Apresiasi terobosan Terowongan Nur Mentaya, Legislator sarankan segera dilakukan penataan

id Apresiasi terobosan Terowongan Nur Mentaya, Legislator sarankan segera dilakukan penataan, kalteng, Sampit, kotim, DPRD kotim, riskon fabiansyah

Apresiasi terobosan Terowongan Nur Mentaya, Legislator sarankan segera dilakukan penataan

Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Riskon Fabiansyah. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah mengapresiasi terobosan pembuatan Terowongan Nur Mentaya dan dia menyarankan segera dilakukan penataan agar memberikan manfaat besar bagi masyarakat. 

"Kita apresiasi inovasi yang dilakukan oleh pemkab kotim dengan Ikon barunya Terowongan Nur Mentaya. Kemudian yang tidak kalah penting agar ada perencanaan penataan yang lebih rapih bagi UMKM kita di sekitar jalan tersebut agar tetap nilai ekonomis untuk masyarakat dapat, tetapi nilai estetikanya juga dapat," kata Riskon di Sampit. 

Terowongan Nur Mentaya terletak di Jalan Tjilik Riwut sepanjang hampir tiga kilometer dari  Bundaran Adipura di pertigaan Jalan Samekto hingga depan Stadion 29 November Sampit. Kawasan ini dipasangi lampu di kedua sisi jalan dengan bentuk melengkung ke tengah jalan sehingga saat malam hari diibaratkan sebuah terowongan cahaya. 

Saat pesta rakyat "Hasupa Hasundau" memeriahkan Hari Jadi ke-70 Kabupaten Kotawaringin Timur pada Sabtu (7/1) malam lalu, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan piagam penghargaan MURI kepada Halikinnor selaku Bupati Kotawaringin Timur atas rekor MURI terhadap Terowongan Mentaya untuk kategori tiang lampu jalan dengan hiasan ornamen etnik terbanyak. 

Terowongan Nur Mentaya dinyatakan memenuhi unsur superlatif atau paling yakni dicatat sebagai lampu penerangan jalan dengan hiasan ornamen-ornamen etnik terbanyak yakni tidak kurang dari 6.880 ornamen etnik terbanyak. Selain itu, ornamen lampu berbentuk ikan jelawat di atasnya sebanyak 172 buah memberikan kesan unik. 

Penghargaan diserahkan oleh Direktur Operasional MURI Jusuf Ngadri kepada Bupati Halikinnor. Penghargaan ini menjadi kejutan karena Bupati Halikinnor mengaku sama sekali tidak mengetahui akan mendapat penghargaan rekor MURI tersebut. 

Menanggapi itu, Riskon menilai rekor MURI yang didapat tersebut merupakan kado terindah bukan hanya untuk Pemkab Kotawaringin Timur tapi untuk semua masyarakat di daerah ini. 

"Dengan harapan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur bisa lebih dikenal lagi dan bisa menjadi salah satu daerah tujuan wisata baik lokal maupun domestik," ujar Riskon. 

Riskon mengaku sependapat sesuai arahan Bupati Halikinnor agar masyarakat menjaga dan memelihara aset daerah tersebut. Ikon baru yang membawa dampak ekonomi itu jangan sampai dirusak oleh tangan-tangan jahil dan tidak bertanggung jawab karena sudah pasti biasanya merawat itu lebih mahal dan sulit daripada membangunnya. 

"Bila memang diperlukan sebaiknya saluran drainase yang agak mengganggu dikiri dan kanan jalan tersebut dibuat rata dengan jalan sehingga areal parkir bagi pengunjung bisa lebih leluasa," demikian Riskon Fabiansyah.