Sistem sel bahan bakar baru itu diklaim mampu mengurangi biaya hingga sepertiga dibandingkan dengan yang tersedia di Honda Clarity Fuel Cell 2019.
Pengurangan biaya yang signifikan ini dicapai dengan berbagai langkah termasuk adopsi bahan inovatif untuk elektroda, kemajuan struktur penyegelan sel, penyederhanaan peralatan pendukung, dan peningkatan produktivitas, kata Honda dalam pernyataan resmi, diterima di Jakarta, Senin.
Sistem sel bahan bakar terbaru itu juga bisa meningkatkan daya tahan sistem menjadi dua kali lipat dengan penerapan bahan tahan korosi dan penekanan kerusakan yang terkendali. Selain itu, ketahanan suhu rendah juga meningkat secara signifikan.
Perusahaan asal Jepang itu juga sedang melakukan penelitian lanjutan dan pengembangan teknologi hidrogen sambil merencanakan penggunaan di luar angkasa, area potensial lain di mana teknologi hidrogen dapat dimanfaatkan.
Baca juga: Mugen beri sentuhan ajaib pada Civic R 2023
Mereka berusaha mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan yang melibatkan Honda pada tahun 2050. Menargetkan “nol dampak lingkungan” tidak hanya pada produknya tetapi juga seluruh siklus hidup produk.
Honda akan memperluas aplikasi sistem sel bahan bakarnya. Inti dari teknologi hidrogen Honda, tidak hanya untuk FCEV Honda tetapi juga untuk berbagai aplikasi internal dan eksternal.
Untuk tujuan itu, Honda akan memulai penjualan eksternal modul sistem sel bahan bakar generasi berikutnya pada pertengahan 2030-an.
Honda menginginkan tingkat penjualan awal 2.000 unit per tahun dan akan berusaha untuk memperluas penjualan secara bertahap, dengan sasaran untuk meningkatkan penjualan menjadi 60.000 unit pada tahun 2030, dan beberapa ratus ribu unit per tahun pada paruh kedua 2030-an.
Baca juga: Honda Korea akan hadirkan platform daring untuk menjual mobil
Baca juga: Honda WR-V segera diekspor mulai tahun depan
Baca juga: Honda segarkan UR-V dan Avancier 2024