Palangka Raya (ANTARA) -
Legislator Palangka Raya, Kalimantan Tengah Beta Syailendra meminta pemerintah kota dan kepolisian setempat, menyelidiki penyebab terjadinya antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Ini penyebabnya apa. Kalau tidak dicari penyebabnya oleh pemkot dan kepolisian, tentu persoalan ini bisa meresahkan masyarakat," katanya saat dihubungi ANTARA dari Palangka Raya, Rabu.
Beta mengatakan, semua harus diperjelas, apakah antrean panjang di sejumlah SPBU yang terjadi dalam dua pekan ini disebabkan adanya pengurangan jatah kuota BBM jenis Pertalite dan Pertamax khususnya di Palangka Raya atau penyebab lainnya.
Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyatakan, apabila ada pengurangan, harusnya ada penjelasannya dari instansi yang berwenang menangani persoalan BBM terutama pihak Pertamina setempat.
Dia juga menekankan kepada pemangku kebijakan di daerah setempat, apabila persoalan ini dibiarkan terus menerus dan lambat ditangani, dikhawatirkan dapat membuat masyarakat resah.
Sebab, selama ini dengan adanya kondisi tersebut maka dikhawatirkan bisa memengaruhi kenaikan harga sembilan bahan pokok di pasar tradisional, toko-toko swalayan, dan mini market di 'Kota Cantik'.
"Maka dari itu kalau perlu jangan sampai ada oknum pegawai SPBU, yang berani menjual BBM jenis apapun dalam kondisi saat ini menggunakan jeriken dan tangki kendaraan modifikasi. Hal seperti itu bisa membuat kecemburuan masyarakat lainnya," terangnya.
Beta menambahkan, yang tidak kalah penting adalah agar pengelola SPBU dapat mengatur antrean kendaraan pelanggannya. Menurutnya, kendaraan yang antre hingga jalan raya itu, sangat mengganggu arus lalu lintas kendaraan yang melintas di sekitar jalan tersebut.