“Diharapkan sebelum dilakukan IVF semuanya dalam keadaan optimal, gaya hidupnya harus bagus dulu, masih jarang kena matahari vitamin D-nya jelek kita bagusin dulu, masih begadang mulai hidup teratur dulu, yang merokok juga bapak-bapak apalagi ibunya juga paling bagus berhenti dulu,” ucapnya dalam diskusi mengenai kiat sukses bayi tabung yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Selain gaya hidup, perlu juga untuk mengelola stres bagi pasangan selama proses bayi tabung agar secara psikologis tidak terganggu dan juga tidak membanding-bandingkan dengan proses bayi tabung orang lain karena hasil yang didapat tidak bisa sama.
“Stres itu mengganggu juga, ibu-ibu dan pasangan yang paling banyak stres itu pada saat monitor sel telur dan transfer embrio, itu paling stres dan itu diharapkan bisa terkendali. Kita serius tapi santai,” ucap Muharam.
Baca juga: Mengenal persiapan, risiko hingga tingkat keberhasilan program bayi tabung
Muharam menjelaskan persiapan awal yang perlu dilakukan khususnya bagi suami adalah mengecek kondisi sperma agar bisa menghasilkan kualitas sperma yang baik dan jika ada gangguan bisa berkonsultasi dengan dokter andrologi agar proses pembuahan bisa berjalan baik.
“Kita lihat dulu keadaan dari testikelnya apakah masih bisa menghasilkan sperma atau ada kerusakan sel-sel pembentukan spermanya atau kurang hormonalnya jadi kita kerja sama dengan andrologi untuk memperbaiki spermanya,” ucapnya.
Untuk pihak ibu atau istri, jika mengalami gangguan hormon atau PCOS (polycystic ovarian syndrome) disarankan untuk menjaga berat badan dan mengontrol tingkat kolesterol.
Selain itu, jika ada gangguan gigi bolong dan keputihan diharapkan bisa dihindari agar setiap sumber infeksi bisa dikendalikan.
“Juga makanan dijaga apalagi dengan yang PCOS butuh protein yang bagus, kalau diet mohon dietnya terkendali, konsultasi dengan dokter gizinya kalau aman baru jalan. Karena protein dibutuhkan untuk jalannya obat, kalau kurang nggak bagus kelebihan juga nggak bagus,” ucap Muharam.
Dokter di RSPUN dr. Cipto Mangunkusumo ini mengatakan usia paling baik saat ingin melakukan bayi tabung adalah di bawah 35 tahun karena semakin muda, semakin bagus respon pembuahan dan kondisi sel telurnya.
“Kalau ibunya di atas 44 tahun ada tindakan-tindakan atau penyakit-penyakit yang menimbulkan penurunan dari kemampuan untuk menerima rangsangan dari obat-obatan, jadi kadang-kadang sedikit sel telurnya jadi susah dirangsang,” ucapnya.
Baca juga: Rekomendasi asupan makanan untuk sukseskan implantasi embrio
Baca juga: Yang harus dipersiapkan sebelum jalani program bayi tabung
Baca juga: Ilmuwan pelopor bayi tabung wafat