Legislator Kotim berharap perusahaan segera membantu penanganan jalan lingkar selatan
Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Bima Santoso meminta perusahaan yang turut memanfaatkan Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan, segera membantu perbaikan jalan tersebut.
"Saya mengimbau dan berharap semua bisa berkontribusi. Apabila tidak ada kontribusi maka secara otomatis akan mengganggu upaya perbaikan itu," kata Bima di Sampit, Senin.
Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan merupakan jalan yang dikhususkan untuk angkutan berat yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Sampit sehingga tidak perlu melintasi jalan dalam kota Sampit.
Saat ini jalan yang merupakan jalan di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah itu dalam kondisi rusak berat sehingga menjadi dalih sopir angkutan berat seperti truk dan lainnya sehingga melintasi jalan dalam kota. Dampaknya, jalan dalam kota rawan rusak dan berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas.
Hasil pengecekan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, ada sekitar 1.825 meter kerusakan di jalan tersebut. Penanganan darurat itu membutuhkan dana sekitar Rp4,7 miliar, sudah termasuk untuk pembuatan parit di sisi jalan tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi pemkab fasilitasi kemudahan pemulangan jamaah haji
Rapat pembahasan perbaikan jalan itu sudah dilakukan Selasa (26/7) lalu dengan mengundang puluhan perusahaan besar swasta dan organisasi perusahaan terkait seperti Gapki, GPPI, Organda dan lainnya. Pemerintah memberi waktu seminggu kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk memutuskan ikut berkontribusi membantu perbaikan atau tidak.
Menurut Bima, keterlaluan jika sampai ada perusahaan yang tidak mau berkontribusi. Hal itu ironis karena selama ini perusahaan menikmati jalan tersebut untuk angkutan produksi perusahaan mereka dan mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut.
Bima berharap perbaikan berupa penanganan darurat bisa segera dilaksanakan. Saat ini banyak aspirasi dari masyarakat, bahkan dia khawatir masyarakat sampai bertindak sendiri dan mengabaikan aturan.
"Kami sudah dapat desakan bahwa kalau truk masih lewat kota, masyarakat yang akan bertindak. Saya harap ini jangan sampai terjadi seperti Gunung Mas. Kita masih ada solusi asalkan semua bersedia," kata Bima Santoso.
Untuk jangka panjang, Bima berharap pemerintah provinsi dapat memperbaiki Jalan Mohammad Hatta. Perbaikannya harus dilakukan secara permanen agar kuat dilintasi angkutan bermuatan berat sehingga tidak mudah rusak.
Baca juga: Semarak HDKD ke-77, Imigrasi Sampit hadirkan Layanan Paspor Masuk Desa di Danau Sembuluh
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi kekompakan aparatur dan masyarakat di Baamang Barat
Baca juga: Jamaah haji asal Kotim tak lagi kelelahan di perjalanan
"Saya mengimbau dan berharap semua bisa berkontribusi. Apabila tidak ada kontribusi maka secara otomatis akan mengganggu upaya perbaikan itu," kata Bima di Sampit, Senin.
Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan merupakan jalan yang dikhususkan untuk angkutan berat yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Sampit sehingga tidak perlu melintasi jalan dalam kota Sampit.
Saat ini jalan yang merupakan jalan di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah itu dalam kondisi rusak berat sehingga menjadi dalih sopir angkutan berat seperti truk dan lainnya sehingga melintasi jalan dalam kota. Dampaknya, jalan dalam kota rawan rusak dan berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas.
Hasil pengecekan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, ada sekitar 1.825 meter kerusakan di jalan tersebut. Penanganan darurat itu membutuhkan dana sekitar Rp4,7 miliar, sudah termasuk untuk pembuatan parit di sisi jalan tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi pemkab fasilitasi kemudahan pemulangan jamaah haji
Rapat pembahasan perbaikan jalan itu sudah dilakukan Selasa (26/7) lalu dengan mengundang puluhan perusahaan besar swasta dan organisasi perusahaan terkait seperti Gapki, GPPI, Organda dan lainnya. Pemerintah memberi waktu seminggu kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk memutuskan ikut berkontribusi membantu perbaikan atau tidak.
Menurut Bima, keterlaluan jika sampai ada perusahaan yang tidak mau berkontribusi. Hal itu ironis karena selama ini perusahaan menikmati jalan tersebut untuk angkutan produksi perusahaan mereka dan mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut.
Bima berharap perbaikan berupa penanganan darurat bisa segera dilaksanakan. Saat ini banyak aspirasi dari masyarakat, bahkan dia khawatir masyarakat sampai bertindak sendiri dan mengabaikan aturan.
"Kami sudah dapat desakan bahwa kalau truk masih lewat kota, masyarakat yang akan bertindak. Saya harap ini jangan sampai terjadi seperti Gunung Mas. Kita masih ada solusi asalkan semua bersedia," kata Bima Santoso.
Untuk jangka panjang, Bima berharap pemerintah provinsi dapat memperbaiki Jalan Mohammad Hatta. Perbaikannya harus dilakukan secara permanen agar kuat dilintasi angkutan bermuatan berat sehingga tidak mudah rusak.
Baca juga: Semarak HDKD ke-77, Imigrasi Sampit hadirkan Layanan Paspor Masuk Desa di Danau Sembuluh
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi kekompakan aparatur dan masyarakat di Baamang Barat
Baca juga: Jamaah haji asal Kotim tak lagi kelelahan di perjalanan