Aliran listrik PLN terangi asa masa depan hingga ke pelosok

id Aliran listrik PLN terangi asa masa depan hingga ke pelosok, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, PLN, listrik, Palangan, bupati kotim, Halikin Oleh Norjani

Aliran listrik PLN terangi asa masa depan hingga ke pelosok

Suasana Desa Palangan pada Jumat (30/12/2022) malam tetap terlihat ramai aktivitas warga dengan penerangan listrik PLN yang memadai meski desa ini jauh dari pusat kota. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Sampit (ANTARA) - Jarum jam menunjukkan pukul 20.00 WIB, suasana Desa Palangan Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah masih cukup ramai. Sejumlah mobil terparkir di pinggir jalan desa yang belum beraspal. 

Beberapa warga duduk santai di pelataran rumah sambil bercengkerama, sementara yang lainnya terlihat asik dengan gawainya masing-masing di bawah terang lampu dari listrik yang dialirkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

"Ada apa? Ada yang bisa dibantu? Datang saja ke sini. Kamu kira di sini sepi? Sekarang listrik PLN sudah masuk. Kampung jadi terang dan ramai," kata Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik dengan logat Bahasa Dayak yang kental sambil berseloroh dengan rekannya melalui sambungan video telepon selulernya, Jumat malam. 

Masuknya jaringan listrik PLN memang menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat setempat. Tidak berlebihan jika Delik dan warganya sangat senang dengan kemajuan tersebut. Setelah menanti puluhan tahun, kini jaringan listrik PLN sampai juga ke desa itu. 

Desa Palangan berjarak sekitar 92,3 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Untuk mencapai pusat desa ini, dalam kondisi normal diperlukan waktu tempuh sekitar 2,5 jam perjalanan darat serta di antaranya menggunakan kapal penyeberangan sungai. 

Masyarakat di desa seluas 18,50 km² baru mulai menikmati listrik dari PLN pada akhir 2019 lalu, tepatnya ketika diresmikan pada 21 Desember 2019 oleh Bupati Halikinnor yang saat itu masih menjabat Sekretaris Daerah. Sejak saat itu, desa yang dihuni 265 kepala keluarga dengan 1.030 jiwa itu mengalami perubahan dan kemajuan yang signifikan. 

Bagaimana tidak, sejak masuknya jaringan listrik PLN, masyarakat semakin leluasa menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan ekonomi dengan didukung perangkat yang memerlukan daya listrik. 

Selama ini puluhan tahun sebelum masuknya jaringan listrik PLN, masyarakat Desa Palangan hanya bisa mengandalkan energi dari mesin diesel berbahan bakar minyak dan listrik tenaga surya, bahkan lampu teplok. Sudah jelas, penggunaannya cukup terbatas, baik akibat kapasitas mesin, maupun terkait kemampuan warga menyiapkan bahan bakar minyak. 

Saat itu warga memprioritaskan penggunaan daya listrik untuk penerangan dan penggunaan peralatan penting dengan waktu dibatasi untuk penghematan bahan bakar. Kondisi ini juga menjadi gambaran situasi serupa pada puluhan desa lain di Kotawaringin Timur yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. 

Sejak masuknya jaringan listrik PLN, kondisi Desa Palangan berubah drastis. Transisi energi ini membawa perubahan dan dampak besar bagi masyarakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan tersebut. 

Masuknya listrik tidak hanya membuat rumah-rumah warga dan desa yang berada di bantaran sungai itu menjadi terang benderang saat malam hari, tetapi ketersediaan daya listrik juga memacu kegiatan ekonomi masyarakat menjadi semakin produktif. 

Biaya yang dikeluarkan warga untuk mendapatkan daya listrik kini jauh berkurang, sementara manfaat yang didapat justru sangat besar. Ini menjadi keuntungan besar bagi masyarakat desa setempat. 

Delik menyebutkan, sebelumnya warganya rata-rata harus mengeluarkan biaya antara Rp1,5 juta hingga lebih dari Rp2 juta untuk membeli bahan bakar dan perawatan mesin generator set atau genset untuk menghasilkan daya listrik setiap bulannya. Pengeluaran itu akan terus naik jika harga bahan bakar minyak semakin naik. 

Namun setelah beralih menggunakan listrik, warga hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp200.000 untuk penggunaan listrik rumah tangga dan sekitar Rp500.000 sampai Rp700.000 untuk biaya listrik yang juga digunakan untuk kegiatan usaha. 

"Dari selisih pengeluaran itu saja sekarang warga bisa menghemat Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per bulan. Bayangkan, itu penghematan yang sangat besar dan bisa ditabung," kata kepala desa yang masih muda ini. 

Masuknya listrik PLN juga membuat aktivitas masyarakat, pelayanan pendidikan, kesehatan dan pemerintahan desa setempat semakin lancar. Nelayan juga bisa membuat es batu dengan biaya lebih murah untuk menyimpan ikan hasil tangkapan agar tetap segar saat dijual. 

Transisi energi ini juga mendorong percepatan pemulihan dan bangkitnya ekonomi masyarakat pasca pandemi COVID-19. Ekonomi kerakyatan terus tumbuh di berbagai bidang dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki desa, seperti di sektor usaha mikro kecil dan menengah berbagai bidang, ditunjang ketersediaan daya listrik PLN. 

Sejumlah jenis usaha baru kini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat desa berkat pasokan daya listrik PLN. Kini di Desa Palangan bermunculan usaha baru seperti penjualan es, air isi ulang, pulsa telepon dan listrik serta jenis usaha lainnya. 
 
Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik dan anggota DPRD Provinsi Kalteng Alexius Esliter berbincang dengan warga yang mengembangkan berbagai jenis usaha setelah listrik PLN masuk ke desa itu, Sabtu (31/12/2022). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi


Seperti yang dirasakan keluarga Evon Grey. Dulunya keluarga ini hanya membuka warung kecil untuk menambah pendapatan keluarga. Setelah listrik PLN masuk ke desa mereka, keluarga ini mengembangkan usahanya dengan kapasitas lebih banyak, mulai dari berjualan es krim, minuman dingin, penjualan pulsa listrik dan pulsa telepon, hingga jasa transfer uang. 

Masyarakat desa juga sangat terbantu karena berbagai keperluan kini bisa mereka penuhi dan dapatkan di desa mereka sendiri. Ini jauh lebih hemat, efisien dan efektif dibanding jika mereka harus pergi ke ibu kota kecamatan dengan menempuh perjalanan cukup jauh, menyita waktu dan mengeluarkan biaya tidak sedikit. 

Masyarakat juga sangat terbantu dengan kemurahan PT PLN. Untuk mendapatkan sambungan baru dengan daya 900 watt sebelum peresmian, PT PLN memberikan keringanan kepada warga untuk membayar biaya administrasi dengan cara mencicil. Kebijakan ini sangat membantu masyarakat desa setempat. 

"Intinya dengan adanya infrastruktur dasar, khususnya jalan dan listrik PLN ini, manfaatnya besar bagi perekonomian masyarakat kami. Kami sangat berterima kasih kepada PT PLN, pemerintah daerah dan perusahaan yang telah membantu sehingga impian untuk menikmati akses listrik PLN ini bisa terwujud," ujar Delik. 

Kondisi hampir sama juga dirasakan masyarakat Desa Kenyala Kecamatan Telawang. Desa ini juga secara resmi menikmati listrik dari jaringan milik PT PLN terhitung mulai 21 Desember 2019 lalu. 

Transisi energi dari listrik yang dihasilkan mesin berbahan bakar minyak milik warga menjadi penggunaan listrik PLN membawa manfaat sangat luar biasa bagi masyarakat. Hal itu juga berdampak besar terhadap perekonomian. 

Masyarakat kini semakin bisa menghemat pengeluaran dan menabung, serta roda perekonomian semakin cepat dengan tumbuhnya jenis usaha-usaha baru yang ditopang ketersediaan daya listrik. 

Aliran listrik PLN kini tidak hanya menerangi rumah warga, tetapi juga membawa cahaya terang bagi asa masa depan keluarga masyarakat di pelosok desa. Ini tidak terlepas dari komitmen tinggi PT PLN dalam berkontribusi melayani masyarakat di seluruh tanah air. 
 
Dokumentasi - Foto bersama jajaran Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur dengan manajemen PT Sukajadi Sawit Mekar, PT PLN ULP Sampit, camat, kepala desa dan warga saat peresmian penyaluran listrik dari perusahaan ini ke Desa Palangan dan Kenyala, Sabtu (21/12/2019). ANTARA/HO-PT SSM


Kekuatan Habaring Hurung
Semboyan Habaring Hurung atau berarti gotong royong yang digaungkan leluhur Suku Dayak di Kabupaten Kotawaringin Timur, ternyata masih relevan hingga saat ini. Semboyan ini juga masih menjadi kekuatan besar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi. 

Seperti dalam hal membuka keterisolasian energi listrik di pelosok atau pedalaman Kotawaringin Timur, secara perlahan solusinya mampu dihadirkan melalui semangat Habaring Hurung atau gotong royong. 

Selain mengusulkan perluasan listrik desa kepada PT PLN, pemerintah daerah juga getol mendekati perusahaan-perusahaan besar di daerah ini agar berkontribusi membantu mengatasi masalah dalam percepatan pemerataan kelistrikan hingga ke pelosok desa. 

Banyak perusahaan yang menghasilkan daya listrik berlebih dibanding kebutuhan mereka. Melihat kondisi ini, sudah seharusnya kelebihan daya itu juga bisa disalurkan membantu pasokan listrik PLN kepada masyarakat. 

Upaya itu berbuah manis. Kini sejumlah perusahaan sudah membantu menyalurkan kelebihan daya mereka untuk memperkuat pasokan listrik untuk dialirkan oleh PLN ke rumah-rumah penduduk yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan. 

Seperti pada 21 Desember 2019 lalu, ratusan kepala keluarga di Desa Palangan Kecamatan Kota Besi dan Desa Kenyala Kecamatan Telawang, bergembira dan mengucap syukur setelah listrik PLN resmi mengalir ke rumah-rumah mereka. 

Hal itu terwujud melalui program penyaluran kelebihan energi listrik dari pembangkit listrik energi baru terbarukan PLTBG PT Sukajadi Sawit Mekar. Perusahaan perkebunan kelapa sawit di bawah bendera Musim Mas Group itu sepakat bekerjasama dengan PT PLN (Persero) UIW Kalselteng untuk menyalurkan daya listrik kepada masyarakat di Desa Palangan dan Kenyala. 

Saat peresmian, Bupati Halikinnor saat itu hadir dalam kapasitasnya masih sebagai Sekretaris Daerah. Sementara itu dari pihak PT PLN dihadiri Adman selalu Manager PT PLN ULP Sampit, sedangkan dari pihak perusahaan dihadiri Teuku Kanna selaku Senior Manager Musim Mas Group Wilayah Kalimantan Tengah, Teuku Kanna. 

Menurut Kanna, PT Sukajadi Sawit Mekar menyisihkan kelebihan daya listrik yang ada dihasilkan perusahaan untuk membantu pasokan listrik ke desa tersebut. Diperkirakan ada 600 rumah di dua desa itu yang mendapat aliran listrik.

Membantu memasok daya untuk PT PLN bukan hal baru bagi PT Sukajadi Sawit Mekar. Selama ini setiap hari perusahaan ini memasok daya sebesar 1 Megawatt ke jaringan kelistrikan di Kecamatan Telawang.

Manajemen perusahaan senang bisa membantu masyarakat dan daerah, termasuk dalam hal kelistrikan ini. Kesediaan PT Sukajadi Sawit Mekar bekerjasama dengan PT PLN bukan didasari pada orientasi profit, tetapi lebih pada keinginan membantu agar masyarakat desa bisa menikmati kenyamanan dengan masuknya jaringan listrik ke desa mereka.

"Kami bersama PT PLN bahu-membahu untuk membantu menangani masalah kelistrikan di pelosok desa. Dengan kerja sama ini, mudah-mudahan keinginan pemerintah menerangi seluruh desa bisa terlaksana lebih cepat," kata Kanna.

Dukungan percepatan kelistrikan desa juga ditunjukkan anak perusahaan Musim Mas Group lainnya yaitu PT Globalindo Alam Perkasa. Bahkan sebagai bentuk terima kasih, Bupati Halikinnor memberikan penghargaan kepada PT Globalindo Alam Perkasa karena telah membantu meningkatkan elektrifikasi di Desa Bagendang Tengah Kecamatan Mentaya Hilir Utara pada Selasa (30/8) lalu. 

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PT Globalindo Alam Perkasa yang telah membantu sehingga listrik ke desa ini terwujud. Bantuan ini sangat membantu masyarakat kita," kata Halikinnor. 

PT Globalindo Alam Perkasa memberikan bantuan berupa kabel listrik untuk mewujudkan perluasan jaringan listrik PLN sehingga bisa dinikmati masyarakat Desa Bagendang Tengah. 

Tersambungnya aliran listrik PLN membuat masyarakat setempat semakin mudah menikmati penerangan dan fasilitas lain yang memerlukan daya listrik. Kemajuan ini diyakini juga akan membawa dampak positif yang besar terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
 
Suasana salah satu desa di Kecamatan Tualan Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur. Masyarakat di kecamatan ini berharap percepatan pemerataan listrik PLN. ANTARA/Norjani


Target tuntas 2024
Untuk mengaliri listrik di Kotawaringin Timur dengan luas wilayahnya 16.796 km² yang terbagi pada 17 kecamatan, 168 desa dan 17 kelurahan, memang bukan perkara mudah. Tantangan semakin berat karena infrastruktur yang masih terbatas, bahkan masih banyak desa yang aksesnya mengandalkan jalur sungai. 

Kehadiran listrik PLN sangat dinantikan masyarakat di pelosok Kotawaringin Timur. Masyarakat yakin, kehadiran listrik akan berpengaruh besar terhadap kemajuan desa dan peningkatan perekonomian masyarakat. Untuk itu masyarakat sangat berharap perluasan jaringan listrik PLN segera sampai ke desa mereka. 

Seperti di Kecamatan Bukit Santuai, masih ada 13 desa yang belum tersentuh jaringan listrik PLN. Masyarakat di kecamatan yang berjarak sekitar 211,7 kilometer dengan waktu tempuh sekitar enam jam dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur itu sangat berharap wilayah mereka segera tersambung jaringan listrik PLN. 

"Kami sangat berharap jaringan listrik PLN bisa segera mengaliri listrik di desa kami supaya perekonomian masyarakat meningkat. Kalau tanpa listrik PLN saat ini aktivitas ekonomi masih terbatas dan berbiaya tinggi," kata Kepala Desa Tanah Haluan Ali, didampingi kepala Desa Tumbang Turung Elpair saat menyampaikan aspirasi ke DPRD Kotawaringin Timur belum lama ini. 

Sementara itu untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur di bawah kepemimpinan Bupati Halikinnor terus meningkatkan sinergi dengan PT PLN serta menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama mempercepat jangkauan kelistrikan hingga ke seluruh desa. 

Menurut Halikinnor, informasi didapat dari PT PLN bahwa saat ini daya yang dimiliki PLN cukup memadai, bahkan surplus untuk memasok daya industri berskala besar. Tantangan saat ini ada pada pengembangan jaringan lantaran luasnya wilayah dan rumitnya geografis. 

Untuk itu bagi desa-desa yang di wilayahnya terdapat perusahaan besar maka pemerintah daerah menggandeng perusahaan tersebut untuk memasok daya listrik kepada masyarakat setempat. Teknisnya tetap dikerjasamakan dengan PT PLN. 

Dia meminta perusahaan terbuka untuk membantu memasok daya. Selain itu, jika areal konsesi mereka dilintasi menara saluran udara bertegangan tinggi, maka perusahaan diharapkan memberikan izin dan kemudahan karena kegiatan itu untuk kepentingan masyarakat luas. 

"Saya sudah beberapa kali ke (pemerintah) pusat meminta bantuan ini. Harapan saya pada akhir periode saya di 2024, semua desa sudah berlistrik, walaupun perjuangan itu sulit," kata Halikinnor. 

Halikinnor menegaskan, pemerintah daerah akan terus gencar memperjuangkan percepatan elektrifikasi. Pemerintah daerah pun siap mengalokasikan anggaran jika hal itu diperlukan. 

"Pemerintah daerah akan terus mendukung perluasan jaringan PLN nasional. Sementara desa belum berlistrik di Kotawaringin Timur ini tersisa 40 desa. Mudah-mudahan bisa kita tuntaskan pada 2024 nanti," harap Halikinnor. 

Bupati Halikinnor juga mendukung komitmen PT PLN dalam program penyambungan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Dia berharap sasaran program ini diperluas, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur sehingga sehingga semakin banyak keluarga kurang mampu terbantu untuk bisa menikmati listrik PLN. 

Sementara itu, PT PLN menginformasikan bahwa pemerintah menunjukkan komitmen negara hadir melalui PT PLN yang telah menuntaskan penyambungan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 4.797 keluarga kurang mampu di Kalimantan Selatan dan Tengah.

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Pengawasan Obvitnas Yurod Saleh mengatakan, program BPBL merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pemerataan energi dan membantu masyarakat memperoleh akses listrik.

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PLN yang telah menyukseskan program BPBL. Kita semua berharap Program ini dapat memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat dan meningkatkan taraf hidup untuk kegiatan ekonomi yang lebih produktif,” kata Yurod.

Masyarakat penerima program BPBL kata Yurod, akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 stopkontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi yang dituangkan dalam Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN, dan token listrik pertama.

Melalui dukungan DPR RI pula, program melistriki keluarga kurang mampu di wilayah 3T dapat dilakukan PLN. PLN melistriki 3.281 keluarga di Kalimantan Tengah dan 1.516 keluarga di Kalimantan Selatan.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin mengatakan Program BPBL ini merupakan bukti nyata dukungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen.

“PLN siap melaksanakan tugas sebagai penggerak di bidang ketenagalistrikan, serta siap bekerjasama dengan seluruh stakeholder dan mitra strategis guna wujudkan rasio elektrifikasi sebesar 100 persen di Kalsel dan Kalteng,” ujar Joharifin.

Joharifin berharap program BPBL ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Harapannya, program ini memberikan efek domino untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.

“Ke depan, PLN berharap kolaborasi ini makin memperkuat sinergi untuk melakukan perluasan dan pengembangan kerjasama lainnya, kami yakin Program BPBL 2022 dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” demikian Joharifin.

 
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) PT SJIM, Audy Valent menunjukkan aktivitas di pabrik perusahaan mereka yang kini beralih menggunakan daya listrik karena lebih murah, efektif, efisien dan ramah lingkungan. ANTARA/HO- Humas PT SJIM


Electrifying agriculture menguntungkan
Keberadaan listrik sangat dibutuhkan di berbagai bidang, tidak terkecuali pertanian. Kini banyak banyak pertanian berskala kecil maupun industri yang beralih mengandalkan daya listrik karena lebih efektif dan efisien. 

Salah satunya adalah pertanian sistem hidroponik yang kini banyak digeluti oleh petani-petani muda. Sistem penanaman yang mengandalkan asupan nutrisi cair ini memerlukan daya listrik untuk perputaran air secara terus menerus. 

Seperti yang dilakukan anggota Petani Hidroponik Sampit (PHS). Kelompok ini terbentuk pada 1 Agustus 2020 lalu saat pandemi COVID-19 juga melanda daerah ini. 

Anggota komunitas ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti pegawai negeri sipil, pegawai BUMN, pegawai swasta, polisi hingga wartawan. Meski beranjak dari hobi, namun kini sudah banyak anggota komunitas ini yang membuat pertanian hidroponik skala besar karena permintaan sayuran yang mereka hasilkan terus meningkat.

Bertani dengan sistem hidroponik dinilai sangat menguntungkan dan bisa dilakukan siapa saja. Buktinya, anggota komunitas ini berasal dari berbagai profesi, namun mereka masih bisa menjalankan hobi bertani hidroponik yang kini justru bisa memberikan penghasilan tambahan.

Pertanian yang mengandalkan air nutrisi ini dinilai lebih mudah dan bisa dilakukan kapan saja tanpa mengenal musim. Ini sangat berbeda dengan pertanian menggunakan tanah sebagai media tanam yang memerlukan berbagai persiapan, seperti mengolah tanah dan persiapan lainnya.

Kini kelompok Petani Hidroponik Sampit yang diketuai Heru Prayitno ini disebutkan mampu menghasilkan sekitar delapan ton sayuran dalam sebulan dari 30 anggota dengan kapasitas sekitar 40.000 titik tanam. Dari jumlah tersebut dilaporkan perputaran uang pada sektor ini diperkirakan bisa mencapai Rp100 juta per bulan. 

Pemanfaatan listrik untuk pertanian juga dilakukan untuk skala besar seperti pabrik pengolahan minyak inti sawit mentah atau crude palm kernel oil PT Sinar Jaya Inti Mulia (SJIM). Perusahaan yang berlokasi di Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang ini sejak Juni 2021 memilih beralih menjadi pelanggan premium PLN dengan daya 5.540.000 Volt Ampere sejak Juni 2021.

Menurut Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) PT SJIM, Audy Valent, penggunaan energi listrik dinilai lebih efektif dan efisien dibanding PLTU. Transisi energi ini juga membantu upaya bersama dalam mengurangi emisi karbon demi lingkungan yang semakin sehat untuk semua. 

Jika tetap menggunakan PLTU berbahan bakar cangkang, perusahaan harus selalu memastikan ketersediaan cangkang dengan membeli dari pabrik kelapa sawit. Padahal untuk kapasitas 800 ton kernel memerlukan sekitar 200 ton cangkang per hari. 

Menurut Audy, penggunaan listrik PLN jauh lebih murah dan efisien bagi perusahaan mereka. Selain itu dampak ikutannya juga dirasakan masyarakat sekitar karena jaringan tegangan tinggi menuju perusahaan melintasi perkampungan sehingga warga juga dengan mudah mengakses sambungan baru. 

"Sebelumnya sekitar 12 tahun lebih sudah diajukan untuk mohon agar bisa masuk penerangan, sebab ratusan kepala keluarga di wilayah itu belum pernah menikmati penerangan listrik secara maksimal seperti masyarakat umumnya, dengan masuknya listrik menuju pabrik maka masyarakat tidak perlu lagi menunggu realisasi pemasangan listrik, sebab travo besar sudah dipasang menuju perusahaan," demikian Audy Valent. 
Ketua Kadin Kotim Susilo bersama tim teknis persiapan saat survei di lokasi rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah medis, belum lama ini. ANTARA/HO-Kadin Kotim


Turut mendongkrak investasi
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kotawaringin Timur, Susilo juga menyambut baik program Electrifying Agriculture serta kemampuan PT PLN menyediakan energi listrik untuk industri. Hal ini sangat mendukung keberlangsungan dunia investasi dan perekonomian di daerah ini. 

Saat ini Susilo memfasilitasi masuknya investasi berupa pembangunan pabrik pengolahan limbah medis pertama di Kalimantan Tengah. Pembangunan pabrik yang berlokasi di Sampit tersebut segera dimulai, tentunya salah satunya berkat dukungan PT PLN yang siap menyediakan daya listrik yang kebutuhan. 

Investasi lainnya yang sedang tahap perizinan yaitu pembangunan pabrik es balok untuk memenuhi permintaan nelayan dalam penyimpanan ikan hasil tangkapan. Investor sangat berminat karena juga atas dukungan PT PLN yang siap memasok daya listrik sesuai kebutuhan sekitar.

"Untuk pasokan listrik ke pabrik es balok dan pabrik pemusnah limbah medis itu saya sudah membicarakannya dengan manajer PLN dan sudah siap semua. Kalau yang pabrik pemusnah limbah medis lebih dari 100 kWh, kalau pabrik es balok keperluan daya listrik PLN sekitar 85 kWh," kata Susilo. 

Dia menekankan bahwa listrik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi dunia usaha. Perannya sangat besar dalam mendukung dunia usaha sehingga selalu menjadi pertimbangan dalam setiap rencana masuknya investasi. 

"Kalau harus menggunakan mesin pembangkit berbahan bakar minyak, biayanya jauh lebih mahal. Itu berat bagi pengusaha dan dampaknya juga berimbas ke konsumen. Makanya kami berterima kasih atas kemampuan optimal PLN dalam melayani masyarakat, termasuk pelaku usaha dalam hal energi listrik," kata Susilo. 

Atas peran besar PT PLN terhadap daerah dan negara ini, Susilo menilai tidak berlebihan jika PT PLN mendapat berbagai penghargaan atas capaian prestasi dan dedikasinya dalam berkontribusi membangun negeri. 

Seperti dilansir laman resminya, PT PLN (Persero) mencatatkan sejarah dengan meraih 15 penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan (Proper) Emas Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan tersebut diberikan kepada beberapa pembangkit listrik milik PLN karena telah menjalankan tata kelola lingkungan yang baik serta melakukan berbagai upaya dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan emisi non GRK, efisiensi sumber daya baik di energi, pemakaian air serta 3R (reuse, reduce, recycle) limbah dan juga melakukan upaya konservasi ekosistem baik darat maupun laut serta melakukan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan juga Good Corporate Governance (GCG).

Semakin spesial, dalam anugerah tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mendapatkan penghargaan sebagai CEO Green Leadership Utama. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma’ruf Amin kepada perusahaan yang telah menerapkan Social Future Fit Society.

Baca juga: Warga lebih produktif usai terima program BPBL Kementerian ESDM

Baca juga: BPBL bantu penuhi kebutuhan listrik masyarakat Lamandau

Baca juga: PLN programkan listrik desa di Teweh Timur