Berwisata ke TWH Jurung Tiga di Kotawaringin Barat, habitat primata terkecil

id Taman wisata hutan, twh jurung tiga, desa pasir panjang kecamatan arut selatan, habitat primata terkecil, tarsius, pangkalan bun, kotawaringin barat

Berwisata ke TWH Jurung Tiga di Kotawaringin Barat, habitat primata terkecil

Tarsius di kawasan TWH Jurung Tiga, Sabtu, (8/10). (ANTARA/HO-TWH Jurung Tiga)

Pangkalan Bun (ANTARA) -
Taman Wisata Hutan (TWH) Jurung Tiga yang berlokasi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah merupakan habitat salah satu primata terkecil di dunia, yakni Tarsius. 
 
Pengelola TWH Jurung Tiga, Sugeng, Sabtu, mengatakan, saat ini ada sekitar 20 ekor lebih primata Tarsius yang tinggal di kawasan hutan dengan luas total 100 hektare, berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat Kota Pangkalan Bun. 
 
"Karena primata ini adalah hewan nokturnal, jadi sering terlihat pada menjelang magrib hingga malam hari untuk mencari makan," jelasnya.

Baca juga: Kembali digelar, pawai Nasi Adab berlangsung meriah
 
Dikatakan Sugeng, pengelola TWH sendiri menyediakan wisata treking malam yang langsung didampingi salah satu pemandu, untuk melihat langsung kehidupan hewan yang terkenal dengan mata besar tersebut di habitatnya. 
 
"Iya, pemandu akan langsung mengajak ke lokasi atau spot-spot yang sering terlihat Tarsius mencari makan," ujarnya.
 
Spot rumah pohon di kawasan TWH Jurung Tiga, Sabtu,(8/10). (ANTARA/M Husein Asyari)



Dari data konservasi sumber daya alam dan ekosistem, Tarsius merupakan salah satu dari 25 spesies primata yang paling terancam punah di dunia, hal tersebut dikarenakan perburuan liar, baik untuk diperdagangkan maupun dipelihara, yang menjadi ancaman bagi kelangsungan satwa ini. 
 
"Selain Tarsius, pengunjung juga bisa menemukan beberapa hewan yang sudah cukup langka, seperti kucing hutan, macan dahan, monyet klasi, owa-owa, beruk, bekantan, dan tupai terbang," tutur Sugeng. 

Baca juga: Kementerian Koperasi dan UKM dorong pembangunan pabrik sawit di Kobar
 
Di kawasan hutan yang sudah terkelola seluas 40 hektare tersebut, pengunjung juga dapat menemui jenis tanaman-tanaman yang sudah mulai langka, seperti pohon ulin, meranti merah, pohon sindur, teruntungan dan lainnya. 
 
"Di kawasan Jurung Tiga ini juga sering menjadi lokasi pelepasan liarkan burung oleh BKSDA," tambahnya.
 
Selain itu, TWH Jurung Tiga juga tersedia beberapa spot lokasi menarik, seperti rumah pohon, lokasi untuk camping, spot menyumpit, dan spot-spot lainnya. 
 
"Lokasi ini sebelum pandemi sempat ramai, namun setelah pandemi hingga saat ini sepi pengunjung. Paling dalam sepekan sekitar 10-20 pengunjung saja, dengan harga tiket masuk Rp15 ribu per orangnya," ucapnya.
 
Purwati salah seorang pengunjung TWH Jurung Tiga menyayangkan kurangnya minat orang mengunjungi kawasan tersebut. Padahal TWH ini lengkap, selain tempat wisata juga tempat edukasi atau pendidikan tentang alam. 
 
"Selain berwisata, tempat ini juga sebagai pembelajaran bagi kita akan pentingnya menjaga hutan, entah itu flora maupun faunanya," kata Purwati. 

Baca juga: Dukung Pengembangan Wisata, DPUPR Kobar tingkatkan kualitas jalan pesisir

Baca juga: Pemkab Kobar kucurkan dana Rp45 miliar untuk perbaikan jalan

Baca juga: Gubernur Kalteng sampaikan empat pesan penting di HUT Kobar ke-63