Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif asal Jepang, Nissan, dikabarkan akan menghentikan produksi mereka di bawah salah satu mereknya yaitu Datsun.
Mengutip laporan dari Nikkei, Minggu, produsen mobil itu akan mengalokasikan ulang sumber daya dari Datsun untuk nantinya dapat meningkatkan dan pengembangan mobil listrik yang kini menjadi prioritasnya.
Merek Datsun sebenarnya sudah pernah dihentikan produksinya oleh Nissan namun kembali dihidupkan oleh Mantan CEO Nissan kala itu Carlos Ghosn yang pada 2017 akhirnya tersandung kasus hukum.
Baca juga: Nissan tingkatkan kemampuan teknologi hindari tabrakan
Akhirnya Datsun pun mulai kembali dikenalkan kepada publik dimulai dengan pasar India, Indonesia dan Rusia di periode 2013 hingga 2014.
Datsun pun sempat meraih masa keemasan kembali setelah dipasarkan di 10 negara dan hampir seratus ribu mobil Datsun telah dibeli oleh para konsumen secara global pada 2016.
Pada awalnya Datsun memang disiapkan untuk mengisi kebutuhan pasar negara berkembang terutama untuk mobil dengan bahan bakar bensin terjangkau atau Low Cost Green Car (LCGC).
Namun tidak sampai satu dekade, penjualan Datsun pun merosot secara perlahan dan menemui kebuntuan di awal- awal pandemi mulai terjadi secara global.
Model yang paling terkenal adalah Datsun Go, yang dijual seharga kurang dari satu juta Yen atau setara Rp111 jutaan.
Menurut perusahaan riset otomotif asal Jepang, MarkLines, penurunan penjualan produk Datsun di 2021 mencapai 90 persen dibandingkan dengan 2016 pada masa puncaknya.
Hanya ada 6.400 terjual dalam satu tahun yang diduga terjadi karena Datsun gagal bekerja secara efektif dengan mitra distribusi lokal.
Di Indonesia, Datsun sudah berhenti dipasarkan sejak 2019, terbaru Datsun dipastikan berhenti dipasarkan di India pada awal 2022 ini.
Adapun Nissan memiliki tiga merek utama yang dipasarkan secara global yaitu Datsun untuk mobil berharga terjangkau, Nissan untuk mobil kalangan menengah, dan Infiniti yang disiapkan untuk kalangan kelas atas.