WHO sebut Pandemi COVID-19 masih 'jauh dari berakhir'

id WHO,Organisasi Kesehatan Dunia,Pandemi COVID,covid 19, Tedros Adhanom Ghebreyesus

WHO sebut Pandemi COVID-19 masih 'jauh dari berakhir'

Ilustrasi- Tenaga kesehatan yang ada di RSUDAM tengah bertugas selama pandemi COVID-19 berlangsung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Jenewa (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang masih merebak "jauh dari berakhir" seiring jumlah kasus baru di seluruh dunia naik 30 persen dalam dua pekan terakhir, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (12/7).

"Saya khawatir angka kasus COVID-19 terus melonjak, memberikan tekanan lebih lanjut pada sistem dan tenaga kesehatan yang kewalahan. Saya juga mencemaskan peningkatan tren kematian," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada awak media di Jenewa pada Selasa.

Menurut Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan, peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang baru dilaporkan belum lama ini sebagian besar didorong oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 serta pencabutan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial. Perubahan kebijakan pengujian baru-baru ini juga menghambat pendeteksian kasus baru dan pemantauan evolusi virus itu, katanya.

Misalnya, meski subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terus mendorong gelombang-gelombang baru infeksi, rawat inap, dan kematian di seluruh dunia, pengawasan, termasuk pengujian dan pengurutan (sequencing), telah menurun signifikan, menyebabkan penilaian terhadap dampak penularan sejumlah varian dan efektivitas langkah-langkah penanggulangan menjadi semakin sulit.

"Gelombang penularan baru virus itu lagi-lagi menunjukkan bahwa COVID-19 masih jauh dari berakhir," dan "virus tersebut menyebar dengan bebas, dan sejumlah negara tidak secara efektif mengelola beban penyakit itu berdasarkan kapasitas mereka," urai Tedros.

Dia mendesak kepada pemerintah agar menerapkan langkah-langkah yang telah diuji dan dicoba, seperti mengenakan masker serta meningkatkan saluran udara sekaligus protokol pengujian dan perawatan, sembari meninjau dan menyesuaikan rencana respons COVID-19 secara reguler yang didasarkan pada epidemiologi saat ini dan juga potensi kemunculan varian-varian baru. Selesai

Baca juga: Masyarakat diajak kembali pakai masker meski COVID di level aman menurut WHO

Baca juga: Jumlah penerima vaksin 'booster' meningkat jadi 52,02 juta orang

Baca juga: Pemerintah imbau masyarakat gunakan masker di dalam maupun luar ruangan