Menteri LHK bersama delegasi USAID saksikan pelepasliaran orang utan di TNTP
Pangkalan Bun (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, Siti Nurbaya bersama delegasi Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam kunjungannya ke Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah berkesempatan menyaksikan pelepasliaran orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Sabtu (22/7).
"Melalui kunjungan ini kami mengajak delegasi USAID untuk melihat bukti nyata keberhasilan upaya konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati, termasuk melindungi spesies ikonik Indonesia seperti orangutan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dalam kunjungannya ini, Siti Nurbaya didampingi Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyatmoko, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE Jefry Susyafrianto beserta para Kepala UPT KLHK di Kalimantan Tengah.
Turut serta pula delegasi USAID terdiri dari Asisten Administrator Biro untuk Asia Michael Schiffer, Direktur USAID Indonesia Jeffery P. Cohen, didampingi dua orang dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Minggu, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting Murlan Dameria Pane mengatakan, agenda pertama Siti Nurbaya bersama delegasi USAID di Taman Nasional Tanjung Puting yaitu ke Pondok Tanggui untuk melakukan pelepasliaran dua individu orang utan di Beguruh, Sungai Sekonyer.
"Orang utan tersebut bernama Sydney (jantan, 19 tahun, 61 kg) dan Bella (betina, 26 tahun, 35 Kg) tersebut masing-masing telah menjalani masa rehabilitasi selama kurang lebih 18 dan 20 tahun sebelum dinyatakan siap untuk dilepasliarkan," ucapnya.
Setelah melakukan pelepasan dua orang utan tersebut, rombongan bergeser, untuk kembali melepasliarkan dua individu orangutan bernama Anna yaitu betina berusia 18 tahun dengan berat 45 kg dan Jay yaitu jantan berusia 19 tahun dengan 62 kg.
Baca juga: Menteri LHK kunjungi Taman Nasional Tanjung Puting
Murlan Dameria Pane menyampaikan, usai pelepasliaran empat individu orang utan, rombongan menuju Tanjung Harapan.
"Di sana, Menteri Siti Nurbaya dan delegasi USAID melakukan penanaman bibit pohon endemik jenis Nyatoh dan Kerantungan, yang dilanjut dengan meninjau demplot anggrek dan tumbuhan obat," jelasnya.
Tidak hanya itu, Siti Nurbaya juga berkesempatan memberikan nama untuk enam individu orang utan yang lahir di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.
"Empat bayi orang utan ini berasal dari indukan Salsa, Cheping, Fatimah dan Miki. Sementara dua bayi orang utan lainnya berasal dari orang utan liar," jelasnya lagi.
Setelahnya, rombongan melanjutkan kegiatan tracking menuju lokasi Feeding Tanjung Harapan, untuk menyaksikan langsung orang utan menyantap pakan yang telah disiapkan.
"Kunjungan menteri LHK dan delegasi USAID ini, diakhiri dengan menyusuri Sungai Sekonyer, menyaksikan dan mengamati satwa liar di sepanjang perjalanan dengan menggunakan perahu klotok wisata," demikian Murlan Dameria Pane.
Baca juga: Pemkab cegah penangkapan ikan dengan merusak di perairan Kobar
Baca juga: BMKG perkirakan tiga hari ke depan di Kobar berpotensi terjadi hujan
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar sampaikan pesan penting saat pawai tanglong
"Melalui kunjungan ini kami mengajak delegasi USAID untuk melihat bukti nyata keberhasilan upaya konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati, termasuk melindungi spesies ikonik Indonesia seperti orangutan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dalam kunjungannya ini, Siti Nurbaya didampingi Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyatmoko, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE Jefry Susyafrianto beserta para Kepala UPT KLHK di Kalimantan Tengah.
Turut serta pula delegasi USAID terdiri dari Asisten Administrator Biro untuk Asia Michael Schiffer, Direktur USAID Indonesia Jeffery P. Cohen, didampingi dua orang dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Minggu, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting Murlan Dameria Pane mengatakan, agenda pertama Siti Nurbaya bersama delegasi USAID di Taman Nasional Tanjung Puting yaitu ke Pondok Tanggui untuk melakukan pelepasliaran dua individu orang utan di Beguruh, Sungai Sekonyer.
"Orang utan tersebut bernama Sydney (jantan, 19 tahun, 61 kg) dan Bella (betina, 26 tahun, 35 Kg) tersebut masing-masing telah menjalani masa rehabilitasi selama kurang lebih 18 dan 20 tahun sebelum dinyatakan siap untuk dilepasliarkan," ucapnya.
Setelah melakukan pelepasan dua orang utan tersebut, rombongan bergeser, untuk kembali melepasliarkan dua individu orangutan bernama Anna yaitu betina berusia 18 tahun dengan berat 45 kg dan Jay yaitu jantan berusia 19 tahun dengan 62 kg.
Baca juga: Menteri LHK kunjungi Taman Nasional Tanjung Puting
Murlan Dameria Pane menyampaikan, usai pelepasliaran empat individu orang utan, rombongan menuju Tanjung Harapan.
"Di sana, Menteri Siti Nurbaya dan delegasi USAID melakukan penanaman bibit pohon endemik jenis Nyatoh dan Kerantungan, yang dilanjut dengan meninjau demplot anggrek dan tumbuhan obat," jelasnya.
Tidak hanya itu, Siti Nurbaya juga berkesempatan memberikan nama untuk enam individu orang utan yang lahir di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.
"Empat bayi orang utan ini berasal dari indukan Salsa, Cheping, Fatimah dan Miki. Sementara dua bayi orang utan lainnya berasal dari orang utan liar," jelasnya lagi.
Setelahnya, rombongan melanjutkan kegiatan tracking menuju lokasi Feeding Tanjung Harapan, untuk menyaksikan langsung orang utan menyantap pakan yang telah disiapkan.
"Kunjungan menteri LHK dan delegasi USAID ini, diakhiri dengan menyusuri Sungai Sekonyer, menyaksikan dan mengamati satwa liar di sepanjang perjalanan dengan menggunakan perahu klotok wisata," demikian Murlan Dameria Pane.
Baca juga: Pemkab cegah penangkapan ikan dengan merusak di perairan Kobar
Baca juga: BMKG perkirakan tiga hari ke depan di Kobar berpotensi terjadi hujan
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar sampaikan pesan penting saat pawai tanglong