Sebelumnya, pada tahun 2021, hasil survei yang dilakukan oleh New Indonesia Research and Consulting menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo meningkat.
"Kepuasan terhadap Jokowi meningkat, publik bersimpati atas upaya pemerintah mengatasi COVID-19 dan masalah ekonomi," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta
Tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi mencapai 72,6 persen, naik tipis dari survei bulan Februari 2021 sebesar 70,3 persen.
"Jika dilihat sejak survei bulan Juni tahun lalu, tingkat kepuasan publik terus bergerak naik," tutur-nya.
Menurut Andreas, ketegasan pemerintah melarang mudik menjadi pilihan strategis agar lonjakan kasus COVID-19 seperti di India tidak terjadi di Indonesia.
Pemerintah juga terus menggencarkan vaksinasi untuk menyasar segmen masyarakat yang lebih luas.
Sebagai catatan, sejumlah negara di dunia sempat mengalami kesulitan karena embargo terhadap vaksin AstraZeneca. Indonesia nisbi cepat melaksanakan vaksinasi dan berhasil mengamankan stok vaksin khususnya Sinovac dari China.
Meskipun demikian masih ada 25,3 persen publik yang merasa tidak puas terhadap Jokowi. Itu pun turun dari survei bulan Februari 2021 sebesar 26,8 persen. Dampak pandemik terhadap ekonomi masih dirasakan oleh pelaku usaha dan masyarakat, ucap Andreas menjelaskan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan lembaganya diperoleh hasil bahwa mayoritas responden menilai kinerja Presiden Joko Widodo cukup baik dengan persentasi 65,4 persen.
"Jelang 1,5 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi jilid 2, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden cukup baik atau 65,4 persen," kata Adi dalam keterangannya di Jakarta.
Dia menjelaskan, dari total 65,4 persen tersebut, sebanyak 6,4 persen responden sangat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, 31,9 persen puas, dan 27,1 persen cukup puas.
Menurut dia, hanya 29,1 persen responden yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, terdiri dari 17,3 persen kurang puas, 9,1 persen tidak puas, dan 2,7 persen sangat tidak puas.
Adi menjelaskan, bidang pembangunan infrastruktur menjadi aspek paling mendominasi tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah yaitu sebesar 68,7 persen.
"Penyaluran bantuan sosial COVID-19 juga sudah dirasakan mayoritas masyarakat sehingga mampu menjadi parameter tertinggi kedua dalam penilaian keberhasilan kinerja pemerintah yaitu 66,9 persen," ujarnya.
Dia mengatakan bidang-bidang lain yang mendapatkan tingkat kepuasan cukup baik yaitu layanan kesehatan 65,1 persen, pendidikan 63,1 persen, penanganan COVID-19 60,4 persen, stabilitas politik 54 persen, pemberantasan korupsi 53,1 persen, dan ekonomi 53,1 persen.
"Sementara tingkat kepuasan kinerja di bidang penegakan hukum menjadi yang paling rendah yaitu 49,7 persen," katanya.
Adi menjelaskan, rendahnya kepuasan di bidang penegakan hukum diakibatkan persepsi penegakan hukum yang dinilai belum berkeadilan bagi segolongan masyarakat.
Survei Parameter Politik Indonesia tersebut dilakukan pada 3-8 Februari 2021 dengan melibatkan 1.200 responden, diambil dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Margin of error survei sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pertumbuhan pada kuartal I/2021 diprediksi masih terkontraksi atau berada pada posisi negatif, meskipun bergerak naik dari kuartal sebelumnya.
Komunikasi publik dari pemerintah pun, kata Andreas, kerap tampak bertolak belakang dan membingungkan. Di satu sisi, pemerintah melarang mudik, tapi membolehkan berwisata.
Sebagai catatan, sebanyak 2,1 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 15-22 April 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.