Pj Gubernur ancam cabut KJP pelajar yang tawuran

id Pj Gubernur Jakarta,KJP,Kalteng,pelajar tawuran,Pj Gubernur ancam cabut KJP pelajar yang tawuran

Pj Gubernur ancam cabut KJP pelajar yang tawuran

Penjabat (Pj). Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023). (ANTARA/Siti Nurhaliza)

Jakarta (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus pelajar yang terlibat tawuran di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, terancam dicabut.
 
"Lagi proses pengecekan (pelajar yang menerima KJP Plus). Ya kan pelajar bawa senjata tajam, tawuran, itu kan sudah melanggar aturan, ditangkap lagi sama pak polisi dan diproses," kata Heru di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.
 
Heru mengimbau kepada seluruh pelajar di DKI Jakarta untuk tidak melakukan tawuran. Seluruh kepala sekolah dan guru memiliki peran penting untuk mengawasi peserta didiknya, sekaligus mengarahkan mereka agar bisa belajar dengan tekun.
 
Heru berharap pelajar di Jakarta lebih mementingkan masa depannya dibandingkan melakukan hal-hal yang membuang-buang waktu.

Lurah Kampung Rawa, Ferry Zahrudin menyebutkan, 19 remaja diamankan karena terlibat tawuran di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat. Di antara mereka ada pelajar yang saat ini dalam proses pengecekan apakah penerima KJP Plus atau tidak.
 
"Yang diamankan ini ada pelajar. Jika mereka menerima KJP yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa terancam dicabut sesuai dengan ketentuan aturan," kata Ferry.
 
Ferry mengatakan, pihaknya masih menunggu data-data nama pelajar yang terlibat dalam tawuran khususnya yang menerima KJP. Data tersebut akan langsung dikirim ke Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat.
 
"Data itu akan menjelaskan peranan pelajar ini apa dalam tawuran. Semua data yang kami dapat nanti langsung kita tujukan ke Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat," ujar Ferry.

Belasan pelaku tawuran di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang masih berstatus pelajar dihukum pihak Kepolisian dengan cara unik, yakni mencuci kaki para orang tua mereka.
 
"Aksi cuci kaki kita pakai sebagai adat ketimuran, biar pelaku insaf, sadar, ada orang tuanya yang melahirkan dan membesarkan sehingga dia akan berbakti kepada orang tuanya," kata Wakil Kapolsek Johar Baru, AKP Sarjana di Kantor Polsek Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (13/11).
 
Setelah mencuci kaki orang tuanya, para pelaku dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing agar dapat melanjutkan sekolah. Polsek Johar Baru masih memburu aktor utama pelaku tawuran lainnya yang masih buron.