. Untuk antisipasi, kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait bahwa perlu diantisipasi lonjakan mulai H-10. Kami berharap ada dispensasi sehingga pemudik bisa terakomodir semua. Kapasitas kami 800 penumpang. Kami sesuaikan dengan alat keselamatan," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perencanaan anggaran pilkades 77 desa dimatangkan
Baca juga: ASN Kotim bakal disanksi jika mudik menggunakan kendaraan dinas
Baca juga: Seluruh desa di Kotim ditargetkan tersambung listrik paling lambat 2024
"Penumpang KM Lawit tujuan Semarang hari ini sebanyak 612 orang. Tiket terjual 617 tiket, tapi ada yang tidak jadi berangkat, mungkin dari perkebunan sawit," kata Kepala PT Pelni Cabang Sampit, Muhammad Jabir di Pelabuhan Sampit.
Ada dua kapal yang bertolak mengangkut pemudik dari Pelabuhan Sampit pada pagi ini, yakni KM Lawit tujuan Semarang dengan 612 penumpang pada pukul 06.00 WIB dan KM Kirana III milik PT Dharma Lautan Utama tujuan Surabaya yang mengangkut 756 pemudik dengan 28 sepeda motor dan 21 kendaraan keluarga dan 10 kendaraan logistik pada pukul 07.30 WIB.
Jabir menjelaskan, terhitung 13 April sampai 21 April, PT Pelni sudah memberangkatkan dua kali keberangkatan kapal yang mengangkut penumpang sekitar 1.300 orang. PT Pelni masih memiliki tiga kali keberangkatan pada musim mudik tahun ini yaitu tanggal 22, 26 dan 27 April.
"Tiket keberangkatan tanggal 26 dan 27 sudah full, namun saya masih berusaha karena kapasitasnya 920 orang. Saya sudah berkoordinasi dengan KSOP Sampit dan instansi terkait. Insya Allah ada penambahan sedikit dari kapasitas karena kita tetap ingin membantu masyarakat yang ingin mudik. Tidak mungkin kita tidak berangkatkan yang mau mudik," kata Jabir.
Baca juga: Tersisa 1.370 tiket kapal di Pelabuhan Sampit untuk pemudik
Jabir menjelaskan, kapal yang dimiliki PT Pelni yang dioperasikan di Pelabuhan Sampit umumnya berkapasitas 920 penumpang. Namun jika pemerintah memberikan dispensasi 25 persen seperti saat musim arus mudik pada 2019 lalu sebelum pandemi COVID-19 maka kapal PT Pelni bisa mengangkut 1.200 sampai 1.300 penumpang.
"Kami terus berkoordinasi di daerah sambil menunggu usulan dispensasi disetujui. Insya Allah. Saya kemarin ada koordinasi dan rapat. Insya Allah hari ini atau besok ada jawaban. Kalau ada dispensasi itu maka tiga call (keberangkatan) yang tersisa bisa mengangkut 4.000 lebih penumpang," harap Jabir.
Sementara itu Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto mengatakan, hingga H-12 ini pihaknya sudah memberangkatkan enam call. Jumlah penumpang yang sudah dilayani tujuan Semarang dan Surabaya sudah 4.120 penumpang, termasuk penumpang KM Kirana III tujuan Surabaya yang mengangkut 756 pemudik pagi ini.
Hendrik menyebut, keberangkatan mulai H-15 ini menjadi favorit pemudik karena pekerja mulai mendapat tunjangan hari raya (THR). Dia menilai yang perlu diantisipasi adalah keberangkatan mulai H-10 yang diperkirakan terjadi lonjakan lebih tinggi karena pemudik masih antusias.
"Untuk tiga call terakhir nanti, tiketnya sudah terjual semua. Untuk antisipasi, kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait bahwa perlu diantisipasi lonjakan mulai H-10. Kami berharap ada dispensasi sehingga pemudik bisa terakomodir semua. Kapasitas kami 800 penumpang. Kami sesuaikan dengan alat keselamatan," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perencanaan anggaran pilkades 77 desa dimatangkan
Baca juga: ASN Kotim bakal disanksi jika mudik menggunakan kendaraan dinas
Baca juga: Seluruh desa di Kotim ditargetkan tersambung listrik paling lambat 2024