NTP gabungan di Kalteng pada Juli 2022 alami penurunan

id Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, Badan Pusat Statistik Kalteng, Kalimantan Tengah, BPS Kalteng, BPS Kalimantan Tengah, Nilai Tukar Petani di K

NTP gabungan di Kalteng pada Juli 2022 alami penurunan

Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro. ANTARA/HO-BPS Kalteng.

Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah, harga-harga di perdesaan di provinsi ini pada Juli 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan di wilayah setempat sebesar 111,16 atau turun sebesar 5,94 persen dibanding Juni 2022 yang mencapai 118,18.

Penurunan ini karena indeks harga hasil produksi pertanian berbanding terbalik dengan IKRT dan BPPBM, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.

"Harga hasil produksi pertanian turun, sedangkan IKRT (indeks harga barang dan jasa dikonsumsi rumah tangga) dan BPPBM (biaya produksi dan penambahan barang modal) alami kenaikan," ucapnya.

Pada Juli 2022 terjadi kenaikan IKRT di Kalteng sebesar 0,11 persen, yang utamanya disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok pendidikan 1,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,59 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki 0,51 persen.

"Sama halnya dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalteng pada Juli 2022 juga mengalami penurunan sebesar 5,98 persen, dari 119,32 (Juni 2022) menjadi 112,18 (Juli 2022)," kata Eko.

Baca juga: Kalteng alami Inflasi 0,44 persen selama Juli 2022

Selain itu, lanjut dia, penurunan itu juga dipengaruhi oleh menurunnya NTP di beberapa subsektor pertanian, yakni Tanaman Perkebunan Rakyat 9,26 persen, Peternakan 1,59 persen, Perikanan 0,91
persen, dan Tanaman Pangan 0,80 persen.

"Hanya Hortikultura yang mengalami peningkatan nilai tukar 0,66 persen dari NTP di seluruh subsektor pertanian," kata Eko.

Dikatakan, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

"NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," demikian Eko.

Baca juga: Akademisi berperan penting membantu pengembangan metodologi statistik

Baca juga: Tingkatkan pelayanan publik, BPS hadirkan Pojok Statistik di UPR

Baca juga: BPS Kalteng ungkap faktor penyebab penduduk miskin bertambah