Pulang Pisau (ANTARA) - Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Pudjirustaty Narang memotivasi Relawan Tanggap Bencana (Tagana) untuk selalu bekerja dengan menjunjung tinggi nilai ketulusan, keikhlasan dan bukan keterpaksaan bagi kemanusiaan.
“Relawan Tagana harus memiliki komitmen kuat terhadap peran dan tanggung jawab sebagai potensi masyarakat taktis dalam penanggulangan bencana,” kata Pudjirustaty di Pulang Pisau, Jumat.
Dikatakan Pudjirustaty, Relawan Tagana harus dilandasi kesukarelawanan, artinya berbuat untuk sesama secara sukarela tapi dilaksanakan dengan suka cita dan tidak berpamrih apapun untuk mewujudkan sebagai relawan bermoralitas tinggi, cerdas, dan professional.
Dalam kegiatan pemantapan anggota Tagana yang dilaksanakan Dinas Sosial setempat, Pudjirustaty mengingatkan tujuan penanggulangan bencana adalah untuk mengurangi dan menekan dampak risiko bencana terhadap masyarakat.
Baca juga: Bulog: Stok beras Kapuas-Pulpis dipastikan aman
Segala aspek maupun proses yang terkait dengan upaya-upaya penanggulangan bencana juga bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari berbagai ancaman bencana.
"Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan upaya penanggulangan bencana secara menyeluruh dan terpadu mulai dari pra bencana, saat bencana terjadi, maupun pasca bencana,”paparnya.
Pudjirustaty mengatakan, penanggulangan bencana berbasis masyarakat telah menjadi paradigma utama dalam upaya pengurangan resiko bencana. Kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta semua pihak lainnya menjadi bagian yang terpenting dalam kesiapsiagaan menghadapi terjadinya bencana.
“Bukan saja membantu pemerintah dalam melaksanakan penanggulangan dan tanggap darurat bencana, tetapi juga menjalani tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya,” terangnya.
Kepala Dinas Sosial Pulang Pisau Eknamensi Tawun menyampaikan, keberadaan Relawan Tagana masih sangat diperlukan dalam setiap upaya penanggulangan bencana, karena kabupaten setempat memiliki potensi bencana di antaranya banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan lahan, dan kebakaran rumah penduduk.
“Melalui anggota Tagana yang tersebar di sejumlah desa ini diharapkan ikut berperan aktif dalam penanggulangan bencana dan memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat,” kata Eknamensi.
Dikatakan Eknamensi, setelah sebelumnya selama pandemi COVID-19 anggota Tagana tidak bisa mengikuti berbagai pelatihan, kini sebanyak 40 orang relawan kembali diberi pemantapan.
Diharapkan melalui pelatihan para relawan dapat meningkatkan semangat, pengetahuan serta keterampilan, sebagai pengembangan sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana di kabupaten setempat.
Baca juga: Pulang Pisau dijadikan percontohan pelayanan publik berbasis HAM