Moskow/Seoul (ANTARA) - Apa yang diharapkan dunia dari pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan pemimpin Kremlin Vladimir Putin di Rusia nanti?
Kremlin pada Senin mengatakan Putin telah mengundang Kim ke Rusia untuk kunjungan kedua pemimpin Korea Utara itu ke Rusia dan lawatan luar negeri pertamanya sejak pandemi COVID.
Siapa yang dampingi Kim?
Jika dia bepergian dengan delegasi lengkap militer, maka itu mengindikasikan sifat perundingan tersebut. Yang juga menarik adalah siapa saja yang dia temui selain Putin, seperti Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang Juli lalu mengunjungi Korea Utara.
Amerika Serikat menyampaikan keprihatinan atas apa yang mereka sebut kemajuan negosiasi senjata antara kedua negara itu. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mendesak Kim "agar tidak memasok senjata ke Rusia yang pada akhirnya akan membunuh warga Ukraina".
Amerika Serikat menuding Korea Utara memasok senjata untuk Rusia, namun tak jelas apakah ada pengiriman yang dilakukan Korea Utara. Baik Rusia maupun Korea Utara membantah tudingan itu, namun keduanya berikrar memperdalam kerja sama pertahanan.
Apa yang akan dikatakan Putin?
Para analis mengatakan Korea Utara memiliki persediaan peluru artileri, roket, dan amunisi senjata ringan dalam jumlah besar yang bisa membantu Rusia menggantikan stok besar yang telah digunakan selama lebih dari 18 bulan perang di Ukraina, meskipun kualitas dan kemampuan Korea Utara dalam memproduksi senjata secara massal masih belum jelas.
Pekerja juga mungkin menjadi kepedulian Rusia setelah tingkat pengangguran mencapai angka paling rendah. Sebelum resolusi Dewan Keamanan PBB melarang mereka pada 2019, Rusia diperkirakan menampung hampir 20.000 warga Korea Utara, kata Asosiasi Studi Asia.
Sebagai imbalannya, Rusia dapat menawarkan gandum, minyak, dan teknologi militer. Saat bersamaan Kim berusaha mengembangkan kemampuan-kemampuan militer seperti kapal selam bertenaga nuklir dan satelit pengintaian militer.
Rudal balistik antarbenua Hwasong-18 dan ICBM pertama Korea Utara yang berbahan bakar roket padat, telah menghidupkan lagi debat mengenai kemungkinan adanya kaitan Rusia dengan pengembangan rudal secara dramatis yang terjadi di negara bersenjata nuklir tersebut.
Apakah Kim akan bahas senjata nuklir
Dalam beberapa tahun terakhir, sikap Dewan Keamanan PBB terpecah mengenai cara menangani Korea Utara. Rusia dan China menilai sanksi yang lebih berat tak akan membantu dan menginginkan sanksi semacam itu dilonggarkan.
Apapun hasil pertemuan tersebut, KTT itu sendiri merupakan isyarat dukungan bagi masing-masing negara dalam menghadapi sanksi dan tekanan internasional.
Setelah menggelar pembicaraan tatap muka pertamanya dengan Kim pada 2019, Putin menyatakan bahwa usul jaminan keamanan AS mungkin tak akan cukup membujuk Pyongyang agar menghentikan program nuklirnya.
Pada 2019, Putin menyebut Kim orang yang cukup terbuka, bijaksana, dan menarik.
Apa kata Beijing dan Washington?
Korea Utara yang komunis berdiri pada masa-masa awal Perang Dingin dengan dukungan Uni Soviet. Korea Utara kemudian memerangi Korea Selatan dan sekutunya, AS, dan PBB, dalam Perang Korea 1950-1953 sampai menemui jalan buntu. Mereka dibantu China dan Uni Soviet.
Selama puluhan tahun Korea Utara sangat tergantung kepada bantuan Soviet, dan runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an turut menyebabkan kelaparan mematikan di Korea Utara.
Para pemimpin Pyongyang sering berusaha memanfaatkan Beijing dan Moskow untuk menyeimbangkan satu sama lain. Kim awalnya memiliki hubungan relatif baik dengan Rusia dan China, yang keduanya bergabung dengan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi berat terhadap Korea Utara akibat uji coba nuklirnya.
Hal-hal unik dari pertemuan sebelumnya
Baik Putin maupun Kim tahu cara menjadi berita utama dunia.
Pada 2019, kedua pemimpin menghadiri makan malam gala di mana mereka saling bersulang dan menonton pertunjukan musik tradisional serta tarian yang dibawakan seniman-seniman Rusia, termasuk lagu klasik Rusia "Black Eyes" dan lagu Korea "The Great Commander".
Kedua orang itu lalu saling bertukar hadiah. Kim memberikan pedang tradisional Korea kepada Putin, sedangkan pemimpin Rusia itu memberikan pedang dan teh kepada Kim di kereta lapis baja.
Kunjungan Kim ke luar negeri yang jarang terjadi kadang-kadang menyajikan momen lebih jujur dibandingkan apa yang disampaikan media pemerintah Korea Utara yang diawasi ketat.
Dalam pertemuan puncaknya dengan Presiden AS Donald Trump pada 2019 di ibu kota Vietnam, Hanoi, Kim berbicara kepada jurnalis asing untuk pertama kalinya, dalam sebuah kesempatan berfoto.
KTT di mana dia menghabiskan waktu berhari-hari bepergian dengan kereta api melalui China itu juga mengungkapkan interaksi Kim dan saudara perempuannya, Kim Yo Jong. Tayangan TV memperlihatkan pemimpin Korea Utara tersebut sedang istirahat merokok di sebuah stasiun kereta api di kota Nanning di China selatan. Saat itu Yo Jong mendekati Kim sambil kedua tangannya memegang asbak kristal.
Dalam pertemuan puncak dua Korea pada 2018, 12 pengawal pria berjas gelap menjadi berita utama internasional setelah mengawal ketat kendaraan Mercedes-Benz Kim dengan berlari di sisi mobil itu.
Sumber: Reuters