New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh ke level terendah sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang resah atas kemungkinan resesi ekonomi tahun ini yang meningkatnya kekhawatiran dapat menghambat permintaan energi.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September kehilangan 2,12 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi menetap di 88,54 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penyelesaian pertama di bawah ambang 90 dolar per barel sejak 2 Februari.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot 2,66 dolar AS atau hampir 2,8 persen, menjadi ditutup pada 94,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penyelesaian terendah sejak 18 Februari.
Kemunduran harga terjadi setelah aksi jual di pasar minyak, dengan standar harga minyak mentah AS dan Brent masing-masing anjlok 4,0 persen dan 3,7 persen, pada Rabu (3/8/2022).
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia dipicu kekhawatiran pasokan
Data yang dirilis Rabu (3/8/2022) menunjukkan lonjakan stok minyak mentah AS pekan lalu, memicu kekhawatiran atas pelemahan permintaan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah negara itu meningkat 4,5 juta barel selama pekan yang berakhir 29 Juli. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,7 juta barel dalam pasokan minyak mentah.
"Tampaknya pelemahan dari Rabu (3/8/2022) menyusul permintaan bensin tersirat AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan terobosan level dukungan teknis pada Kamis (4/8/2022), telah menyeret minyak lebih rendah," kata Analis UBS, Giovanni Staunovo.
Prospek permintaan tetap diliputi oleh meningkatnya kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, tekanan utang di negara-negara berkembang, dan kebijakan nol COVID-19 yang ketat di China, importir minyak terbesar dunia.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu (3/8/2022) memutuskan akan meningkatkan produksi sebesar 100.000 barel per hari untuk September.
Berita Terkait
Awas! Penggunaan minyak goreng berulang pengaruhi risiko degenerasi syaraf
Kamis, 28 Maret 2024 13:17 Wib
Pertamina: Ketersediaan BBM dan elpiji di Kalteng aman selama Ramadhan
Rabu, 20 Maret 2024 9:44 Wib
Bulog Kalteng nyatakan ketersediaan gula dan minyak goreng aman hadapi HBKN
Selasa, 19 Maret 2024 14:59 Wib
Kilang Pertamina Internasional olah minyak mentah 340 juta barel selama 2023
Sabtu, 2 Maret 2024 12:52 Wib
Kerja sama minyak dan gas bumi antara Indonesia-Venezuela
Sabtu, 27 Januari 2024 13:10 Wib
Harga CPO turun 3,47 persen
Sabtu, 16 Desember 2023 16:18 Wib
Polisi tangkap 4 orang sindikat penipuan minyak goreng asal Lampung
Rabu, 22 November 2023 18:43 Wib
Harga CPO naik menjadi 750 dolar AS per metrik ton
Jumat, 17 November 2023 5:44 Wib