Akademisi: Mahasiswa tak harus membuat skripsi untuk jadi SDM unggul
Palangka Raya (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Farid Zaki mengatakan, mahasiswa tak harus membuat atau menghasilkan skripsi untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
"Skripsi tidak harus menjadi syarat utama, karena tidak semua mahasiswa bercita-cita menjadi peneliti maupun akademisi," kata Zaki di Palangka Raya, Kamis.
Menurut kandidat doktor ini, semangat zaman dan perubahan dunia kerja serta perkembangan teknologi yang nyata, mendorong cita-cita mahasiswa untuk menjadi aktor praktisi yang handal di berbagai sektor tidak terelakkan.
Oleh karena itu, nuansa pendidikan mahasiswa di era sekarang perlu diperkuat dengan terobosan dalam metode pembelajaran yang mampu mensinergikan ilmu murni dengan ilmu terapan. Ini agar para mahasiswa melintasi dan melampaui zaman.
Selain itu, juga perlu ekosistem dan iklim mampu yang mendorong nuansa adaptasi terhadap perubahan serta Mahasiswa yang senantiasa didorong untuk membuat karya dan kekayaan intelektual.
"Bisa saya berbentuk puisi, komik, lagu, cerpen, jurnal ilmiah, buku populer, podcast, pidato, novel, naskah film, cinematography, yang selaras dan bercita rasa dengan prodinya masing-masing seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, agama dan lain sebagainya," katanya,
Menurut dia, keadaan itu penting agar alumni punya nilai tambah dan nilai tawar agar tidak 'gagap' memasuki gegap gempita kompleksitas dunia kerja yang penuh ketidakpastian.
Apalagi, lanjut dia, perkembangan dunia kerja dan teknologi berdampak pada hampir semua sektor yang menjadi pertanda mesin akan bisa menggantikan manusia dalam beberapa pekerjaan.
Baca juga: UMPR gelar kompetisi proposal bisnis tingkat mahasiswa
"Untuk itu, mahasiswa zaman 'now' perlu dibudidayakan untuk mendobrak sekat-sekat keilmuan dengan mencoba hal-hal baru di luar mainstream yang ada," katanya.
Ke depan, lanjut dia, juga perlu dibuat skema magang lintas keilmuan, semisal mahasiswa kesehatan, pertanian, pendidikan magang di Komisi Pemilihan Umum (KPU), legislatif, parpol dan sebagainya.
"Mahasiswa Sospol magang di lini-lini ekonomi kreatif, mahasiswa pertanian magang di inkubator ekonomi atau UMKM dan mahasiswa agama Islam di lembaga teologi lintas agama," katanya.
Menurut Zaki, kondisi tersebut akan menjembatani mahasiswa menuju ekosistem keilmuan lintas batas yang bertujuan melahirkan inovasi dan imajinasi bahkan profesi tanpa batas.
Namun, lanjut dia, yang menjadi pekerjaan bersama adalah memberikan penguatan dan standar kaidah saintifik pada produk-produk alternatif diluar skripsi, seperti karya intelektual maupun artikel jurnal mahasiswa.
Kemudian kekayaan-kekayaan intelektual lainnya juga perlu diperkuat pada aspek orisinalitas sehingga layak didaftarkan sebagai HAKI maupun paten.
Zaki menerangkan, saat ini Rektor UMPR Dr M Yusuf sudah mengambil peran sebagai dirigen selanjutnya perlu alunan irama yang senada pada struktur-struktur kampus di bawahnya.
"UMPR menjadi pelopor dalam mewujudkan hal ini, sekaligus menjadi brand memproduksi lulusan berkompeten untuk menjawab sekaligus melampaui laju teknologi dan gerak lincah perubahan zaman," katanya.
Baca juga: ICMI: Lulus tanpa skripsi berikan kebebasan mahasiswa berekspresi
Baca juga: Anjar Mahasiswa UMPR pertama lulus tanpa skripsi sepulang dari Spanyol
Baca juga: UMPR berlakukan mahasiswa lulus kuliah tanpa skripsi, berikut penjelasannya
"Skripsi tidak harus menjadi syarat utama, karena tidak semua mahasiswa bercita-cita menjadi peneliti maupun akademisi," kata Zaki di Palangka Raya, Kamis.
Menurut kandidat doktor ini, semangat zaman dan perubahan dunia kerja serta perkembangan teknologi yang nyata, mendorong cita-cita mahasiswa untuk menjadi aktor praktisi yang handal di berbagai sektor tidak terelakkan.
Oleh karena itu, nuansa pendidikan mahasiswa di era sekarang perlu diperkuat dengan terobosan dalam metode pembelajaran yang mampu mensinergikan ilmu murni dengan ilmu terapan. Ini agar para mahasiswa melintasi dan melampaui zaman.
Selain itu, juga perlu ekosistem dan iklim mampu yang mendorong nuansa adaptasi terhadap perubahan serta Mahasiswa yang senantiasa didorong untuk membuat karya dan kekayaan intelektual.
"Bisa saya berbentuk puisi, komik, lagu, cerpen, jurnal ilmiah, buku populer, podcast, pidato, novel, naskah film, cinematography, yang selaras dan bercita rasa dengan prodinya masing-masing seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, agama dan lain sebagainya," katanya,
Menurut dia, keadaan itu penting agar alumni punya nilai tambah dan nilai tawar agar tidak 'gagap' memasuki gegap gempita kompleksitas dunia kerja yang penuh ketidakpastian.
Apalagi, lanjut dia, perkembangan dunia kerja dan teknologi berdampak pada hampir semua sektor yang menjadi pertanda mesin akan bisa menggantikan manusia dalam beberapa pekerjaan.
Baca juga: UMPR gelar kompetisi proposal bisnis tingkat mahasiswa
"Untuk itu, mahasiswa zaman 'now' perlu dibudidayakan untuk mendobrak sekat-sekat keilmuan dengan mencoba hal-hal baru di luar mainstream yang ada," katanya.
Ke depan, lanjut dia, juga perlu dibuat skema magang lintas keilmuan, semisal mahasiswa kesehatan, pertanian, pendidikan magang di Komisi Pemilihan Umum (KPU), legislatif, parpol dan sebagainya.
"Mahasiswa Sospol magang di lini-lini ekonomi kreatif, mahasiswa pertanian magang di inkubator ekonomi atau UMKM dan mahasiswa agama Islam di lembaga teologi lintas agama," katanya.
Menurut Zaki, kondisi tersebut akan menjembatani mahasiswa menuju ekosistem keilmuan lintas batas yang bertujuan melahirkan inovasi dan imajinasi bahkan profesi tanpa batas.
Namun, lanjut dia, yang menjadi pekerjaan bersama adalah memberikan penguatan dan standar kaidah saintifik pada produk-produk alternatif diluar skripsi, seperti karya intelektual maupun artikel jurnal mahasiswa.
Kemudian kekayaan-kekayaan intelektual lainnya juga perlu diperkuat pada aspek orisinalitas sehingga layak didaftarkan sebagai HAKI maupun paten.
Zaki menerangkan, saat ini Rektor UMPR Dr M Yusuf sudah mengambil peran sebagai dirigen selanjutnya perlu alunan irama yang senada pada struktur-struktur kampus di bawahnya.
"UMPR menjadi pelopor dalam mewujudkan hal ini, sekaligus menjadi brand memproduksi lulusan berkompeten untuk menjawab sekaligus melampaui laju teknologi dan gerak lincah perubahan zaman," katanya.
Baca juga: ICMI: Lulus tanpa skripsi berikan kebebasan mahasiswa berekspresi
Baca juga: Anjar Mahasiswa UMPR pertama lulus tanpa skripsi sepulang dari Spanyol
Baca juga: UMPR berlakukan mahasiswa lulus kuliah tanpa skripsi, berikut penjelasannya