Barut targetkan jadi kabupaten bebas frambusia

id frambusia barut,target bebas frambusia,barito utara,kalteng,kasus frambusia,Barut,muara teweh,Barut targetkan jadi kabupaten bebas frambusia,penyakit

Barut targetkan jadi kabupaten bebas frambusia

Dinas Kesehatan Barito Utara saat melaksanakan kegiatan pertemuan Pra Assissment Eradikasi Frambusia di Muara Teweh, Selasa (6/12/2022).ANTARA/Dokumen Pribadi

Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai 2022 ini menargetkan bisa tercapai serta masuk dalam kabupaten yang dinyatakan bebas penyakit frambusia melalui sertifikat bebas frambusia melalui sertifikat eliminasi frambusia.

"Penyakit frambusia juga disebut dengan penyakit patek atau yaws merupakan penyakit menular menahun kambuhan yang disebabkan oleh kuman treponema pertenue merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Barito Utara Enny Franziah pada pertemuan Pra Assissment Eradikasi Frambusia di Muara Teweh, Selasa.
 
Menurut dia, syarat yang ditetapkan sebagai kabupaten/kota bebas bebas frambusia yaitu, berdasarkan hasil surveilans frambusia selama kurun waktu enam bulan tidak ditemukan kasus frambusia di kabupaten/kota yang tidak memiliki riwayat kasus.

Di samping itu, menurut dia, melalui survei serologi selama kurun waktu tiga tahun berturut-turut setelah dilakukan pengobatan pemberian obat pencegahan massal (POPM).

"Kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah bebas frambusia akan diberikan sertifikat oleh Menteri Kesehatan RI," ucapnya. 

Dia mengatakan, apabila ditemukan kasus kasus frambusia di kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebagai daerah bebas frambusia, sertifikat bebas frambusia menjadi batal dan daerah tersebut dinyatakan sebagai daerah endemis sesuai dengan ketentuan Menteri Kesehatan.

"Oleh karena itu, perlu meningkatkan pemahaman masyarakat melalui pemberian penyuluhan  agar dapat menurunkan angka kesakitan dan cacat permanen," katanya. 

Dia mengatakan, tingginya jumlah penderita serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit tersebut sehingga masyarakat datang berobat sudah dalam keadaan terlambat. 

Pada beberapa provinsi masih endemik yang tinggi, diantaranya Provinsi Nuasa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Papua dan Papua Barat.

"Pada kesempatan ini kami mengharapkan kepada para peserta pertemuan untuk dapat mengikuti dengan seksama pertemuan hari ini dan bisa saling memberi informasi tentang data dan kendala yang ada di puskesmas mengenai kegiatan program kusta dan frambusia," ucapnya.

Selain itu juga, kata dia, dalam upaya pencegahan perlu dilakukan surveilans frambusia dengan pengamatan yang sistematis dan pemerintah saat ini sedang menggalakkan program eliminasi frambusia di seluruh Indonesia.