Sampit (ANTARA) -
"Kita tentu berharap ini ada solusinya. Mungkin pemerintah daerah bisa menelusuri apa penyebabnya, kemudian dilakukan koordinasi supaya harga tiket bisa lebih murah," kata Rudianur di Sampit.
Permintaan transportasi udara di Sampit dinilai terus meningkat, namun layanannya masih terbatas. Frekuensi penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit terbatas dan harga tiket lebih mahal dibanding di bandara lain.
Berdasarkan aplikasi penjualan tiket online, harga tiket pesawat Sampit-Jakarta hari ini Rp1.465.900 dengan waktu tempuh satu jam 35 menit. Harga itu lebih tinggi dibanding di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya rute Palangka Raya-Jakarta yang hanya Rp1.267.564 dengan waktu tempuh satu jam 40 menit.
Selain lebih murah, frekuensi dan rute penerbangan di daerah lain juga lebih banyak sehingga banyak pilihan bagi penumpang. Sementara itu, penerbangan Sampit-Jakarta hanya satu kali sehari dan sehingga mengharuskan calon penumpang mencari alternatif jika ingin memilih waktu penerbangan sesuai kebutuhan.
Kondisi ini membuat calon penumpang banyak yang memilih terbang melalui bandara lain yakni Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dan Bandara Iskandar Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.
Calon penumpang rela menempuh perjalanan darat selama empat jam untuk terbang melalui Palangka Raya maupun Pangkalan Bun. Selain harga tiket lebih murah, calon penumpang merasa lebih yakin karena banyak pilihan penerbangan sehingga ada kepastian jadwal keberangkatan.
"Masalah harga tiket ini perlu menjadi perhatian karena juga berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Mudah-mudahan ini bisa dicarikan solusinya secepatnya," ujar Rudianur.
Rudianur yakin jika masalah ini bisa dicarikan solusinya maka penerbangan di Sampit akan berkembang karena permintaan cukup tinggi. Pemerintah daerah perlu mencarikan solusi karena transportasi udara juga mendukung kemajuan ekonomi.