Kuala Kurun (ANTARA) -
Sekretaris Daerah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Yansiterson mengatakan, secara tidak langsung data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan data inflasi dapat menjadi acuan.
Acuan yang dimaksud di sini adalah dalam hal merumuskan kebijakan pemerintah daerah, ucapnya saat membuka sinkronisasi indikator makro daerah Gunung Mas di Kuala Kurun, Kamis.
“Dengan data PDRB, kita dapat mengetahui sektor yang terus mengalami peningkatan maupun penurunan. Sedangkan dengan data inflasi kita dapat melihat inflasi yang tinggi akan menyebabkan kendala yang besar terhadap perolehan pendapatan daerah,” sambungnya.
Selain itu, inflasi yang tinggi akan memengaruhi tingkat produktivitas perekonomian di dalam masyarakat. Namun inflasi yang rendah akan memberikan dampak positif terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dia menjelaskan banyak ide-ide yang tertuang dalam rangka membangun kabupaten ke depan. Dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang dikenal dengan program tiga smart.
Tiga smart yang dimaksud yakni smart agro atau pertanian yang unggul, smart tourism atau pariwisata yang unggul, serta smart human resources atau sumber daya manusia yang unggul.
Dengan konsep berpikir tersebut, dapat dilihat berbagai sektor yang ada dan menyandingkannya dengan visi dan misi pimpinan daerah yang telah ditetapkan.
“Apabila ada sektor yang masih lemah maka itu harus menjadi perhatian kita bersama. Apabila ada sektor yang sudah baik, maka hendaknya dapat kita tingkatkan lagi,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Gunung Mas Yantrio Aulia menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan atas dasar sebelum dilaksanakannya Konsultasi Regional (Konreg) provinsi.