Bengaluru (ANTARA) - Lebih dari 3.200 kasus yang terkonfirmasi cacar monyet dan satu kematian dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari wabah saat ini.
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, diperlukan pengawasan intensif di kalangan masyarakat yang lebih luas, sementara kasus di negara-negara non endemik masih didominasi oleh laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis.
"Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan kemungkinan diremehkan," kata Tedros pada pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (2005), Kamis (23/6).
Baca juga: Satu warga diduga terinfeksi cacar monyet ditemukan di Singkawang
Pertemuan para ahli itu diselenggarakan oleh WHO untuk memutuskan apakah akan menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Sebuah "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" adalah tingkat kewaspadaan tertinggi di WHO.
Baca juga: Otoritas kesehatan Spanyol laporkan kasus cacar monyet bertambah jadi 84
Sebanyak 48 negara telah melaporkan kasus cacar monyet sejak Mei dalam wabah saat ini.
Ada hampir 1.500 kasus yang diduga cacar monyet tahun ini di Afrika Tengah dan 70 kematian, kata Tedros.
Tedros meminta negara-negara anggota untuk berbagi informasi tentang virus tersebut karena akan membantu WHO dalam mendukung upaya membendung penularan.
Baca juga: Kementerian Kesehatan UAE umumkan kasus pertama cacar monyet
Baca juga: Kalteng tingkatkan kewaspadaan terhadap wabah penyakit cacar monyet
Baca juga: Kenali gejala dan tanda terkena cacar monyet
Baca juga: Apa bedanya cacar monyet dengan cacar air?
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Secara global, WHO catat 3.200 lebih kasus cacar monyet
WHO catat 3.200 lebih kasus cacar monyet
