Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG, Subsp. FER mengatakan obesitas berat badan menjadi salah satu penyebab gangguan hormonal yang mengakibatkan pola haid menjadi tidak teratur.
“Salah satu yang menjadi penyebab mens tidak teratur dari pengalaman kami banyaknya gangguan hormonal di usia remaja atau usia muda itu karena problem overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas,” ucap Riyan dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Riyan mengatakan penyebab pola haid tidak teratur bisa dicari tahu melalui pemeriksaan oleh dokter kandungan menggunakan ultrasonografi (USG). Dari pemeriksaan USG akan terlihat jika ada benjolan seperti miom atau ada penebalan di rahim, dan akan dilakukan tindakan seperti penipisan dinding rahim atau pengobatan membuang miom.
Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, bisa disimpulkan haid tidak teratur karena gangguan hormonal yang seringkali disebabkan karena masalah berat badan berlebih. Untuk memperbaiki hormon, pasien biasanya akan diminta untuk mengurangi asupan tinggi karbohridrat dan garam, serta mengonsumsi makanan tinggi serat.
Baca juga: Dokter sebut obesitas tingkatkan risiko idap berbagai penyakit
“Misalnya makanan-makanan yang tinggi serat, tinggi protein, kemudian kita hindari makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, kemudian tinggi lemak jenuh, tinggi garam, perbanyak sayur, perbanyak buah, menambah aktivitas fisik misalnya,” ucap Riyan.
Dia mengatakan batasan normal haid yang teratur setiap bulan adalah antara 24 hingga 38 hari, dengan siklus dalam satu bulan maksimal 8 hari haid. Sedangkan volume darah haid yang normal selama siklus bisa dilihat dari seringnya mengganti pembalut.
Jika lebih sering mengganti pembalut dalam sehari karena volume darah yang lebih deras dari sebelumnya, demikian juga jika lama haid yang lebih dari 2 minggu, Riyan mengatakan itu sudah termasuk gangguan pola haid yang tidak normal.
“Misalnya perempuan ini menstruasinya normal, sebulan sekali kemudian lamanya juga normal 5 hari, tetapi, darahnya banyak setiap hari bisa ganti pembalut 5-6 kali. Ini juga termasuk dari gangguan pola haid,” ucap Riyan.
Baca juga: Diabetes pada wanita sebabkan siklus menstruasi tidak teratur
Sementara itu, pada ibu yang sudah melahirkan, pola haid juga bisa berubah dan belum sepenuhnya kembali normal dalam beberapa bulan karena ada pengaruh dari menyusui.
Jika frekuensi menyusui langsung terhitung cukup banyak, yaitu sekitar delapan kali per hari atau setiap tiga jam, dalam enam bulan pertama kemungkinan dia tidak mengalami haid. Namun, setelah selesai masa menyusui yaitu sekitar 1 atau 2 tahun, siklus menstruasi akan kembali normal seperti sebelum melahirkan.
“Kalau setelah melahirkan setahun atau dua tahun siklus menstruasi tidak kembali ke normal, nah itu bukan pengaruh melahirkannya. Sebaiknya segera cek ke dokter untuk mencari tahu apa penyebab pastinya,” ucap dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Riyan menyarankan jika pada wanita merasa siklus haidnya terganggu diharapkan untuk mengecek ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat-obatan atau minuman pelancar haid. Dokter akan mengecek atau menyarankan untuk memperbaiki pola hidup.
Berita Terkait
Mendagri dorong perubahan pola pikir baru dalam digitalisasi pemerintahan
Jumat, 1 November 2024 22:02 Wib
Benarkah bayi baru lahir bisa kenali pola bunyi kompleks?
Senin, 28 Oktober 2024 17:54 Wib
UPR berpartisipasi wujudkan sekolah sehat melalui gerakan kolaborasi
Senin, 21 Oktober 2024 8:03 Wib
Berikut tiga hal penting pengasuhan digital cegah kecanduan gawai
Jumat, 30 Agustus 2024 9:04 Wib
Cara siasati pola makan dan kesehatan usus bantu percepat penyembuhan
Rabu, 17 Juli 2024 10:17 Wib
Pola makan di usia 40 tahun tentukan kualitas hidup di usia 70 tahun
Kamis, 4 Juli 2024 16:02 Wib
Masyarakat diingatkan perhatikan kondisi tubuh menghadapi cuaca tak menentu
Kamis, 6 Juni 2024 5:47 Wib
Ini rekomendasi pola makan untuk menjaga kesehatan ginjal
Selasa, 19 Maret 2024 8:58 Wib