Dolar AS tergelincir di awal sesi Asia

id Dolar AS tergelincir ,kalteng,Dolar AS tergelincir di awal sesi Asia,Singapura

Dolar AS tergelincir di awal sesi Asia

Arsip foto - Tumpukan uang dolar AS berada di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/pri.)

Singapura (ANTARA) - Dolar AS berada di bawah tekanan di dekat posisi terendah tujuh minggu di awal sesi Asia pada Kamis pagi, karena imbal hasil obligasi AS turun tajam setelah Federal Reserve mengisyaratkan bahwa pihaknya hampir menghentikan kenaikan suku bunga.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, tetapi menghilangkan bahasa tentang "peningkatan yang sedang berlangsung" yang diperlukan untuk mendukung kenaikan "beberapa tambahan", karena menunggu dan melihat bagaimana kepercayaan yang goyah pada bank mempengaruhi perekonomian.

Pasar berjangka menyiratkan peluang yang sama untuk satu kenaikan lagi. Itu kontras dengan Eropa di mana pasar memperkirakan kenaikan sekitar 50 basis poin lagi, dan kesenjangan membuat euro melonjak.

Dolar mengurangi beberapa kerugiannya ketika Menteri Keuangan AS Janet Yellen memicu putaran lain penjualan saham bank dan kegelisahan atas stabilitas dengan memberi tahu Kongres bahwa dia belum mempertimbangkan atau mendiskusikan "blanket insurance" untuk simpanan.

Euro menguat sebanyak 1,3 persen ke level tertinggi sejak awal Februari di 1,0912 dolar AS, meskipun pada pagi hari di Asia telah turun kembali untuk dibeli 1,0872 dolar.

Sterling juga melonjak ke level tertinggi tujuh minggu karena inflasi Inggris secara tak terduga naik, meninggalkannya di 10,4 persen yang menumpuk tekanan pada bank sentral Inggris untuk menaikkan suku bunga dan terdengar hawkish pada pertemuannya di kemudian hari.

Dolar/yen turun 0,7 persen semalam dan merayap lebih rendah di pagi Asia di 131,19. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun turun 22 basis poin pada Rabu (22/3/2023).

Pergeseran nada dari Fed membuat kecil kemungkinan pasar kembali khawatir bahwa data ekonomi yang kuat akan menyebabkan kenaikan suku bunga yang lebih banyak, kata kepala strategi valas G10 NatWest Markets, Brian Daingerfield.

"Dari perspektif valuta asing, kami pikir argumen untuk kelemahan dolar lebih lanjut karena batas atas siklus Fed jelas telah turun".

Pasar keuangan telah bergolak oleh kepercayaan yang goyah pada bank-bank secara global menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank dua minggu lalu dan kematian Credit Suisse.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko mundur tajam dari tertinggi dua minggu di 0,6759 dolar AS menjadi kembali di 0,6707 dolar AS pada Kamis pagi.

Dolar Selandia Baru juga menyerahkan kenaikan semalam, tetapi menguat pada perdagangan pagi di 0,6238 dolar AS. Sterling dibeli 1,2282 dolar setelah naik setinggi 1,2334 dolar semalam. Pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin dari bank sentral Inggris.

Fokus pada sektor perbankan sekarang terutama pada pemberi pinjaman regional AS di mana kekhawatiran akan penularan simpanan tetap tinggi.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan aliran simpanan telah stabil pada minggu lalu, dan pemberi pinjaman yang lebih kecil mengatakan mereka terhibur dari pernyataan Yellen bahwa jaminan simpanan akan dipertimbangkan jika ada risiko penularan.

Itu "menghilangkan kecemasan," menurut Daniel Kimbell, seorang eksekutif di bank lokal Passumpsic Bank di St Johnsbury, Vermont.

Bitcoin turun 3,0 persen menjadi 27.360 dolar AS setelah serangkaian tuntutan hukum Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) atas kenaikan kripto meredam aset-aset digital.

Penerjemah: Apep Suhendar