Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, telah mengolah sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah sebagai sumber bahan bakar gas yang digunakan untuk keperluan memasak.
"Gas metan yang dihasilkan tumpukan sampah di TPA kita tangkap dan kita jadikan sumber energi. Gas yang dihasilkan saat ini telah dimanfaatkan pegawai di TPA dan sejumlah masyarakat sekitar," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya Zaini Achmad di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan, program ini sudah berjalan tiga bulan ini masih menggunakan instalasi berskala kecil. Proses mengumpulkan gas metan dari sampah juga masih menggunakan peralatan sederhana.
"Di TPA Bukit Tunggal ada lima 'shell' tempat pembuangan sampah yang masing-masing berukuran 80 x 80 meter. Pada program ini baru kita manfaatkan satu 'sheli' dan itu pun juga baru 1/4 yang kita optimalkan," kata Zaini.
Tumpukan sampah di TPA Bukit Tunggal di kilometer 14, Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya ditutup rapat menggunakan semacam terpal. Diantara tutupan itu diberikan lubang yang kemudian dipasangkan pipa air untuk menyalurkan gas. Gas yang dihasilkan sampah kemudian mengalir melalui pipa. Dari pipa itu kemudian disalurkan ke kompor khusus.
Kepala UPTD TPA Bukit Tunggal Cebyanto mengatakan program itu selain meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah juga sebagai upaya memanfaatkan sampah sebagai sumber energi alternatif. Selain itu juga, sebagai upaya Pemerintah "Kota Cantik" mengurangi pemanasan global akibat efek gas rumah kaca.
Baca juga: Disperindag Palangka Raya pastikan pasokan gas bersubsidi aman
"Memang saat ini pengembangan dan pengelolaan serta pemanfaatan masih terbatas. Namun ke depan atau setidaknya tahun depan program ini akan kami kembangkan sehingga sampah ini juga memberikan manfaat setidaknya bagi pegawai TPA dan warga sekitar," katanya.
Seorang warga di lingkungan TPA Gun Harianto mengatakan adanya program pemanfaatan sampah sebagai sumber gas itu telah berdampak pada keluarganya.
"Sejak pihak TPA mampu mengolah sampah sebagai sumber gas, pengeluaran kami juga berkurang. Dari sebelumnya kami mengeluarkan Rp220 ribu sebulan untuk membeli gas, kini kami bisa memasak secara gratis," katanya.
Baca juga: DLH Palangka Raya jadikan TPA pusat edukasi pengelolaan sampah
Baca juga: Masyarakat di Palangka Raya diminta peduli terhadap karhutla
Berita Terkait
O2SN jadi wadah peserta didik Gumas kembangkan bakat olahraga
Sabtu, 18 Mei 2024 15:41 Wib
Ketua Golkar Gumas daftar jadi calon bupati ke PDIP
Sabtu, 18 Mei 2024 14:54 Wib
Harga emas naik jadi Rp1,350 juta per gram
Sabtu, 18 Mei 2024 13:04 Wib
Van Persie jadi pelatih kepala baru SC Heerenveen
Sabtu, 18 Mei 2024 6:54 Wib
Wabup sebut kesuksesan digital farming cabai jadi contoh petani di Kotim
Jumat, 17 Mei 2024 19:53 Wib
Pemkab Kotim turunkan status tanggap darurat jadi pemulihan bencana banjir
Jumat, 17 Mei 2024 16:09 Wib
Usia 25-30 tahun jadi masa reproduksi paling sehat bagi perempuan
Jumat, 17 Mei 2024 16:00 Wib
Asisten pelatih Liverpool jadi pelatih baru Salzburg
Kamis, 16 Mei 2024 6:22 Wib